His Soft Side - Bab 29 Apakah Memang Begitu Tua?

Itu adalah panggilan telpon dari Ibunya Chloe Jian, Ibunya langsung bertanya setelah telpon tersambung: "Chloe, kamu rasa Jackie ini orangnya bagaimana?"

Chloe Jian spontan pergi melihat Colten Huo sekilas, melihat sang pria sepertinya tidak terbangun, dia berkata dengan suara kecil: "Masih lumayan, Mama, baru saja bertemu untuk pertama kali, memangnya bisa merasakan apa."

Ibu Jian hanya memperhatikan dua kata di awal yang diucapkan, suasana hatinya langsung menjadi sangat baik, "Baguslah kalau masih lumayan, tadi Tante Mao menelponku, katanya kesan Jackie terhadapmu sangatlah baik, dan terus memujimu, ingin menanyakanmu apakah kamu bersedia melanjutkan hubungan ini, aku sudah mewakilimu untuk menyetujuinya."

Parasnya memang lumayan tampan, bahkan foto di KTP pun bisa begitu rupawan, hanya saja benar-benar tidak terlihat telah berumur 32 tahun, dia malah sudah setua itu......" Chloe Jian sama sekali tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh Ibu Jian, saat sang gadis baru mengangkat telpon, menyadari dompetnya Colten Huo masih berada di dalam tasnya, lalu sekalian mengeluarkannya, dan KTP-nya tidak tersimpan dengan baik, dan terjatuh, saat sang gadis hendak menyimpan KTP-nya kembali ke dalam dompet, dia melihatnya sekilas, makanya langsung muncul penilaian di atas.

"Chloe, apa yang sedang kamu katakan? Apanya yang begitu tua, Jackie baru berusia 30 tahun, sama sekali tidak tua! Lagipula kamu sudah 26 tahun, umurmu sudah tidak muda, jangan merasa risi terhadap umur orang lain lagi." Ibu Jian mendengar gumaman Chloe Jian di sisi sana, mengira Chloe Jian merasa risi terhadap umur dari pengacara yang sering menangani kasus luar negeri ini, makanya langsung mengatakan banyak hal baik.

"Mama, mana ada orang yang mengatakan putrinya sendiri seperti ini!" Chloe Jian sangat murung, dia sekarang juga tidak ingin mendengar Mamanya mengungkit nama Jakcie Zhou itu lagi, makanya segera berkata: "Mama, waktu sudah larut, kamu cepatlah istirahat, aku juga sudah ingin tidur!"

Ibu Jian kembali berpesan padanya untuk jangan pernah tidak mengangkat panggilan telpon dari Jackie Zhou sejenak, setelah itu baru menutup panggilan.

Di sisi sini, Chloe Jian telah menyimpan KTP-nya kembali ke dalam dompet, meletakkannya ke atas rak di samping ranjang, menempatkannya bersama dengan ponsel yang baru saja dikeluarkan dari kantong celana, setelah itu, sang gadis mengerutkan keningnya, dan kembali mengambil dompetnya lagi, karena sang gadis sepertinya telah melihat sebuah foto di dalam dompet.

Chloe Jian bukanlah orang yang suka mengorek privasi orang lain, terutama benda seperti dompet yang sangat privasi ini. Kenapa dia bisa merasa tertarik, karena dalam sekilas tatapan tadi, membuatnya merasakan perasaan yang familiar.

Chloe Jian baru saja membuka dompet, ingin melihat foto itu lebih teliti, hanya saja sang wanita cuma sempat melihat sisi samping tubuh dari wanita itu, pergelangan tangannya tiba-tiba telah ditangkap.

"Ah!" Chloe Jian terkejut dan berteriak histeris sejenak, memalingkan kepala, terlihat Colten Huo sedang membukakan sepasang matanya yang kemerahan, terus menatap sang gadis dengan serius, tangan Chloe Jian bergetar, dompet telah terjatuh ke lantai.

"CEO, CEO Huo, kamu, kapan kamu, mulai bangun?" Chloe Jian merasa bersalah hingga bicara pun menjadi gagap, tidak apa jika kepergok melihat isi dompetnya, tapi apakah perkataannya tadi saat menelpon juga didengar olehnya tidak.

Colten Huo tidak menjawabnya, hanya mengatakan sebuah kata, "Air."

Chloe Jian termenung sejenak, kemudian kembali sadar, segera menganggukkan kepala bagaikan mematuk beras, "Aku akan pergi menuangkannya untukmu."

Setelah mengatakannya, sang wanita membungkukkan badan memungut dompet itu dan meletakkannya ke rak di samping ranjang, tidak melihatnya lagi, dia membalikkan badan dan bergegas kabur keluar.

Chloe Jian baru saja berjalan ke samping pintu, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakang, "Apakah 32 tahun, benar-benar begitu tua?"

"Bang!" Chloe Jian lupa dia masih belum membuka pintu, langsung menabrak papan pintu dengan keras, seketika telah membal ke belakang, kepalanya merasa pusing dan matanya bagaikan telah bermunculan bintang-bintang, batang hidungnya terasa sangat nyeri hingga air mata pun mengalir keluar.

Sang wanita tidak berani membalikkan kepala, hanya berpura-pura tidak mengalami apapun, kabur sambil menutup hidung, setelah keluar baru "Fiuh" menghela nafas panjang.

Gawat, sang pria malah telah mendengar semuanya, Chloe Jian mengangkat kepala, mengibaskan tangan di depan hidung, hatinya sangat kaget, berdasarkan sifar CEO Huo yang berhati sempit itu, dia pasti akan memendam dendamnya!

Chloe Jian membawakan segelas air dan masuk kembali ke kamar, terlihat Colten Huo telah duduk di ranjang, dan sedang bersandar di ujung ranjang, jari tangannya menekan kening, sepertinya masih belum sepenuhnya sadar dari kondisi mabuk.

"CEO Huo, air!" Chloe Jian menyodorkan segelas air padanya.

Saat Colten Huo mengulurkan tangan menerima airnya, jari tangannya sepertinya tidak sengaja menyentuh tangannya Chloe Jian, Chloe Jian seketika bagaikan disengat listrik, langsung menarik tangannya kembali.

Colten Huo mengangkat kepala melihat Chloe Jian sejenak, kening dan hidung sang wanita telah merah membara, matanya yang besar pun sepertinya telah berlinang, terlihat lucu juga imut, tiba-tiba melintas ekspresi senyuman di balik mata sang pria sekejab.

Chloe Jian melihat Colten Huo mengangkat kepala meminum segelas air hingga habis, sang wanita merasa ragu sejenak, tapi akhirnya tetap mengatakannya keluar: "CEO Huo, rumahmu di mana, bagaimana kalau, aku tetap pergi...... mengantarkanmu...... pulang......"

Setelah mengatakannya hingga akhir, suara Chloe Jian semakin lama menjadi semakin kecil, dan terakhir hampir tidak bisa terdengar lagi, pandangan mata sang wanita terus bergerak, sama sekali tidak berani bertatapan dengan sepasang mata Colten Huo secara langsung yang terus menatapnya dari tadi.

Colten Huo tidak bersuara dari awal hingga akhir, hanya menatap Chloe Jian seperti itu terus, suasana di sekitar dalam sekejab berubah menjadi sangat hening, kesunyian semakin mengembang.

Dan Chloe Jian lah yang duluan mengalah, "Baiklah, kalau CEO Huo tidak keberatan, maka tidurlah ditempatku untuk semalam, aku akan tidur di sebelah."

Setelah mengatakannya, Chloe Jian berjalan bagaikan kabur, dia merasa apa yang dikatakan oleh Aurora Wu itu benar, CEO Huo memang sangat tampan, hanya saja dia begitu dingin, setiap hari memasang wajah dingin, saat berbicara dengannya selalu harus berhati-hati, siapa pun yang akan hidup bersamanya nanti, bukankah akan mengalami kedinginan hingga mati.

Chloe Jian keluar, pandangan mata Colten Huo kembali ditarik dari tubuhnya sang wanita, sang pria meletakkan gelasnya, mengambil dompet yang ada di samping, saat membukanya, langsung terlihat selembar foto perkecil yang hanya sebesar dua inci, fotonya terlihat sudah cukup tua, sisi fotonya telah menguning, namun gadis yang ada di dalam foto tetap terlihat muda, dia berdiri di sebuah dinding bunga, meskipun hanya ada sosok samping, namun keindahannya, sebanding dengan bunga yang bermekaran di belakangnya......

Malam ini, Chloe Jian tidur dengan tidak nyenyak, di satu sisi dia mengkhawatirkan Lola Luo, di sisi lain merasa apakah dia akan memancing serigala masuk ke dalam dengan membawa pulang Colten Huo ke rumah, lagipula mereka berdua hanya baru kenal beberapa hari saja, apalagi sang pria pernah melakukan ciuman paksa terhadapnya, jika sampai tengah malam nanti, nafsu sang pria kambuh dan akan melakukan sesuatu terhadapnya, apa yang harus dilakukan nantinya?

Meskipun dia pernah berlatih Tai Chi dari Kakeknya beberapa tahun, tapi sang wanita mampu merasakan, Colten Huo juga bukanlah orang yang lemah, entah apakah dirinya bisa menaklukkannya tidak.

Chloe Jian sedang membandingkan kekuatannya dengan CEO Huo sejenak, tapi bagaimana pun, dia merasa sangatlah sukar untuk bisa menaklukkannya.

Chloe Jian tidak tahu kapan dirinya tertidur, mungkin karena benar-benar kelelahan, dia tidur dengan begitu pulas, bahkan saat ada orang yang membuka pintu dan berdiri di samping ranjangnya dalam waktu cukup lama pun tidak disadarinya.

Saat bangun, hari sudah pagi di keesokan harinya, Chloe Jian keluar, menyadari Colten Huo telah bangun, dan sedang berdiri di samping jendela memandang ke luar, dia masih mengenakan baju kemarin, kemeja dan celana panjang yang sederhana, tapi tetap saja tidak mampu menutupi aura kharisma yang memenuhi seluruh tubuhnya, berbahu lebar berkaki tinggi, aura ketenangan yang mendalam bagaikan air yang tenang terpancar dari tubuhnya meski hanya dengan berdiri di sana, memberikan rasa keamanan yang kuat terhadap orang lain.

Cuaca memasuki musim gugur dengan perlahan-lahan menjadi lebih hangat, udara bagaikan penuh dengan aroma bunga.

Colten Huo telah mendengar suara, saat hendak memalingkan kepala melihat ke belakang, cahaya matahari di pagi hari menembus kaca jendela menyinari wajahnya, sinar kuning keemasan membuat raut wajahnya yang awalnya terlihat dingin menjadi lebih hangat, juga membuat warna matanya yang tadinya gelap mendalam tersembunyi di dalam bayangan sinar emas, membuat orang tidak mampu mengerti suasana hati yang terkandung di dalamnya.

Ketika sang pria terus melihat Chloe Jian tanpa mengalihkan pandangan mata, ada beberapa detik dalam sekejab, Chloe Jian merasa jantungnya telah berdebar kencang.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu