His Soft Side - Bab 500 Karena Pernah Mendapatkan, Jadi Susah Dilupakan

"Lebih baik cepat membuat keputusan terhadap orang yang bukan milikmu dan cepat lepaskan niat itu!" Victor merasa dirinya tidak pandai menghibur wanita, karena dia ini bekerja dibidang sejarah.

"Aku juga ingin lepaskan, tetapi tidak begitu mudah." Melisa menutup wajahnya, sambil menggelengkan kepala, air mata juga mengalir dari celah jari tangan, lalu menetas ke lantai dan membasahi lantai.

"Yang perlu aku katakan sudah aku katakan, aku hanya membantu orang itu untuk menyelesaikan harapanmu, tetapi kamu malah seperti ini, aku juga tidak ada cara lagi." Victor bukan orang yang suka gosip, dia juga tidak tertarik untuk mengetahui masa lalu dia. Saat ini dia hanya merasa menyesal karena membantu mengurus hal ini, nanti saat dia kembali pasti akan memarahi orang itu.

"Maaf!" Selesai Melisa menangis, hatinya tidak merasa begitu tertekan lagi, dia berbalik badan, kemudian dari tas mengeluarkan tisue untuk menyeka wajah dan minta maaf pada Victor, "Kali ini aku sudah merepotkan Profesor Ling."

"Tidak apa-apa." Victor merasa sangat malu berdiri di sini, karena orang yang melewati jalan ini selalu melihat dia, seperti dia yang memaki Melisa.

Dia menengadahkan kepala melihat ke depan untuk mengabaikan tatapan orang itu, tetapi malah melihat Colten pergi dari pintu samping, jadi bertanya: "Melisa, kamu ingin kembali ke hotel istirahat atau makan di sini?"

Saat ini Melisa sudah tenang, dia berpikir sejenak dan menjawab, "Aku sudah naik pesawat seharian, makanan di pesawat tidak enak, sekarang juga lapar jadi aku ingin makan dulu."

Victor bertanya, "Perlu aku temani kamu?"

Melisa menggelengkan kepala, "Aku bisa pergi sendiri, nona Keluarga Zheng adalah teman kuliahku, aku bisa mencari dia, maaf malam ini sudah merepotkan Profesor Ling."

Victor melambaikkan tangan, dia sebenarnya tidak ingin melihat wanita menangis, jadi bergegas pamit dan mengejar Colten.

Melisa berdiri sebentar di tempat, sampai sudah menenangkan diri, dia baru masuk ke dalam aula.

Saat masuk ke dalam aula, Melisa hampir menabrak seseorang.

"Aiya, siapa yang tidak punya mata!" Orang itu hampir kepeleset, jadi perkataannya sedikit kasar.

Melisa bergegas mengulurkan tangannya untuk memegang tangan orang itu, "Darine, ini aku."

Awalnya Darine ingin marah, tetapi setelah melihat wajah Melisa penuh dengan air mata sampai make-up juga luntur dan membuatnya menjadi khawatir, "Kenapa, siapa yang berani menyinggung supermodel Chen, cepat katakan padaku, aku bantu kamu balas dendam!"

"Ayo, kita ke kamarmu bahas saja." Melisa melihat Colten sedang di pintu samping membahas masalah dengan Tuan Besar Keluarga Zheng, meskipun dia ingin melihat Colten, tetapi dia tidak ingin ada orang yang melihat tampaknya seperti ini, jadi hanya bisa menundukkan kepala menarik Darine naik ke atas.

"Ih, ini bukannya Melisa? Beberapa tahun ini dia menjadi supermodel Feisheng Internasional ." Di dalam aula ini ada yang melihat Melisa, jadi langsung mengenalinya.

"Sepertinya dia, tadi aku melihat dia menangis di taman."

"Menangis? Kenapa?"

"Tidak tahu, dia terus bersama dengan Profesor Ling Universitas Beijing, apa ada--"

"Jangan asal bilang, Profesor Ling sudah menikah, anaknya sudah SD, kalian pasti tidak tahu, tadi aku melihat Melisa menghalang jalan Colten, dia karena Colten baru menangis."

"Begini ya, apa dia dengan Colten......"

Segerombolan orang ini juga membahas dan rumor menjadi terbuat.

Namun tidak ada orang yang berani mengatakan perkataan di depan Colten, meskipun Victor bisa mendengar perkataan mereka, tetapi sikapnya sangat terbuka, tentu saja tidak akan pergi mengoreksi perkataan mereka.

Colten tidak berada lama di sini, selesai membahas masalah dengan Tuan Besar Keluarga Zheng, dia bergegas pergi dan Victor hanya bisa menggelengkan kepala.

Setelah Melisa selesai make-up, dia turun dari atas, tetapi tidak menemukan Colten di lantai satu, akhirnya Darine bertanya pada kakaknya, baru tahu Colten sudah pulang.

Darine bertanya pada Melisa, "Sangat kecewakan?"

Dia dengan Melisa adalah teman kuliah, hubungan sangat baik juga tahu masalah hati Melisa, dia mengerti Melisa kali ini kembali demi Colten, tetapi tidak mendapat perkembangan yang baik.

"Ini bukan kekecewaan yang pertama kali." Ekspresi Melisa sangat sedih. Meskipun sangat lapar, tetapi dia tidak ada selera makan.

"Dia sudah menikah, seharusnya kamu melepaskan hubungan ini." Darine tidak setuju dengan keras kepala Melisa, "Kamu lihat kamu, awalnya kamu adalah orang yang cantik, percaya diri, tetapi malam ini malah menangis seperti seekor anjing, ini benar-benar berbeda dengan temperamenmu di catwalk, apa kamu merasa ini layak? Begitu banyak pria yang suka kamu, tetapi kamu tidak suka. Untuk apa kamu terus suka pada Colten?"

"Kamu tidak mengerti." Melisa dengan Darine duduk di sudut, setelah dia mendengar perkataan Darine, dia dengan senyum pahit meletakkan piring yang penuh dengan makanan.

"Kenapa aku tidak mengerti?" Darine menghela nafas, "Kita sudah mengenal sangat lama, setiap membahas tentang Colten kamu pasti bersikap seperti ini, Melisa setiap orang harus melihat ke depan, hati dia tidak berada di sampingmu, kenapa kamu keras kepala?"

"Karena dia adalah Colten!" Melisa menghela nafas, "Aku sudah mencintai dia selama puluhan tahun, jika tidak pernah dapatkan, maka tidak akan sedih, karena dulunya kita ada hubungan, jadi sangat susah dilupakan......"

"Ai, aku tidak ingin mengatakan kamu lagi, Melisa cepat lambat, kamu akan mempermainkan dirimu sampai mati!" Darine tidak suka dengan pria, dia sama sekali tidak mengerti kenapa Melisa bisa begitu mencintai orang itu.

Saat Colten sampai rumah sudah jam 09.30, jika biasanya dia ada pesta seperti ini, maka akan pulang lebih lama.

Di dalam rumah sangat tenang, Colten tidak menemukan Chloe di dalam kamar dan ruang belajar, jadi dia ingin bertanya pada pengurus rumah. Tiba-tiba terdengar suara piano dari arah taman.

Sekejap hati Colten menjadi tenang, dia bergegas turun dan ke rumah kaca.

Taman ini sangat besar. Di malam hari pemandangan rumah kaca menjadi cantik, meskipun tidak ada bunga tetapi ada banyak tanaman hijau dan sinar lampu yang sederet ini membuat rumah kaca terlihat seperti surga, di dalam tanaman ini ada seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna kuning, seperti seorang peri, kemudian ada suara piano, sehingga membuat Colten merasa dirinya berada di surga.

Chloe tidak tahu Colten datang ke sini, hanya dengan serius memainkan piano, sampai Colten dari belakang memeluknya, dia baru terkejut dan diwaktu terkejut ada beberapa nada piano yang salah dimainkannya.

"Ah!" Chloe dengan kaget berteriak, "Kapan kamu pulang?"

Colten duduk di kursi, sambil menggendong Chloe, agar dia duduk di kakinya, "Baru saja pulang dan aku sudah selesai mendengar lagu ini."

Chloe memeluk leher Colten, kemudian dengan tatapan bersinar melihatnya, "Kenapa kamu tidak bicara, tadi sudah mengagetkan aku."

Colten memegang hidung Chloe, lalu dengan tidak senang berkata, "Aku ingin tanya padamu, bukannya kamu tidak enak badan? Kenapa tidak istirahat, bisanya kamu ke sini main piano? Lalu memakai baju yang tipis!"

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu