His Soft Side - Bab 60 Ada Udang di Balik Batu

"Dia ada bilang kenapa mencariku tidak?" Chloe Jian menggigit sebutir telur ayam, mengambil ponsel yang terletak di atas meja sambil menanyakan.

"Tidok odo!" Lola Luo mengigit sendok menggelengkan kepala, "Hanya memintamu untuk kembali meneleponnya."

Chloe Jian membuka Wechat, melihat sejenak, selain grup teman sekelas yang terus berbincang-bincang dengan begitu panas, tidak ada pesan lainnya lagi, setelah itu baru dia keluar, lalu kembali menghubungi telepon Robin Cheng.

"Adik Jian." Robin Cheng mengangkatnya dengan sangat cepat.

"Ro—— Kakak Kelima, tadi pergi jogging, ada apa mencariku?" Chloe Jian bertanya sambil tersenyum.

"Memang ada masalah, Adik Jian, saat datang ke perusahaan, boleh sekalian bantu belikan bunga kamperfuli? Kakak Keempat tiba-tiba ingin menggunakan bunga itu untuk menyeduhkannya dan meminumnya, tapi iblis ini malah menyuruhku untuk mengadakan rapat rutin pagi hari ini, aku jam 5.30 sudah datang ke perusahaan untuk lembur hingga sekarang, sungguh tidak bisa pergi sama sekali." Robin Cheng mengeluh dengan penuh kesal.

"Hmm, tidak perlu beli, aku ada, nanti akan kubawakan." Chloe Jian manahan tawa, dia semakin merasa Robin Cheng ini cukup menarik juga.

"Kalau begitu, maaf merepotkan Adik Jian, dan juga mohon agar Adik Jian bisa langsung mengantarkannya ke sini ya." Robin Cheng kelihatannya memang cukup sibuk, Chloe Jian terus mendengar "Tik tik" suara ketikan papan keyboard, setelah mendengar ucapan ini, dia langsung menutup panggilan.

"Tersenyum bahagia begitu, jangan-jangan para pengejarmu lagi ya?" Lola Luo melirik Chloe Jian, tertawa dengan iseng, "Bahkan memanggilnya dengan begitu akrab, Ro—— Kakak Kelima."

"Mana ada begitu banyak pengejar!" Chloe Jian membalikkan bola mata putih terhadap Lola Luo dengan kesal, menguburkan kepala menyantap bubur, sambil berkata dengan kumur-kumur: "Dia adalah asisten khususnya Colten."

"Chloe, hal yang kukatakan semalam, sudah kamu pikirkan?" Lola Luo menopang dagu dengan tangannya, menggunakan sendok mengetuk mangkuk Chloe Jian.

"Tidak kupertimbangkan! Aku tidak sanggup melakukannya!" Chloe Jian selesai meminum bubur suapan terakhir, mengangkat kepala melihat Lola Luo, berkata dengan serius: "Lola, aku sekarang tidak ingin menikah, juga tidak ingin berpacaran, sebelum Mama telah pulih, semua hal ini merupakan hal yang langka bagiku, aku juga tidak ingin menjual tubuhku untuk mendapatkan uang, terlalu kotor."

"Hah, sebenarnya aku sudah mengetahui hasilnya dari awal, kalau itu adalah aku, mungkin aku juga tidak akan berbuat seperti itu." Lola Luo menghela napas, mengulurkan tangan menggenggam tangan Chloe Jian, berkata dengan suara lembut: "Tapi, aku selalu merasa Colten sangat tulus terhadapmu, bagaimana kalau kamu mempertimbangkannya sejenak untuk berpacaran dengannya, dia jauh lebih tampan daripada Ocean, aku sangat menantikan, saat ketika Rosy Lin melihat kamu telah menemukan pacar yang begitu tampan seperti ini, dia pasti akan merasa sangat iri."

Setelah mendengarnya, Chloe Jian tertawa, balik menggenggam tangan Lola Luo, berkata dengan tak berdaya: "Aku mana boleh berpacaran dengan seorang pria yang tidak kucintai hanya demi membuat Rosy Lin iri."

"Sekarang tidak cinta, tidak berarti nantinya tidak cinta!" Lola Luo cemberut, melirik Chloe Jian sejenak, "Chloe, kenapa aku merasa kamu berprasangka terhadap Kak Huo si tampan?"

"Mana ada!" Chloe Jian tersenyum dengan merasa sedikit bersalah, menarik tangannya kembali, berdiri dan berkata: "Sudahlah, aku sudah harus pergi bekerja!"

"Bersama-sama!" Lola Luo juga berdiri dan mengambil tas.

Berjalan sampai depan pintu, Chloe Jian tiba-tiba teringat ingin membawa bunga kamperfulli yang dijanjikannya terhadap Robin Cheng tadi, makanya kembali masuk, mengeluarkan sebuah kotak besi dari dalam laci, lalu memasukkannya ke dalam tas.

Saat Chloe Jian tiba di perusahaan, kebetulan merupakan masa memuncaknya orang datang kerja, orang yang menunggu lift sangat banyak, dia tidak akan mendengarkan ucapan Robin Cheng untuk menaiki lift khusus bagi CEO hingga lantai 28 di depan banyak orang seperti ini, apalagi, dia dari awal pun tidak berniat untuk mengantarkannya sendiri, itu akan sangat menarik perhatian orang lain.

Menempelkan kartu untuk absensi kerja, Chloe Jian baru saja duduk, langsung terlihat Agnes si pegawai baru dengan begitu rajinnya menghidangkan secangkir kopi untuknya.

"Kak Jian, pagi!" Agnes tersenyum, "Aku khusus menyeduhkan kopi untukmu."

"Panggil aku Chloe saja!" Chloe Jian melihat garis kerutan di wajah Agnes yang tetap tidak tertutupi meskipun telah memakai riasan tebal, merasa sangat aneh jika memanggilnya kakak, lalu melihat seduhan kopi instan di mejanya, sudut mata bergetar, tapi tetap berkata dengan sangat sopan: "Mohon maaf, aku tidak minum kopi."

"Kalau begitu, kamu suka minum apa, katakan padaku, aku akan pergi membuatkannya untukmu." Agnes berkata dengan polos.

"Tidak perlu, aku telah membawa air sendiri." Chloe Jian mengeluarkan termos dari dalam tas, menolaknya dengan sopan.

"Begitu ya......" Agnes sepertinya sangat kecewa, tapi sepasang matanya terus menerawang ke sekitar, melihat Chloe Jian mengeluarkan barang dari dalam tas, dia juga memanjangkan leher untuk melihat, "Eh, kotak ini sangat indah, apa isinya?"

Setelah mengatakannya, dia tiba-tiba mengulurkan tangan dan hendak mengambil kotak besi itu dari dalam tas Chloe Jian.

Chloe Jian seketika mengerutkan kening, segera menarik tasnya kembali, memperlihatkan ketidaksenangannya secara terus terang, "Apa yang kamu lakukan?"

"Chloe, eh, maaf, aku merasa kamu sangat cantik dan ramah, terlihat bagaikan teman lama, seketika telah lupa, maaf, aku benar-benar tidak sengaja." Agnes bagaikan telah terkejut, menarik kembali tangannya, berkata dengan tidak tenang.

"Ada apa?" Rekan kerja Departemen Humas di sekitar langsung melihat ke sini setelah mendengar suara.

"Aku, ini semua salahku......" Agnes lebih terlihat ketakutan hingga hampir menangis.

"Chloe, ada apa denganmu sebenarnya? Apakah Agnes melakukan kesalahan? Gadis kecil baru datang beberapa hari ini, jika ada kesalahan, jangan memperhitungkannya." Kak Xiao adalah orang yang sangat baik, saat melihat Agnes terlihat merinding seperti itu, instingnya langsung mengatakan Chloe Jian telah mengomelinya.

"Ini semua salahku!" Agnes terus mengatakannya, "Bukan kesalahan Chloe."

Dengan perkataannya ini, rekan kerja di sekitar langsung mengatai Chloe Jian.

"Memang kamu yang bersalah, kita berdua sepertinya masih belum begitu akrab hingga kamu boleh mengulurkan tangan mengambil barang dari tasku!" Chloe Jian mana mungkin tidak sadar, Agnes ini sengaja terlihat menyedihkan, tujuannya adalah untuk membuat para rekan kerja mengira dirinya sedang menindasnya, dan mendapatkan belas kasihan, makanya dia sama sekali tidak akan merasa segan.

"Benarkah seperti itu?" Dengan perkataan Chloe Jian ini, Kak Xiao melihat ke arah Agnes, mengandung kebingungan dalam pandangan matanya.

"Aku, aku melihat kotak itu begitu indah, jadi...... Agnes menundukkan kepala berkata dengan bergumam, dia tidak menyangka Chloe Jian akan begitu berterus terang seperti ini, seketika langsung tidak tahu harus bagaimana mengarang kata-kata.

"Itu berarti, kamulah yang bersalah, semua orang memiliki hal privasi masing-masing, memangnya kamu sendiri bersedia membukakan tasmu untuk diperlihatkan kepada orang lain?" Kak Xiao berkata dengan tidak senang.

"Aku, aku......" Agnes menggigit bibir, berwajah memelas kasihan.

"Apa yang sedang kalian lakukan? Ming's Corp membagikan gaji untuk kalian, hanya untuk menyuruh kalian datang dan berbincang-bincang?" Tepat pada saat ini, suara Sherin Xia terdengar dari ujung kantor, orang-orang langsung bubar.

"Chloe. Maaf." Agnes menundukkan kepala dan mengatakannya, lalu membalikkan badan dan berlari jauh.

"Kenapa?" Aurora Wu masuk, masih belum begitu mengerti situasinya, melihat Chloe Jian memurungkan wajahnya, langsung menanyakannya.

"Kenapa Agnes ini bisa masuk? Departemen Humas sepertinya tidak memerlukan gadis kecil untuk membantu dalam hal pekerjaan kasar." Chloe Jian merasa Agnes ini sepertinya sengaja untuk mendekatinya, apalagi, reaksi Agnes juga sangat tidak normal terhadap kejadian hari ini.

"Dia dimasukkan oleh Rubah Xia." Aurora Wu berpesan pada Chloe Jian, "Jangan menghiraukannya, ada udang di balik batu!"

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu