His Soft Side - Bab 16 Rasa Takut Akan Lift

Chloe Jian sangat tidak menyukai ruang yang tertutup rapat seperti lift, ia selalu saja merasa sangat tertekan setiap kali harus menaiki lift, terlebih lagi jika kini ia berada di situasi dimana hanyah ada dia dan Colten Huo di dalam lift tersebut.

Colten Huo terlebih dahulu melangkah masuk ke dalam lift, Chloe Jian kemudian berusaha untuk berdiri sedikit jauh darinya, sehingga mereka berdua kini berdiri di kedua sudut yang saling berhadapan di dalam lift.

Chloe Jian menundukkan kepalanya, sehingga ia tidak menyadari bahwa Colten Huo terus memiringkan kepalanya, lalu melihat bayangannya di dinding kaca lift.

Chloe Jian hari ini mengenakan kemeja putih dan rok hitam, lalu mengenakan sebuah mantel berwarna khaki, rambut panjangnya yang berwarna hitam dan berkilauan itu terurai, walaupun riasannya terlihat sangat sederhana, namun, ia terlihat lebih muda dan menawan, membuat orang teringat kembali akan bunga sekolah pada masa kuliahnya. Setelah Colten Huo mengambil kacamatanya pada hari itu, ia sudah memberli kacamata yang baru, namun, ia tetap saja merindukan perasaan memakai kacamatanya yang lama, ia selalu saja merasa kurang nyaman dengan kacamatanya yang baru, jadi ia akhirnya tidak memakainya lagi.

Dari sudut pandang Colten Huo, ia dapat melihat jelas bulu mata Chloe Jian yang panjang dan melentik, lalu hidungnya yang cukup tinggi, bibir yang menawan, yang menyebabkan sudut matanya meninggi ketika ia tersenyum, wajah ini sudah sering kali ia temui dalam mimpinya......

Chloe Jian bukanlah orang yang tidak sensitif, ia sudah tahu sejak awal bahwa Colten Huo sedang memperhatikannya, ia juga dapat merasakannya, setelah bertemu pada malam itu, Colten Huo memang bersikap berbeda padanya, namun, Chloe Jian tidak berani berpikir terlalu jauh, juga tidak ingin terlalu memikirkannya.

Chloe Jian hari ini memang datang jauh lebih awal, seiring dengan naiknya lift, tidak ada seorangpun yang menekan tombol berhenti. Chloe Jian semakin merasa gugup, ia ingin sekali melarikan diri dari situasi ini dan menjauhi lelaki ini.

Lift akhrinya berhenti, ketika Chloe Jian hendak melangkah keluar, sebuah tangan besar tiba-tiba menariknya, Chloe Jian pun terkejut dan ingin melepaskannya tanpa ia sadari,"Lepaskan!"

Namun, ketika ia baru saja selesai berbicara, ia tiba-tiba merasa lift tersebut bergoyang hebat, kemudian diikuti dengan kecepatan turun yang sangat cepat, lampu di dalam lift semua juga mati dalam sekejap.

"Ah!"Chloe Jian berteriak di tengah kegelapan, ia benar-benar terkejut hingga hatinya hampir saja melompat keluar.

"Jangan takut, sandarkan punggungmu pada dinding, lalu tahan posisi setengah menjongkok!" Colten Huo memeluk Chloe Jian, lalu berbisik di samping telinganya.

Chloe Jian kini benar-benar tidak bisa berpikir jauh lebih banyak lagi, ia langsung mengikuti perkataan Coltlen Huo, ini bukanlah pertama kalinya ia bertemu dengan situasi dimana lift tiba-tiba menurun, kejadian enam tahun yang lalu itu masih saja membuatnya merasa gugup hingga hari ini, ia tidak bisa menahan diri untuk teringat kembali akan kejadian pembunuhan yang mengerikan yang pernah ia dengar di berita, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika Colten Huo hari ini tidak bersamanya.

Ia sangat takut akan kematian, ia tidak boleh mati, ia masih harus menjaga ibunya!

Untung saja lift tersebut hanya menurun hingga ke lantai tiga dan berhenti, lampu darurat yang menyala akhirnya meredup. Chloe Jian merasa kakinya sudah melemas, ia menghela nafasnya dan merasakan kepedasan dalam tenggorokannya, hatinya baru saja menerima tekanan yang sangat besar, sehingga hatinya kini terus berdebar kencang.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Suara Colten Huo tiba-tiba terdengar di samping telinga Chloe Jian, dengan sedikit nada mendalam dan perasaan khawatir.

Chloe Jian menggelengkan kepalanya, namun, ia langsung teringat bahwa Colten Huo tidak akan bisa melihatnya menggelengkan kepalanya di tengah kegelapan ini, sehingga ia perlahan berkata,"Aku baik-baik saja?"

"Apakah kamu membawa ponselmu?" Colten Huo terdiam sejenak, lalu tiba-tiba berkata,"Pinjamkan kepadaku, aku ingin menelepon."

"Baik!" Pikiran Chloe Jian kini mengosong, ia tidak berpikir lebih lagi, dan langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya, kemudian memberikannya kepada Colten Huo.

Ponselnya menyala, dengan bantuan cahaya redup, Chloe Jian dapat melihat Colten Huo sedang menelepon, ia lalu mendengar bahwa orang yang berada di sisi lain panggilan itu berjanji akan segera tiba.

Setelah panggilan terputus, Colten Huo tidak langsung mengembalikan ponsel itu kepada Chloe Jian, ia mengetik sederetan nomor, lalu meneleponnya, Chloe Jian mendengar ponsel yang berada dalam kantungnya itu berdering, ia lalu mengetik lagi, sepertinya ia sedang menyimpan nomornya, lalu mengembalikan ponselnya kepada Chloe Jian.

"Itu nomor ponselku!" Ucapnya sambil menundukkan kepalanya dan menatap mata Chloe Jian.

Chloe Jian melihat nama Colten Huo yang sudah tersimpan itu muncul di layar ponselnya, lalu kembali menatap lelaki tersebtu, dan tiba-tiba merasa sedikit kebingungan,"Ke, kenapa?"

Ia jelas-jelas membawa ponselnya, tetapi ia meminta ponsel Chloe Jian untuk menelepon, apakah ini hanya karena ia menginginkan nomor ponselnya?

Chloe Jian tahu bahwa dirinya memang sangat cantik, dari sejak ia kecil hingga dewasa, banyak sekali orang yang mengejarnya, jumlahnya sudah tidak lagi terhitung, namun, ia masih belum menemukan yang ia rasa tepat, seperti Colten Huo yang memiliki latar belakang keluarga yang baik, penampilan baik, bahkan lelaki yang sudah tertarik padanya ketika mereka baru saja bertemu.

Hingga saat inilah, Chloe Jian menyadari bahwa ia kini sedang berpelukan dengan Colten Huo, tepatnya, Colten Huo yang sedang memeluknya, bahkan memeluknya dengan sangat erat.

Wajah Chloe Jian langsung memanas, ia mengulurkan tangannya, meletakkannya di depan dada Colten Huo dan ingin menyingkirkannya, tetapi ia tidak bisa mendorongya, Chloe Jian merasa sedikit kesal, sehingga ia bertindak sedikit lebih kuat.

Ketika tangan Chloe Jian baru saja hendak menyentuh dada Colten Huo, ia tiba-tiba merasa lift tersebut kembali bergemetar, sudut goyangan kali ini terasa cukup besar, namun tidak sempat menurun, Chloe Jian sejenak tidak dapat berdiri dengan stabil, ia pun mengubah dorongannya itu menjadi cengkraman, dan menggenggam erat pakaian Colten Huo.

Lift tersebut bergetar beberapa kali, hingga akhirnya perlahan kembali naik ke atas, Chloe Jian sejenak tidak berani menghela nafasnya, ia khawtatir akan mengalami fenomena tanpa beban sekali lagi, perasaan tersebut benar-benar sangat tidak nyaman.

Colten Huo memberikan ponselnya kepada Clara Jian, ketika ia hendak mendorongnya, lift kembali naik ke atas, namun, kejadiannya terjadi dalam sekejap. Chloe Jian sudah yakin situasi sudah tidak lagi berbahaya, tetapi ia masih tidak berani melepaskannya, ketika ia teringat akan hal tersebut, ia mengangkat wajahnya dan berencana untuk bertanya apa alasan Colten Huo sebenarnya ingin mendekatinya.

Namun, Chloe Jian tidak menyangka bahwa Colten Huo akan tiba-tiba menundukkan kepalanya, mungkin Colten Huo juga tidak menyangka bahwa Chloe Jian akan mengangkat kepalanya, akhirnya, bibir mereka berdua sekejap saling bertabrakan.

Lampu darurat yang berada di atas kepala mereka itu terus berkedip, di bawah cahaya lampu yang redup, Chloe Jian membuka lebar kedua matanya, lalu menatap lelaki yang berada dekat dengannya hingga ia bisa mencium nafasnya itu dengan tatapan terkejut, pada saat ini, ia hanya merasa semua pikirannya mengosong, dan tersisa suara "weng".

Mengapa bisa menjadi seperti ini?

Chloe Jian akhirnya kembali sadar dan langsung mengulurkan tangannya untuk mendorong Colten Huo, ia memalingkan wajahnya dan ingin melepaskan bibirnya.

Namun, hal yang membuat Chloe Jian terkejut adalah, Colten Huo tiba-tiba mengulurkan tangannya, menahan bagian belakang kepalanya dan tidak membiarkannya bergerak, ia menahannya di dinding, bibirnya menahannya, bahkan nafasnya terdengar jauh lebih memberat.

"Huhu......,"Chloe Jian terlihat tercengang, ia terus mengulurkan tangannya untuk mendorong Colten Huo, tatapannya dipenuhi dengan rasa terkejut dan mengeluh, dia, apa yang sebenarnya ingin ia lakukan?

Pada saat Colten Huo menambah tenaganya untuk mengurangi kemampuan melindungi diri Chloe Jian, lift tiba-tiba berhenti, lalu terdengar suara gaduh dari luar pintu, petugas penyelamat sepertinya sedang mencoba untuk melakukan beberapa tindakah.

Setelah suara "ding", celah tipis terbuka diantara pintu, ada orang yang berteriak,"CEO Huo? Apakah kamu baik-baik saja?"

Perasaan Chloe Jian benar-benar berdebar kencang, ia tidak memberontak lagi, tatapannya kini menjadi penuh permohonan, ia tidak bisa membiarkan orang melihat kejadian di dalam lift saat ini, Colten Huo sudah menjadikannya sebagai pusat perhatian setelah mengambil kacamatanya, jika orang lain melihat ia berciuman dengan CEO di dalam lift, maka ia sepertinya tidak akan bisa menetap di Ming's Corp. lagi.

Bahkan, sekalipun ini bukanlah ciuman yang ia inginkan.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu