His Soft Side - Bab 587 Tenggat Waktu Terakhir

Rosy Lin sebenarnya sempat terpikir mencari Zafron Huo. Namun, apa mau dikata, pria itu sedikit pun tidak memiliki sikap lembut pada wanita. Mencarinya sama saja menimbulkan masalah baru!

Di Amerika dulu, si wanita tampil senang di permukaan. Zafron Huo memberinya banyak uang, tetapi tidak ada yang tahu si pria “pengidap kelainan” itu sekejam apa. Wanita hanya mainan di matanya, makanya Rosy Lin langsung merasa sangat iri dan cemburu ketika melihat Colten Huo sangat mencintai Chloe Jian. Ia berambisi menggantikan posisinya……

Tidak lama kemudian, Zafron Huo meninggalkannya. Sekembalinya ke China, mereka pun berjumpa hanya karena si pria mencari Chloe Jian. Sikapnya waktu itu jadi sangat dingin.

Sekarang, ketika temperamennya si pria semakin tidak jelas, ia yakin ingin mendekatinya? Bakalkah Zafron Huo meladeninya?

Merasa tidak yakin, Rosy Lin memutuskan untuk mengamati situasi lagi dulu. Jika Zafron Huo benar-benar sukses merebut posisi pimpinan keluarga Huo, ia pasti akan mencarinya. Sekali pun tidak akan begitu dianggap oleh si pria, setidaknya ia bisa menikmati kekayaan yang tidak bakal habis seumur hidup.

Uang hasil jerih payah Rosy Lin sebagai pekerja rendahan sekarang sungguh tidak cukup, apalagi kalau ia harus membantu Draco Lin. Setelah sengaja melukai orang, dia kabur dan belum tertangkap sampai sekarang. Bulan lalu, pria itu menghubunginya dan meminta uang.

Rosy Lin sebenarnya malas meladeni, namun juga takut dicari langsung olehnya. Ia tidak mau nama baiknya tercemar! Punya seorang ibu yang ditangkap polisi sudah membuat orang memandangnya dengan sinis, apalagi kalau mereka tahu dia juga punya kakak seorang pembunuh? Sekalinya kabar ini tersebar luar, orang-orang kaya pasti tidak akan mau menikah dengannya, bahkan orang-orang jelata pun juga akan berpikir dua kali.

“Rosy Lin? Rosy Lin, apa kau mendengarkanku?”

Rosy Lin memang tidak sedang berkonsentrasi. Begitu mendengar teriakan Harrison Jian, ia menarik rambutnya dengan sangat jengkel. Berhubung Colten Huo mau mencampakkan Chloe Jian, rencana yang sudah disusunnya untuk mendekati si pria bakal berakhir sia-sia. Kalau begitu, Harrison Jian tidak punya nilai guna lagi buatnya. Tingkat kesopanan bicaranya ke si ayah pun berubah drastis.

“Dengar!”

“Kalau begitu kapan kau bisa memberiku uang, aku hampir kehabisan uang untuk makan!” pinta Harrison Jian dengan muka tebal.

“Ayah, bukankah aku baru memberimu enam juta minggu lalu? Kamu berjudi lagi ya? Uangku sekarang tidak banyak, mama juga masih butuh uang untuk perawatan. Plis, berhentilah berjudi!” Si wanita menundukkan kepala untuk meredakan emosi.

“Paham, paham. Ber aku uang untuk makan dulu, aku tidak akan taruhan lagi!” jawab si ayah asal. Khawatir si anak bakal bicara apa-apa lagi, termasuk menyuruhnya mencari uang sendiri, Harrison Jian langsung mematikan telepon.

Dengan emosi membara, Rosy Lin melempar ponsel ke atasa meja. Ia gigit-gigit bibir dengan tatapan dingin. Setelah menimbang sejenak, ia mengambil lagi ponselnya dan mengecek jumlah uang yang masih ada di rekening. Sekali melihat jumlahnya, alisnya segera terenyit.

Saldo simpanannya makin berkurang. Jelas sekali gaji di Ming’s Corp ini sangat kurang, apalagi ia harus membiayai Harrison Jian dan Draco Lin pula. Kepala Rosy Lin tiba-tiba pening.

Beberapa hari kemudian, berita rencana pernikahan Colten Huo dan Mona Mu tidak berkurang juga, bahkan semakin banyak. Dalam waktu singkat, semua orang di China tahu kabar ini.

Chloe Jian awalnya masih sangat pede dan terus berkeyakinan bahwa Coltten Huo tidak mungkin berkhianat. Sekali pun foto Colten Huo dan Mona Mu berseliweran, ia bisa tutup mata.

Namun, orang-orang di sekitarnya tidak berpikir demikian. Tiap kali tiba di Sekolah Musik Tianle, Chloe Jian bakal langsung menjumpai orang yang menunjuk dirinya dan berkerumun sambil bergosip. Tiap kali menjumpai sosoknya, aura orang-orang itu bakal mengganas. Bahkan, Kak Zhang dan Kevin Yu yang satu ruang kerja dengannya juga memandang dia dengan tatapan simpatik.

Chloe Jian di luaran masih tenang seperti semula. Hanya dirinya sendiri yang tahu bahwa dia tidak pernah bisa tidur tiap malam. Matanya benar-benar terbuka sampai matahari terbit…….

Chloe Jian tidak ingin membaca berita, namun juga tidak bisa menahan diri untuk mencari kabar terbaru tentang Colten Huo. Sejak kembali ke Beijing, si suami belum pernah mengontaknya lagi. Si wanita sudah berulang kali menelepon nomornya, namun langsung segera ditolak. Gila!

Karena takut situasi Colten Huo lagi tidak cocok untuk menjawab, juga khawatir ada orang yang terus mengawasi si pria, ia selalu takut meneleponnya lagi setelah ditolak. Pola itu berlangsung berulang-ulang.

Pada masa-masa ini, satu hari terasa bagai satu tahun buat Chloe Jian. Setiap menit dan setiap detik terasa seperti penderitaan.

Sebenarnya, masih ada sesuatu yang lebih buruk sedang menantinya.

Chloe Jian sadar betul jangka waktu satu bulan yang Zayn Liao berikan tinggal tersisa satu minggu. Tanpa dia kesampaian menunggu Colten Huo, Nenek Liao sudah datang duluan.

Malam itu, sepulangnya dari kantor, si wanita menjumapai beberapa orang duduk di ruang tamu rumah. Yang dia kenal jelas Nenek Liao, terus ada dua pemuda di sebelahnya.

“Nenek!” Melihat si nenek, Chloe Jian tercengang dan segera meletakkan barang-barangnya di lantai. Ia menghampirinya dengan air mata mengalir, “Nenek, datang juga kamu. Akhirnya kamu datang!”

Nenek Liao menatap Chloe Jian, sementara dua pemuda yang awalnya duduk bangkit berdiri dan mengulurkan tangan padanya. Si nenek mengulurkan tangan pada si wanita dan memegangnya erat-erat. Tidak bertemu beberapa minggu, Chloe Jian berubah jadi sangat kurus. Matanya jadi basah, “Chloe Jian, hidupmu belakangan pasti sangat berat ya!”

Chloe Jian menggeleng. Ia menatap sekeiling dan bertanya dengan penuh penantian: “Nenek, di mana Colten Huo? Apakah dia sudah kembali?”

Si nenek menyeka mata demi menghindar tatapan si wanita, “Belum! Dia belum kembali!”

Chloe Jian tidak bisa menyembunyikan kekecewaan. Kecemerlangan di matanya langsung pudar.

“Nona Jian, aku Paul Liao, ini sepupuku Ignas Liao.” Pemuda yang kelihatannya lebih tua menatap Chloe Jian dengan mata merendahkan.

“Tuan Muda, Tuan Muda!” Yohan Zhang, yang berdiri di belakang Chloe Jian, menyapa hormat.

Si wanita beberapa hari ini sudah mempelajari anggota-anggota keluarga Liao. Begitu mendengar nama-nama barusan, ia langsung tahu identitas kedua pemilik nama. Paul Liao adalah putra tertua Romelu Liao, sementara Ignas Liao adalah putra kedua Zayn Liao.

“Nona Jian, jadi bagaimana pertimbanganmu soal itu?” Sikap Ignas Liao sangat angkuh. Waktu Chloe Jian masuk tadi, ia langsung mengamatinya dari atas ke bawah. Hatinya sangat terusik. Ia merasa wanita ini tidak menarik baik secara fisik mau pun jiwa, kantung matanya juga tebal sekali. Entahlah apa yang Colten Huo sukai darinya!

Chloe Jian gigit-gigit bibir. Ia terlalu bersemangat waktu tadi melihat Nenek Liao, jadi tidak berpikir panjang soal keperluan mereka kemari. Sekarang, menyadari identitas kedua pemuda, ia langsung paham mereka orang-orang utusan keluarga Liao. Hatinya pun gelisah.

“Nona Jian, satu minggu lagi tenggat waktu akan berakhir. Kamu terus menunda membuat keputusan karena menunggu Colten Huo? Aku sarankan kamu untuk berhenti berpikir begini, dia tidak akan kembali untuk menemuimu!” tutur Paul Liao dingin.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu