His Soft Side - Bab 267 Bukan Nyonya Biasa

Setelah berlatih selama setengah jam, Nenek Liao akhirnya dapat dengan lancer menari gerakan sepertiga pertama “The Riverside Village In My Dream”. Chloe Jian menyeka keringatnya dan tertawa: "Nenek sudah belajar banyak hari ini, jangan lupa berlatih saat pulang agar semakin sempurna. "

“Baik. Sudah merpotkanmu hari ini.” Nenek Liao sangat bahagia, kemudian bertanya dengan cemas: “Cloud, kamu akan tinggal berapa hari disini? Jangan bilang kau akan pergi besok?”

“Tidak nek, aku akan tinggal disini untuk sementara waktu,” Chloe Jian menyipitkan matanya dan tersenyum.

“Kalau begitu aku bisa tenang,” Nenek Liao menghela nafas lega.

Pada saat ini, seorang kakek datang, menggosok tangannya dan bertanya: "Gadis kecil, bisakah kamu mengajari saya sekalian saat mengajarkan Bibi Liao?"

"Apakah kakek ingin belajar juga?" Chloe Jian memandang kakek yang terus melirik Nenek Liao. Tidak tahu apa hubungan mereka, dan hanya tertawa: "Kakek, jika ingin ikut belajar, kesini saja besok malam pada waktu ini."

Kakek pergi dengan perasaan puas, Violet Yan yang berkeringat sehabis menari, datang meraih bahu Chloe Jian dan berkata, "Pulang, ayo pulang, mandi!"

“Bibi Liao, apa kau mau pulang juga? Ayo pulang bersama!” Dia menoleh melihat Nenek Liao, dan menyapanya dengan antusias, sambil menjelaskan pada Chloe Jian, “Dek, Nenek Liao tinggal bersebelahan dengan kita”

“Oke!” Nenek Liao tersenyum dan mengambil gelas di kursi. Berjalan berdampingan dengan Violet Yan dan Chloe Jian.

Setelah memasuki gedung, Nenek Liao tiba-tiba menarik Chloe Jian dan berkata dengan kusut: "Cloud, apakah kamu ada waktu senggang besok malam? Kalau tidak, apa kau datang saja ke rumahku untuk mengajariku. Aku tidak ingin belajar dengan si tua bermarga Li itu, bau badannya benar-benar parah, bisa bikin orang mati kesesakan. "

Chloe Jian terdiam sejenak dan tidak bisa menahan tawa. "Baik, aku tidak ada kerjaan beberapa hari ini. Kamu bisa belajar kapan saja kamu mau."

"Author Yan, adikmu ini sangat baik. Parasnya sangat cantik dan hatinya pun baik," Nenek Liao memuji sambil tersenyum.

Setelah berpisah dari Nenek Liao, Violet Yan mengambil kunci, membuka pintu lalu bertanya kepada Chloe Jian, "Bibi Liao bagaimana menurutmu?"

"Bagaimananya bagaimana? Weh, kamu memanggilnya “bibi”, aku memanggilnya nenek. Kita berbeda generasi!" Chloe Jian cemberut.

“Lagian kita juga bukan sekeluarga, mana ada hubungan?" Violet Yan membuka pintu, mengganti sepatu, dan bertanya kepada Chloe Jian dengan ekspresi misterius. "Apakah kau tidak merasa bahwa tata krama Nyonya Liao berbeda? Komunitas komplek ini semua bergosip menebak bahwa dia adalah istri salah satu pejabat tinggi."

"Tata kramanya sangat bagus, memang benar tidak seperti orang dari keluarga biasa." Chloe Jian mengangguk, dia dan Violet Yan tidak membahas topik ini lebih jauh lagi. Mereka berdua pergi ke kamar mandi bergiliran. Selesai mandi, Violet Yan mulai online dan mengurus pesan para pembaca.

Chloe Jian memikirkannya sebentar, lalu memutuskan dan mengambil ponselnya, dia harus menghubungi ibunya untuk mengabarkan keadaannya.

Chloe Jian baru saja menyalakan poselnya dan menyadari bahwa dia menerima banyak notifikasi pesan. Dia mengklik dan membacanya. Pesan-pesan itu dikirim oleh Aurora Wu.

"Chloe Jian, kamu pergi kemana? Kenapa mematikan teleponmu?"

"Chloe Jian, apakah kamu tahu CEO Huo sedang mencarimu?"

"Chloe Jian, apakah kamu bertengkar dengan Presiden Huo? Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia memukulmu atau memarahimu? Katakan padaku!"

"Chloe Jian, tolong cepat balas pesanku setelah kau membacanya, aku benar-benar mencemaskanmu!"

Chloe Jian melihat ke bawahnya lagi, dan melihat pesan dari Ocean Xu, yang terdiri hanya tiga kata, aku minta maaf!

Chloe Jian menggiggit geram bibirnya menatap tiga kata itu. Matanya bersinar dengan dingin, mengulangi apa yang terjadi semalam di benaknya. Setelah dia pikir ulang, dia juga sadar bahwa Ocean Xu sudah merencanakan semuanya dari awal, jika bukan karena kemunculan Colten Huo yang mendadak itu, maka dia juga akan dibawa Ocean Xu ke suatu tempat. Dan pada akhirnya, itu tidak akan berbeda dari apa yang akan terjadi padanya nanti.

Chloe Jian langsung menghapus pesan dari Ocean Xu, dan kemudian mengirim pesan WeChat ke Aurora Wu: Aku baik-baik saja, hanya keluar melepaskan penat.

Dalam WeChat, foto profil Colten Huo juga gelap. Dia pada akhirnya tidak mengatakan apa-apa. Chloe Jian tiba-tiba merasa jengkel dan langsung keluar dari aplikasi WeChat dan menelepon Beth Ou.

Beth Ou sebenarnya tidak merasa sesuatu yang salah dari percakapan mereka, tetapi ketika Chloe Jian hendak menutup telepon, Beth Ou ragu-ragu dan bertanya, "Cloud, apakah kamu berantem dengan Colten Huo? Tadi pagi dia datang terburu-buru, tetapi dia pergi lagi setelah tidak melihatmu disini."

"Bu, tidak, aku masih punya urusan di sini. Aku akan mengabarimu saat aku pulang." Chloe Jian tidak banyak bicara, dan menutup telepon setelah beberapa kalimat singkat.

Pada saat yang sama, Colten Huo melihat status Chloe Jian. Colten Huo langsung gembait, ketika dia sadar bahwa profilenya sedang aktif, berarti Chloe Jian sudah menaktifkan teleponnya, tetapi ketika dia menekannya lagi untuk menghubunginya, ponselnya sudah kembali dimatikan lagi.

Wajah marah Colten Huo sampai seperti dapat meneteskan air. Gadis ini! Berani-beraninya dia memperlakukannya seperti ini!

Robin Cheng, yang sedang mengemudikan mobil, melirik Colten Huo dari kaca spion, dan dengan cerdik tidak mengatakan apa pun.

Begitu bangun keesokan harinya, Violet Yan menarik Chloe Jian mengajaknya pergi berjalan-jalan. Sesuai perkataanya dia ingin membantu Chloe Jian untuk bersantai. Setelah sampai di pusat pembelanjaan, Chloe Jian baru menyadari bahwa Violet Yan ingin menata rambut dan menariknya untuk menemaninya.

Kebetulan Chloe Jian juga sudah bosan dengan rambut hitam lurus panjangnya. Dia memotong rambutnya yang panjang sampai ke bahu, mengecatnya, dan mengkeriting bagian bawah rambutnya.

Setelah rambutnya selesai di tata, penata rambut pun ikut terpukau, "Nona cantik, rambut gaya ini benar-benar cocok denganmu. Membuatmu terlihat lebih ceria dan cerah."

Chloe Jian sendiri juga sangat puas, perasaannya pun membaik setelah mengubah gaya rambutnya.

"Ayo, jalan! Beli baju!" Violet Yan memotong rambutnya sampai pendek, terlihat cerdas dan rapi, tapi tetap terlalu pendek. Seperti klaim Violet Yan, lebih pendek lebih nyaman. Mengeringkan rambutnya akan menjadi lebih cepat, tidak perlu membuang-buang waktu lagi.

Chloe Jian dan Violet Yan baru pulang saat langit sudah gelap. Ketika baru tiba di pintu, dia melihat bahwa Nenek Liao sedang berdiri di depan pintu dan berbicara di telepon. Begitu membalikan kepalanya, dia melihat Chloe Jian dan Violet Yan menghampirinya. Seketika terpukau, menunjukkan jempol dan berkata, "Cantik!"

Orang disisi lain telepon seharusnya bingung dengan kedua kata ini. Nenek Liao segera menjelaskan dengan jijik: "Bukan bilangin kamu yang cantik, kamu pria besar begitu bisa cantik darimana. Maksudku dua saudara perempuan yang tinggal di sebelahku itu cantik!"

Chloe Jian dan Violet Yan tersenyum, melambai pada Nenek Liao dan membuka pintu untuk masuk dengan Violet Yan.

Tidak lama kemudian, Chloe Jian mendengar seseorang mengetuk pintu. Dia berjalan mendekat untuk melihat-lihat. Itu Nenek Liao. Dia buru-buru membuka pintu, "Nenek, apakah kamu sudah selesai bertelepon?"

"Aiya, iya, itu cucuku. Dia mencemaskanku yang tinggal sendirian. Makanya menelepon menggangguku setiap beberapa hari." Nenek Liao tampak seperti mengeluh, tetapi matanya terlihat Bahagia. "Oh iya, Cloud, apa kamu punya waktu untuk mengajari saya sekarang? Saya sudah hampir lupa yang diajarkan tadi malam."

Nenek Liao agak malu mengatakan kalimat akhirnya.

"Nenek, ayo masuk, duduk dulu. Aku bersih-bersih sebentar dulu." Chloe Jian sedang mengemasi pakaian yang dibelinya hari ini. Dia merasa sangat produktif hari ini. Sepertinya berbelanja memang sangat membantu menenangkan suasana hati yang buruk.

Chloe Jian pergi ke rumah sebelah bersama Nenek Liao setelah selesai mengemas. Dia menepati janjinya dan mengajar gerakan menari pada Nenek Liao sepanjang malam.

Dalam beberapa hari berikutnya, Chloe Jian juga sangat perhatian membantu Nenek Liao untuk mengingat gerakannya. Cara ini sangat mudah digunakan dan Nenek Liao pun jadi dapat mengingat gerakan dansa sepenuhnya dan menari Bersama kelompoknya tanpa tertinggal.

Dalam hari-hari seperti ini, kecuali untuk secara rutin menyalakan telepon setiap malam untuk menghubungi ibunya, Chloe Jian selalu mematikan ponselnya. Dia tidak berhubungan dengan siapa pun, tapi dia tetap melihat WeChat. Namun, Colten Huo pada akhirnya tidak pernah mengatakan apa-apa.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu