His Soft Side - Bab 499 Siapa Yang Menunggu Diposisi Awal?

"Ai, untuk apa kamu begini?" Victor melihat tubuh Melisa gemetar, seolah-olah tidak tahu reaksinya bisa sebesar ini, jadi ke depan menggandengnya dan berkata, "Tidak apa-apa kan?"

Melisa mendorong Victor, lalu menggelengkan kepala dan tersenyum, "Tidak apa-apa."

Victor meletakkan tas ditangan Melisa, kemudian dengan tidak berdaya berkata, "Tampakmu sekarang, benar-benar membuat orang tidak menyangka ini adalah supermodel internasional terhebat di catwalk."

Melisa memegang kuat tas ini, kemudian tersenyum pahit, "Untuk apa supermodel internasional ini, aku berusaha membuat diri sendiri menjadi lebih baik, tetapi tidak bisa mengembalikan hatinya, bahkan dia tidak ingin melihat aku."

"Kembali bersamamu......" Kata Victor, lalu dengan tatapan mendalam mencibir mulut, kemudian menyindir, "Apa kamu belum menyadari, yang tetap berdiri di tempat hanya kamu seorang!"

"Maksudmu?" Suara Melisa menjadi nyaring, tatapannya juga menjadi kejam, lalu menatap ke arah Victor dan dia sudah menggigit bibirnya sampai biruan.

"Melisa, sudah berlalu bertahun-tahun, apa kamu belum mengerti?" Tatapan Victor melihat ke arah yang jauh.

"Apa yang perlu aku mengerti?" Melisa menarik nafas agar menenangkan diri.

Victor menengadahkan kepalanya, agar Melisa bisa melihat ke arah sana, "Apa kamu pernah melihat Colten dengan tatapan ini melihat seorang wanita?"

Melisa dengan kaget melihat ke arah taman Keluarga Zheng, di sana sangat terang seperti siang hari, dia bisa melihat jelas Colten sedang memeluk Chloe, meskipun sangat jauh tetapi dia bisa merasakan tatapan Colten penuh perasaan.

Sekejap itu hati Melisa merasa sangat sakit, dia bergegas menutup mulutnya.

"Melisa, sudah waktunya melepaskan!" Kata Victor dengan tenang.

Melisa bergegas menggelengkan kepala dan tiba-tiba menangis, "Bagaimana bisa lepaskan, kamu ingin aku bagaimana melepaskannya?!"

"Jadi kamu ingin bagaimana? Sudah menunggu sangat lama, tetapi dia tidak pernah bersikap seperti itu padamu." Victor sudah tidak sabar, jika bukan diminta tolong seseorang, dia pasti tidak ikut campur hal ini.

"Tapi aku tidak rela, jelas-jelas kami--" Melisa meletakkan tangannya, lalu menyadari Colten berjalan ke arah sini dan bergegas berhenti bicara.

"Colten, apa adik ipar sudah pergi?" Kata Victor.

"Iya." Kata Colten dengan tidak fokus, hanya terus melihat ke belakang, sampai tidak nampak mobil Chloe, dia baru menoleh kepala melihat Victor, "Apa yang kamu tanya padaku?"

Victor memberengnya, "Sejak kapan kamu hanya peduli pada istri dan tidak peduli pada teman lagi?"

Colten dengan tatapan dingin berkata, "Jika tidak ada masalah, aku pergi dulu."

Selesai mengatakan ini dia berjalan ke aula dan mengabaikan Victor beserta Melisa.

Dari awal sampai akhir, Colten seperti lupa di sampingnya ada orang ini, tentu saja tidak memperhatikan air mata Melisa.

Melisa menangis dan merasa hatinya sangat sakit.

"Hei, Colten, bagaimanapun aku lebih besar darimu, aku jauh-jauh datang ke Kota Qinghu, tidak mungkin kamu mengabaikan aku kan?" Victor tidak senang.

"Bukannya ada yang menemani kamu?" Colten tidak menolehkan kepala.

"Tidak sama, aku ini datang mencarimu!" Victor ingin mengejar Colten, tetapi Melisa duluan berjalan ke depan Colten.

Colten tidak berhenti berjalan sepertinya berencana melewati jalan lain, tetapi Melisa menghalang di depannya.

"Colten, bisa aku menggunakan waktumu sebentar, aku ingin berbicara denganmu." Melisa tahu, jika dia tidak inisiatif, maka akan menyia-nyiakan pertemuan malam ini.

Akhirnya Colten berhenti berjalan, menundukkan kepala melihat Melisa, tatapannya sangat tenang seperti melihat orang asing.

Melisa mengengadahkan kepala melihat Colten, sekejap lupa tujuan dia menghalangnya.

Colten dengan tidak sabar mengerutkan dahi, lalu melihat ke sekitar seperti mencari jalan yang lain.

"Hei!"

Victor memanggil Melisa, baru sadar lalu menyadari Colten sudah berjalan jauh dan bergegas mengejarnya.

Setelah melihat adegan ini, Victor menggelengkan kepala, "Untuk apa!"

"Colten, kamu tunggu sebentar, aku ingin berbincang denganmu, bisakah?" Kata Melisa dengan panik, tetapi Colten sangat tinggi, sehingga langkahnya sangat besar dan yang mengejar di belakang sangat lelah.

Colten berpikir sejenak, kemudian merasa ada orang yang melihat ke arah sini sehingga berhenti, lalu menolehkan kepala melihat Melisa, "Beri kamu waktu satu menit!"

Melisa sedang sesak, saat dia berdiri di depan Colten, tiba-tiba tidak bisa mengatakan sesuatu seperti kehilangan kemampuan berbicara.

"Kamu ini ingin bilang atau tidak?" Colten melihat jam tangannya, dia sudah sangat sabar, jika malam ini bukan ada masalah penting yang perlu dibahas dengan Tuan Besar Keluarga Zheng, dia pasti tidak membiarkan Chloe pulang sendirian, tetapi Melisa terus menunda waktunya, ini membuat dia tidak senang.

Melisa bisa melihat ekspresi tidak sabar Colten, lalu dia merasakan hatinya seperti ada lubang besar, kemudian angin dingin masuk ke dalam sehingga membuat dia berhenti bernafas.

"Kamu sangat sabar padanya, kenapa tidak bisa berbagi sedikit untukku?" Pertanyaan Melisa dengan sedih.

Colten mengerutkan dahi, lalu dengan dingin berkata, "Kenapa harus bagi padamu, siapa kamu?!"

Perkataan ini sangat menyakiti hati orang dan membuat wajah Melisa menjadi pucat.

Colten tidak ada rasa kasihan padanya bahkan tidak melihat Melisa, hanya berbalik badan pergi.

"Kenapa, kamu baru kenal dia berapa lama, aku sudah menunggu kamu sangat lama, kenapa kamu--" Melisa tiba-tiba merasa pasra dan menangis.

Colten tidak menolehkan kepala, hanya dengan dingin berkata pada Victor, "Ini orang yang kamu bawa, jadi kamu yang tanggu jawab! Adalagi, aku tidak berharap ada gosip yang menyebar ke telinga istriku!"

Victor memijat dahinya, merasa kepalanya sangat sakit, sekarang dia benar-benar menyesal, seharusnya tidak setuju dengan permohonan orang itu untuk membantu Melisa bertemu dengan Colten, jelas-jelas dia tahu Colten ini sejak kecil sangat tenang, seperti orang mati.

"Melisa, seharusnya kamu jangan emosional membahas hal ini, seharusnya kamu terus terang padanya, kamu tahu sikap Colten." Victor melihat Colten sudah pergi jauh dan memberi tissue pada Melisa.

"Tetapi aku tidak bisa tahan." Melisa tidak peduli di sekitar ini ada orang atau tidak, bahkan tidak peduli bisa malu atau tidak, hanya menangis, "Kamu tidak mengerti, saat aku melihat dia tersenyum pada wanita lain, hatiku sangat sakit!"

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu