His Soft Side - Bab 406 Disini Berantam

Meskipun dia mengatakan bahwa itu sudah berlalu, tidak akan peduli, namun hanya Chloe sendiri saja yang tahu saja, mana mungkin dia tidak peduli?

Dia hanya bertanya sekali mengenai masa lalu Colten dan langsung diceritakan asal-asalan oleh Colten, waktu itu Chloe sudah merasa tidak ada gunanya terus bertanya, setiap orang punya masa lalunya sendiri, namun waktu itu perasaannya terhadap Colten masih belum sedalam ini, jadi dia tidak merasa ada apa-apa, namun sekarang sudah berubah, asalkan terpikiran bahwa dulu Colten pernah merangkul wanita lain, bahkan mungkin puny ahubungan yang lebih dalam lagi, dia langsung merasa tidak nyaman.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Colten melihat Chloe tidak tenang, dia lalu mencubit wajahnya dan membuat Chloe menatapinya.

"Tidak ada apa-apa." Chloe mengedipkan matanya dan sadar kembali, dai tersenyum kepada Colten.

Sebenarnya dia sangatlah ingin mempertanyakan Colten mengenai Melisa, namun dia takut mendengar apa yang tidak ingin didengar olehnya, sungguh dilema sekali.

Terakhirm Chloe tidak jadi bertanya, rasa penasaran akan membahayakan orang lain, dia mengerti akan itu, dia hanya bisa menasehati dirinya sendiri, semuanya sudah berlalu, dan Colten sekarang milik dirinya, itu sudah cukup.

"Benarkah tidak ada apa-apa?" Colten merasa ekspresi Chloe aneh, dia selalu teliti terhadap Chloe, setiap perubahan kecil tidak bisa kabur dari pengawasan Colten.

"Ada masalah apa?" Chloe merasa lucu, kedua tangannya melilit dileher Colten, Chloe tiba-tiba menciumnya.

Colten sekarang sangatlah puas dengan Chloe yang agresif, ciuman ini tentu saja merangsang dan sangatlah nikmat........

Hingga akhir ciuman, Colten merambatkan tangannya kedalam pakaian Chloe dan ingin beraksi lagi, hari ini sudah dua kali dia terpotong oleh hal lain, dia sudah marah sekali dan ingin melakukannya dengan nikmat saja.

Chloe memang adalah yang agresif itu, namun setiap kali hingga terakhir dia pasti dicium hingga kehabisan oksigen, kali ini juga sama, dia benar-benar tidak bisa melawan Colten sama sekali.

Namun, hari ini memang ditakdirkan adalah hari paling sialnya Colten, ketika dia merayu Chloe hingga ngos-ngosan, dan memeluknya dan akan masuk kedalam kamar, telepon Chloe berbunyi.

"Telepon, aku mau menjawab telepon!" Chloe berusaha mendorong Colten, dia mengulurkan tangannya dan akan mengambil hp dimeja.

"Jangan peduli telepon dulu, selesaikan urusan ini dulu!" Colten sangatlah tidak sabaran, seluruh sel ditubuhnya menginginkan Chloe, tangannya panjang, dia mengulurkan tangannya dan mengambil hp Chloe berlagak akan melempar jauh.

"Aduh, berikan kepadaku, mungkin saja ada urusan penting." Chloe merebut hpnya.

"Ada hal apa yang lebih penting dari hal ini?" Colten menunjuk kerah bagian bawah badannya, "Sudah dua kali, jika sekali lagi lama-lama aku impoten!"

"Baiklah, baiklah, aku hanya meliriknya saja!" Chloe tersenyum, dia merangkul leher Colten, dan mencium pipinya, "Sekalipun hal yang sangat mendadak aku juga tidak peduli, ok?"

Colten bernafas ngos-ngosan, dia mengembalikan hp Chloe, "Tidak boleh ingkar janji!"

Suara dering telepon masih saja terdengar, Chloe mengangkatnya, itu adalah panggilan dari Aurora, dia tahu pasti berhubungan dengan Lola, dia bergegas menjawabnya.

"Chloe, kamu cepat datang, disini bertengkar, jika terus begini, badan Lola tidak bisa bertahan, aku tidak sanggup merelaikannya!" Aurora menjerit dengan kencang, disisi lain sana sangatlah berisik, seperti ada banyak orang sedang bertengkar dan ada juga suara tangisan.

"Mengapa berkelahi?" Tanya Chloe.

"Aduh, tidak bisa dikatakan dengan jelas ditelepon, kamu datang dulu saja." sebelum Aurora selesai berkata, tiba-tiba ada jeritan, "Eh, Alvaro, apa yang kamu lakukan, ini adalah rumah sakit, kamu tidak boleh begini, apakah kamu ingin dipenjara? Aduh, Chloe aku tidak mengobrol denganmu dulu, aku matiin dulu!"

Chloe juga panik, dia mendorong Colten tanpa sadar, dia melompat turun dan mengambil tasnya dan bersiap keluar.

Namun ketika sampai didepan pintu, dia menyadari bahwa masih ada Colten disini, dia menyetujui untuk melakukan hal itu dengnanya, dia lalu bergegas berjalan kehadapan Colten dan berusaha untuk tidak melihat wajahnya yang marah dan sambil meminta maaf, "Maaf sekali, tadi kamu juga dengar teleponnya kan, Lola sana berantam."

Chloe juga sangatlah takut, dia memutarkan badannya, dia lalu berkata, "Atau tidak, kamu cepatan sedikit?"

Ekspresi Colten semakin marah lagi, suaranya ditekan, "Mau seberapa cepat? 3 menit bisa tidak?"

Chloe bergegas menarik tangan Colten, "Maaf, aku tidak pergi, aku langsung telepon Aurora sekarang."

Sambil berkata, Chloe mengeluarkan hp dan akan menelepon Aurora.

Namun sebelum teleponnya terhubung, Colten mengulurkan tangan dan mematikannya, dia juga tidak mengatakan apapun, dia terlihat marah, namun memutarkan badannya dan berjalan keruang istirahat, Chloe juga tidak tahu apa maksudnya, dia bergegas mengikutinya.

"Aku tidak akan pergi, kamu jangan marah!" Chloe menarik tangan Colten namun dia malah dibawa oleh Colten ke kamar mandi.

Colten menoleh dan menatapi Chloe, "Keluar."

Chloe langsung kaget, "Jangan marah, aku benar-benar tidak pergi lagi, kemanapun juga tidak."

Colten menarik nafas dalam-dalam, "Aku mau mandi, kamu keluar dulu."

Chloe langsung bingung, "Untuk apa mandi? Apakah kamu tidak mau melakukan itu lagi?"

"Melakukan apa lagi? Sudah tidak ingin melakukannya lagi!" Colten menghempaskan nafasnya dan tidak mempedulikan Chloe lagi, dia langsung menyalakan shower dan mulai membuka bajunya.

Chloe meraba hidungnya sndiri dan tidak tahu mengapa Colten langsung berubah pikiran, biasanya orang ini tidak ada tanggung-tanggungnya dibidang hal itu, jika bukan karena Chloe menolak, Colten pasti akan melakukannya beberapa kali sehari.

"Kalau begitu aku tunggu kamu diluar." Chloe meskipun sangat ingin menikmati otot Colten yang indah, namun sekarang suasananya sedang aneh, Colten sedang marah, jika dia tetap disini, memang sedikit canggung.

3 menit kemudian, Colten keluar dari kamar mandi, dia sambil berjalan keluar sambil mengeringkan rambutnya, Chloe tengah duduk diatas kasur dan mengirim sms kepada Aurora, meskipun dia sangatlah khawatir, namun dia juga tidak boleh meninggalkan Colten sendirian disini, dia ingin menunggu Colten keluar dan menjelaskannya dengan baik, namun siapa sangka, sekali menoleh dia lansung melihat Colten yang tidak mengenakan apapun, dia langsung kaget dan hampir mimisan.

"Aduh, apakah boleh jangan begitu hot?" Chloe sudah lama bersama Colten, dia juga tidak malu-malu seperti dulu lagi, bahkan terkadang perkataannya membuat Colten tidak bisa menerimanya.

Colten sama sekali tidak melirik kearah Chloe, sekujur badannya terasa marah, dia berjalan kesamping lemari pakaian dan mengeluarkan baju untuk dikenakan.

Seusai mengenakan pakaian dia berjalan kedepan pintu, dia melihat Chloe masih saja menatapinya dengan bengong, dia lalu sedikit tidak sabaran, "Mau pergi tidak?"

Chloe sedikit tercengang, "Kemana?"

"Bukankah mau pergi menjenguk temanmu dirumah sakit? Masih mau pergi tidak?" Colten melirik kearah jam tangannya, "Aku hanya berikan kamu waktu dua jam, dari sini kesana minimal harus 20 menit!"

Sekali mendengarkannya, tatapan Chloe langsung bersinar, dia bergegas menuju kedalam pelukan Colten, "Ahhh, kamu paling bagus, Colten, aku sangat suka denganmu!"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu