His Soft Side - Bab 501 Tersentuh Olehmu

Di permukaan, Colten Huo terlihat seperti menyalahkan Chloe Jian. Meski begitu, nada bicaranya penuh perhatian dan memanjakan. Si pria merasakan tangan si wanita sangat dingin, jadi memindahkan tangan kecil wanita itu di dadanya.

“Aku tidak bisa tidur jika kamu tidak kembali.” Chloe Jian bersandar di dada Colten Huo dan mengusapnya dengan penuh kasih.

Mendengar kata-kata Chloe Jian, hati Colten Huo manis bagai habis makan madu. Tidak hanya itu, bagian tertentu dari tubuhnya mulai bergerak……

“Eh, kamu—” Merasakan ada yang tidak beres, si wanita ingin melepaskan diri. Sial, ia terlambat.

Maksud dari terlambat adalah Colten Huo sudah lebih dulu menempelkan bibir ke bibir Chloe Jian dan memasukkan tangan ke dalam pakaiannya.

Si wanita mendorong-dorong prianya dengan kesal, “Kamu di sini tidak boleh—”

“Apa ada masalah?” tanya Colten Huo dengan wajah bersemangat.

“Rumah bunga kan transparan, nanti dilihat orang lain bagaimana!” Chloe Jian mau meledak, wajahnya bahkan sudah merah. Masak pria pintar dan kaya-raya macam Cotlen Huo tidak paham hal ini sih?

“Tidak ada yang bakal datang. Kalau pun ada, mereka tidak bakal berani masuk sini. Kita tertutup oleh tanaman kok, orang luar tidak bakal bisa lihat apa yang kita mau lakukan,” tutur si pria sambil menciumi wanitanya.

“Tidak, tidak, ayo kembali ke kamar. Aku takut ...” Chloe Jian tidak peduli. Pria ini suka sekali macam-macam! Ia terkadang tidak tahan dengan sifatnya yang konyol begini.

Namun, seperti yang dulu-dulu, Colten Huo tetap memaksakan kehendak.

Sekelarnya “permainan”, Colten Huo membopong Chloe Jian sembari menciuminya lagi dan lagi. Yang dibopong itu sendiri nyaris kehabisan nafas karena mereka tadi berciuman dengan ganas, namun pada saat bersamaan hatinya sangat riang. Ah, sensasi sehabis berhubungan seksual memang sulit dijelaskan dengan kata-kata……

“Barusan, karena kamu gugup, jepitnya……” Colten Huo menggigit telinga Chloe Jian dan mengatakan sesuatu yang membuatnya tersipu.

Wanita itu membenamkan wajahnya di samping lehernya. Ia sangat malu sampai tidak kuasa buat mendongak.

“Cloudy, aku mencintaimu!” Si pria berbisik lagi di telinga wanitanya.

Sepasang mata Chloe Jian tiba-tiba memerah.

Colten Huo merasakan cairan hangat menetesi lehernya. Pria itu buru-buru mengangkat dagu Chloe Jian, lalu menyadari bahwa dia menangis.

“Ada apa? Apa aku tadi menyakitimu?” Colten Huo mengusap pipi Chloe Jian dengan jari.

“Tidak apa-apa.” Si wanita menatap si pria dengan air mata yang lagi mengalir. Ia lalu memaksakan senyuman, “Aku baru saja tersentuh olehmu.”

Colten Huo mengangkat alis tajamnya, “Benarkah?”

Ia berucap begini dengan nada meninggi. Pria itu jelas sekali ragu pada kebenaran kata-kata si wanita.

“Tentu saja, memang kau tidak percaya?” Bibir Chloe Jian cemberut.

Dengan datar, Colten Huo menanyakan hal lain: “Di mana kamu tahu Melisa Chen?”

“Aku, aku……” Chloe Jian tidak menyangka tiba-tiba disodori pertanyaan begini. Saking kagetnya, ia bahkan tidak kepikiran apa jawaban bohong yang bisa diutarakan.

Si wanita juga menyadari Colten Huo barusan menyebut kata “tahu”, bukan “berkenalan”. Ia harus jawab apa nih?

Si pria menyipitkan mata pada wanitanya. Ia mengamati setiap perubahan ekspresi dan raut tatapannya lekat-lekat. Melihat perangainya ini, Colten Huo makin bernafsu buat tahu dari mana Chloe Jian tahu soal mantannya itu.

Rumah bunga sangat sunyi. Tanaman hijau di dalamnya memancarkan aroma menyegarkan, sementara angin sejuk bertiup masuk dari luar. Sungguh, nyaman sekali suasananya!

Colten Huo melihat Chloe Jian gigit-gigit bibir tanpa bersuara, juga terus menatap ke bawah. Ini ekspresi orang yang lagi menyembunyikan sesuatu. Dengan tatapan memuram, pria itu membelai pipinya dan bertutur dengan sangat sabar: “Jawab pertanyaan dengan jujur, oke? Semalam, kita sudah sama-sama setuju buat saling bercerita semua hal kan? Kalau ada yang disembunyikan, kita bisa-bisa berkonflik lagi.

Mendengar penuturan prianya, bulu mata si wanita bergetar, lalu wanita itu mengangkat kepala pelan-pelan. Bersamaan dengan itu, keberanian dalam hatinya mulai mengembang.

Kata-kata Colten Huo benar. Ia paham, suami istri harus saling terbuka dalam hal apa pun. Tetapi, ia takut Robin Cheng bakal kena masalah……

Colten Huo menatapi Chloe Jian dan merasakan hati wanitanya itu lagi berkonflik. Ia memutuskan buat “menembak langsung”: “Apa kamu beberapa hari lalu ngambek-ngambek karena tahu soal Melisa Chen?”

Chloe Jian masih belum buka mulut, namun tangannya yang memegang lengan Colten Huo tiba-tiba menegang. Ini terasa sepeti jawaban “ya” buat si pria.

“Dari mana kau tahu soal dia?” Colten Huo menyipitkan mata, lalu seberkas binar muncul, “Apa dari Robin Cheng?”

Ketika bertutur begini, pria itu tiba-tiba teringat momen ketika Chloe Jian menatap layar ponsel sebentar, lalu menunjukkan perubahan wajah secara drastis.

Robin Cheng, semua ini pasti Robin Cheng dalangnya!

“Tidak, bukan—” Chloe Jian buru-buru mengelak dan menunduk. Sosok Colten Huo saat ini cukup menakutkan buatnya!

“Cloudy, lihat aku. Jangan bohong!” Si pria mengangkat dagu Chloe Jian biar memaksa mereka bertatap-tatapan. Kesangaran dalam tatapannya makin menjadi.

Chloe Jian tiba-tiba menangis lagi. Kali ini, aliran air matanya lebih kencang dan deras.

Hati Colten Huo melunak, “Baik, aku tidak akan ganasmu, namun katakanlah yang sejujurnya.”

Chloe Jian menunduk, lalu mengangguk pelan tanda mengiyakan tebakan tadi.

“Sialan!” Walau sudah menebak ini dari awal, emosi Colten Huo tetap terpancing parah, “Ia sebenarnya bicara apa padamu?”

Yang ditanya tidak menjawab, melainkan mengulurkan tangan buat mengusap air mata. Setelah hatinya sudah lebih tenang, wanita itu mendongak dan bertanya pelan: “Melisa Chen…… Dia sungguh mantanmu?”

Kelopak mata Colten Huo seketika melonjak. Meski begitu, ia menyikapi pertanyaan wanitanya dengan jujur, “Iya.”

Hati Chloe Jian berdesir, aliran air matanya yang sempat berhenti kembali berlanjut. Ia bertanya kesal: “Terus, mengapa kamu tidak pernah menceritakan ini sebelumnya?”

Colten Huo menghela nafas, kemudian mengelus kepala si wanita, “Aku hanya merasa masa lalu tidak perlu diungkit lagi. Kamu kan tidak tahu soal dia, kalau aku tiba-tiba sebut namanya, bukankah kamu malah bisa jadi kesal sendiri? Dengan kata lain, bukannya kamu sebaiknya tidak tahu dibanding tahu?”

“Tapi, pernahkah kau memikirkan bagaimana perasaanku bila mendengar ini dari mulut orang lain?” Mata Chloe Jian membelalak karena makin emosi.

“Baiklah, aku salah. Aku tidak seharusnya menutupi ini,” aku Colten Huo. Dalam hati, pria itu sebenarnya agak bingung mengapa Chloe Jian, yang biasanya easy-going, malah tiba-tiba mempermasalahkan hubungan lamanya. Pria itu bertutur lagi, “Chloe Jian, tiap orang punya masa lalu. Aku sudah hidup tiga puluh tahun. Kalau aku tidak punya pengalaman berkesan apa-apa, aku pasti bukan orang normal.”

Mendengar alibi ini, Chloe Jian langsung melepaskan diri dari Colten Huo. Ia berbicara dengan sangat marah: “Jadi kamu mau bilang kamu punya masa lalu yang sangat indah dengan Melisa Chen? Kalian sudah pernah melakukan apa saja? Sudah pernah ciuman dan tidur bareng ya!”

Colten Huo menyadari ia salah dengan kata “berkesan”-nya. Si pria buru-buru menahan tangan si wanita buat menenangkan, “Cloudy, dengar aku--”

“Tidak mau!” Si wanita melepaskan diri dan berbalik badan buat lari.

Mungkin karena gerakannya terlalu buru-buru, kaki kanan Chloe Jian tidak sengaja tersandung kaki kirinya sendiri. Bagai menginjak kapas, tubuhnya bergerak jatuh ke depan.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu