His Soft Side - Bab 522 Angpau Besar

"Sudah, sudah, hah, sebenarnya aku selalu ingin bilang, kamu sudah menahannya selama ini, sudah tertipu beberapa kali seperti itu. Setiap kali, kamu selalu tahu mereka menipumu, namun kamu menurut dan masuk dalam tipuan mereka," ujar Chloe Jian sambil menepuk-nepuk Lola Luo, lalu mengambil beberapa lembar tisu lagi untuknya, "Aku tetap bersikukuh dengan perkataanku, sebaiknya kamu mengenal keadaan dengan jelas. Orang selalu membuat rencana demi diri sendiri, kalau kamu terbiasa, mereka juga akan terbiasa. Kalau kamu ingin berubah, kamu harus mengeraskan hatimu. Tapi segala sesuatu harus diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya, sekarang antarkan dulu tante ke rumah sakit, baru bicarakan yang lain."

"Iya, aku mengerti," jawab Lola Luo sambil menyeka air matanya, lalu menatap Chloe Jian sambil terisak, "Chloe Jian, aku tahu kamu mengatakannya untuk menyadarkanku. Perkataanmu benar, sebenarnya aku selalu mengetahuinya, hanya saja sambil membenci mereka, aku juga mencuci otakku agar tidak lagi mempedulikan mereka."

"Lola, sudah bagus kalau pemikiranmu terbuka, sekarang istirahatlah dengan baik," kata Chloe Jian sambil memeluk Lola Luo, kemudian berdiri lagi dan berjalan ke depan pintu, lalu berhenti sebentar, dan tiba-tiba mendorong Colten Huo keluar.

"Apa-apaan?" tanya Colten Huo.

"Tunggu aku sebentar di luar, satu menit! Satu menit saja!" ujar Chloe Jian sambil menyeringai dan mengeluarkan telunjuknya. Selesai bicara, tanpa menunggu respons Colten Huo, dia pun berbalik secepat kilat.

"Kenapa, Chloe Jian?" tanya Lola Luo melihat Chloe Jian yang telah pergi itu kembali lagi, dia mengira ada barangnya yang tertinggal, sehingga berdiri dari sofa dan memandang ke sekitarnya.

"Lola," kata Chloe Jian sambil berjalan maju beberapa langkah, berdiri di samping sofa, sangat dekat dengan Lola Luo, lalu sengaja merendahkan suaranya, "Kalau kamu kekurangan uang, katakan padaku, aku masih punya sedikit uang!"

Lola Luo tak menyangka Chloe Jian kembali demi mengatakan itu padanya. Seketika hidungnya terasa gatal, dan air matanya pun mengalir lagi.

"Hei, hei, jangan langsung terharu begini, pokoknya aku bilang dulu, uang ini adalah uang yang kuhasilkan sendiri, aku bisa meminjamkannya padamu untuk membantumu melewati kesusahan. Namun jangan diberikan pada Alvero Luo lagi untuk menipu!" kata Chloe Jian yang melihat Lola Luo akan menangis lagi, dia segera menepukkan tangannya dan menjelaskan posisinya.

"Aku tahu!" Lola Luo mengusap mata dengan punggung tangannya, dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Chloe Jian."

Lola Luo berterima kasih dengan tulus pada Chloe Jian. Keluarganya sendiri saja menekannya seperti vampir, sedangkan Chloe Jian yang tidak ada hubungan darah dengannya malah bersedia membantu di saat dia sangat kesulitan. Hutang budi seperti ini, akan diingat selamanya oleh Lola Luo.

"Untuk apa sungkan padaku!" Chloe Jian menepuk-nepuk wajah cantik Lola Luo dengan ekspresi terenyuh, "Perbanyaklah makanmu, lihatlah sekurus apa wajahmu. Sudah ya, aku pulang dulu, kalau perlu sesuatu teleponlah aku, atau kontak aku melalui chat."

Lola Luo mengangguk, dia mengantar kepergian Chloe Jian dengan matanya, baru dia duduk kembali, memeluk lututnya, dan air matanya pun lagi-lagi mengalir.

Setelah Chloe Jian keluar, dilihatnya Colten Huo sedang menyipitkan mata memandangnya dengan sorot mata aneh.

"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Chloe Jian bingung.

"Apa yang kaumaksud dengan uang yang kauhasilkan sendiri? Sampai sekarang kamu masih membuat batasan yang jelas denganku?" kata Colten Huo, namun nada bicaranya jelas terdengar tidak senang.

"Apakah aku salah bicara?" tanya Chloe Jian. Chloe Jian tidak mengerti maksud Colten Huo. Meskipun setelah menikah, uang yang dihasilkan suami dan istri menjadi harta milik bersama, namun uang beberapa puluh ribu RMB yang dia tabung itu, seharusnya Colten Huo juga tidak menganggapnya banyak kan?

Colten Huo menatap Chloe Jian dengan dingin, kemudian berjalan duluan ke arah lift.

Chloe Jian mengikuti di belakangnya, bagaimana pun dia tidak mengerti arti sebenarnya dari perkataan Colten Huo ini, ditambah dengan sorot matanya setelah itu. Hingga masuk ke dalam lift, dilihatnya wajah Colten Huo yang dingin itu, baru dia mencoba berkata, "Apakah kamu tidak suka aku menyimpan uang pribadi? Kalau begitu kuberitahu ya, dalam 2 bulan ini aku menghasilkan total 38000 RMB, kalau mau, kubagi setengahnya untukmu?"

Colten Huo yang awalnya berdiri di sisi pintu dengan Chloe Jian yang berdiri di belakangnya, mendengar perkataan itu, dia pun menoleh memandang Chloe Jian.

Chloe Jian pun segera tertawa lebar dan berkata, "Haha, aku bercanda, bagaimana mungkin kamu menghargai uang sesedikit itu? Uang yang bahkan tidak cukup untuk membeli 1 sabukmu..."

"Siapa bilang aku tidak akan menghargainya?" Mendengar itu, Colten Huo tersenyum tipis, kemudian berjalan mendekati Chloe Jian, menyipitkan mata dan berkata, "Asalkan itu pemberianmu, entah apa pun itu, di mataku, semua itu harta yang berharga!"

Chloe Jian tertegun, seketika, dia membelalakkan mata. Perkataan Colten Huo ini, maksudnya dia menginginkan setengah hartanya?

Saat ini, dalam hati Chloe Jian meraung-raung. Aduh, tidak mau, total uangnya hanya sesedikit itu, bisa-bisanya dia bahkan menginginkan secuil uang begini?

"Kenapa? Tidak rela?" Melihat ekspresi Chloe Jian, Colten Huo tertawa dalam hati, namun wajahnya tak berubah.

"Tidak kok!" Chloe Jian-lah yang mengangkat pembicaraan, dia tidak enak menarik kembali perkataannya, sehingga hanya bisa menggertakkan gigi dan menelan ludah, lalu menarik senyuman kakunya, berusaha tersenyum manis dan melemparkan pandangan mata yang menggoda, "Kuberikan seluruh diriku padamu, milikku adalah milikmu! Tunggu saja, akan kuberi kau angpau besar."

Sambil berkata, Chloe Jian mengeluarkan ponselnya, bersiap mengirimkan angpau kepada Colten Huo, namun baru mengetik setengah angka, dia berhenti.

"Hm?" tanya Colten Huo yang terus menatap Chloe Jian.

Chloe Jian mendongak dan meringis, "Hadap sana, tidak boleh curi pandang."

"Mengirim angpau saja harus misterius begini?" kata Colten Huo merasa lucu, namun tetap menuruti perkataannya dan berbalik.

Chloe Jian menunduk, kedua tangannya mengetik dengan cepat. Beberapa detik kemudian, dia berkata, "Sudah!"

Segera, Colten Huo mendengar notifikasi di ponselnya. Dia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel, namun segera dihentikan oleh Chloe Jian.

"Lihatlah nanti setelah pulang!" Chloe Jian mencengkeram tangan Colten Huo, menatap wajah Colten Huo dengan wajah yang memerah, lalu dengan cepat menurunkan kelopak matanya lagi.

"Cloudy, hanya mengirim angpau saja, ekspresi apa ini?" tanya Colten Huo. Melihat Chloe Jian seperti malu, dia pun semakin penasaran, dia hanya ingin secepatnya mengambil ponsel dan melihat, sebenarnya apa yang dikirimkan oleh Chloe Jian.

"Kenapa ekspresiku?" Chloe Jian meraba-raba wajahnya, pura-pura tidak mengerti perkataan Colten Huo. Dia berdehem canggung, lalu sekali lagi menghentikan Colten Huo, mencengkeram lengannya dan mengayun-ayunkannya dengan manja, "Kan kusuruh lihat setelah pulang!"

"Baiklah," kata Colten Huo mengangguk, dia paling tidak bisa menolak permintaan Chloe Jian. Toh perjalanannya tidak panjang, dilihat setelah sampai rumah nanti juga sama saja.

"Sudah sampai! Ayo pergi!" Saat ini, kebetulan lift telah berhenti. Chloe Jian menggandeng Colten Huo berjalan keluar. Sesampainya di mobil, wajahnya tetap merah padam, bahkan Nathan Chen juga melihatnya sedikit lebih lama.

Di mobil, Colten Huo mendapati Chloe Jian terlihat tidak santai, dia pun tidak tahan lagi, dia ingin mengintip ponselnya sebentar, namun dia ditatap erat-erat oleh Chloe Jian. Awalnya dia berencana mengintip sedikit menggunakan waktu setelah menerima telepon, siapa sangka, sepanjang perjalanan tidak ada yang meneleponnya.

Setelah akhirnya sampai di rumah, begitu turun dari mobil, Chloe Jian bagaikan angin, bagaikan tersulut api, dia berlari lebih cepat dari kelinci, menghilang dalam sekejap mata.

"Tuan Huo, ada apa dengan Nyonya?" tanya Nathan Chen yang merasa ekspresi Chloe Jian sangat aneh di sepanjang jalan.

Namun Colten Huo mengabaikan Nathan Chen, dia turun bersama Chloe Jian, namun tidak pergi bersama Chloe Jian, melainkan mengambil ponselnya dan membuka pesan WeChat yang telah diangan-angan olehnya sepanjang jalan. Sekali melihat, dia pun tertawa.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu