His Soft Side - Bab 57 Pedas! Pedas! Pedas!

Chloe Jian termangu, dia mengatakan hendak mengejarnya? Lelucon apa ini? Seorang lelaki sepertinya, memiliki begitu banyak calon wanita, tapi malah mendekatinya dan mengatakan hendak mengejarnya?

Pemikiran Chloe Jian pertama adalah, Colten Huo telah menjadi bodoh akibat tendangannya.

"Colten, otakmu sudah rusak ya?" Chloe Jian melihat senyuman di sudut bibir Colten Huo, semakin lama melihatnya semakin yakin dugaannya memang benar, kalau tidak, mana ada orang yang masih bisa tersenyum setelah organ vitalnya telah ditendang?

"Bocah nakal, apa untungnya terhadapmu jika otakku rusak?" Colten Huo mengulurkan jari dan menyentil kening Chloe Jian sejenak, menghela napas dengan sangat tak berdaya.

Dia tidak lagi melakukan apapun terhadap Chloe Jian, hanya menahan badannya dengan satu tangan, tapi, di samping Chloe Jian terdapat rak kayu untuk bunga, jadi saat melihat dari sisi samping dia terlihat seperti sedang dipeluk oleh Colten Huo.

Dan pergerakan penyentilan keningnya sunguh begitu lembut, terlalu mesra, Chloe Jian mengerutkan kening, memutuskan untuk mengabaikannya, karena dia merasa tidak enak hati untuk menendangnya lagi hanya karena alasan ini.

Setelah terbungkam sejenak, Chloe Jian berkata dengan serius: "Baiklah, aku juga akan berterus terang terhadapmu, aku tidak menerima pengejaranmu!"

"Boleh mengatakan apa alasannya?" Saat Colten Huo mendengarnya, ekspresi matanya seketika menjadi murung.

"Aku sangat benci terhadap lelaki yang playboy! Terutama seorang pria yang kaya dan playboy!" Chloe Jian bertatapan dengan matanya, berkata dengan dingin: "Jadi, aku menyarankanmu untuk jangan menyia-nyiakan watumu padaku lagi!"

"Kamu——” Colten Huo masih ingin lanjut bertanya.

Tepat pada saat ini, suara Caroline terdengar dari dalam rumah, Chloe, kamu sudah selesai belum? Mama menyuruhku untuk mencarimu!"

Chloe Jian juga tidak ingin terus menyia-nyiakan waktu bersama Colten Huo, mumpung sang pria tidak memperhatikan, dia membungkukkan badan dan menyelinap keluar dari bawah ketiaknya, seketika langsung kabur bagaikan kelinci.

Colten Huo melihat sosok punggung Chloe Jian, pandangannya penuh dengan kelembutan, akhirnya bisa melihat ekspresinya yang hidup, sungguh lebih imut daripada biasanya yang terlihat tenang itu.

Meskipun Colten Huo merasa murung dan kecewa saat mendengar dia mengatakan tidak akan menerima pengejarannya, tapi asalkan dia belum menikah, maka dia masih memiliki kesempatan!

Kali ini, dia tidak akan pernah menyerah!

Saat Chloe Jian kembali ke dapur, Nyonya Bernard telah mempersiapkan sayuran sesuai permintaannya, hanya menunggunya untuk memasaknya.

"Chloe, kenapa pergi begitu lama? Haha, jangan-jangan kencan dengan Colten ya?" Nyonya Bernard melihat pipi Chloe Jian merah membara, tak kuasa untuk bercanda.

"Mana ada, aku hanya menetap di kamar mandi lebih lama sejenak." Chloe Jian segera membantah.

"Chloe, sudut bibirmu berdarah?" Caroline yang mengenakan gaun tuan putri terus berlari ke sana dan kemari, saat ini, dia menyelinap ke hadapan Caroline, baru saja hendak memperlihatkan kelincinya untuk Chloe Jian, langsung terlihat adanya bekas darah di sudut bibir Chloe Jian, tak tertahankan untuk berteriak.

"Terluka ya? Chloe?" Nyonya Bernard juga telah menyadari bekas darahnya, bertanya dengan perhatian.

"Tidak, cuaca begitu kering, makanya sudut bibirku pecah." Chloe Jian baru menyadari sudut bibirnya masih terdapat aroma darah, langsung pergi ke bak air, mengemut air dan kumur-kumur, dan sekalian mencuci bekas darah yang ada.

Ini tentu saja bukan miliknya, melainkan akibat dari gigitannya yang kesal karena Colten Huo menyerangnya, hmph, duluan menendang organ vitalnya, lalu mengigit lidahnya, kelihatannya, harusnya malam ini Colten Huo akan mengingat pelajaran ini, Chloe Jian tiba-tiba merasa amarahnya telah terlampiaskan.

Tapi, dia tidak keberatan untuk lebih membuat kesannya semakin mendalam. Chloe Jian memandang bayangan dirinya dari keramik di samping bak air, sudut bibirnya perlahan-lahan melekuk membentuk senyuman yang sinis.

Belum sampai jam 7, Chloe Jian sudah selesai memasak 6 jenis sayur dan 1 sup, daging kecap cuka, udang goreng, ayam pedas...... semuanya merupakan makanan rumahan, tapi aromanya begitu sedap.

Nyonya Bernard menghidangkan semua sayurnya ke meja. Caroline yang sudah terbiasa memakan makanan ala Perancis pun mulai berliur saat menghirup aromanya.

Colten Huo dan Tuan Bernard pun sudah duduk di samping meja makan sesuai dengan posisi tuan rumah dan tamu, sayur yang terakhir, dihidangkan sendiri oleh Chloe Jian, melihat Colten Huo sedang melihat dirinya, dia sengaja tersenyum terhadap sang pria, lalu meletakkan sayur terakhir itu di hadapannya.

"CEO Huo, ini kubuatkan khusus untukmu!"

Colten Huo melihat Chloe Jian, lalu melihat daging tumis cabai di depan matanya ini, kelopak matanya seketika bergetar dengan ekspresi wajah yang tidak pernah berubah.

Tuan rumah dan tamu semuanya sudah duduk, Chloe Jian tentu saja duduk bersama dengan Colten Huo, Bernard, istrinya dan Caroline makan dengan sangat senang, terus menyanjung kemampuan masak Chloe Jian, tapi seluruh perhatian Chloe Jian malah tertuju pada Colten Huo.

Dia khusus membuatkan makanan itu untuknya, juga khusus menambahkan bumbu. Nenek Chloe Jian adalah orang Provinsi Hunan, selera mamanya juga senang makan makanan pedas, kali ini, Chloe Jian kebetulan membawakan sambal cabai buatan mamanya sendiri dari rumah, tadi saat memasakkan daging tumis cabai ini, dia sengaja menambahkan lebih banyak sambal cabai, sayur ini bisa dikatakan telah mencapai tingkat kepedasan yang memuncak.

Sepertinya, bahkan Aurora Wu pun tidak akan tahan dengan tingkat kepedasan ini, apalagi Colten Huo yang lidahnya telah tergigit tadi, asalkan memakannya sedikit, perasaan sakit dan pedas pasti begitu dasyat, Chloe Jian merasa, pasti akan membuat Colten Huo sulit melupakan malam ini.

Dengan perasaan seperti ini, Chloe Jian menjadi tidak begitu selera untuk makan, seluruh perhatiannya tertuju pada Colten Huo.

Tapi hal yang membuatnya kecewa adalah, jelas-jelas Colten Huo telah makan cukup banyak, tapi malah kelihatan seperti tidak kenapa-napa, tetap bersikap santai, Nyonya Bernard tidak peduli terhadap penghalangan Chloe Jian, terus bersikeras hendak mencoba sayur yang Chloe Jian khusus buatkan untuk Colten Huo, alhasil, baru saja memakannya segigit, langsung merasa pedas hingga mata dan hidungnya mengeluarkan air, kemana-mana mencari air untuk diminum, Colten Huo telah memakan setengahnya seorang diri, tapi setetes keringat di kening pun tidak ada.

Chloe Jian bengong, dia tiba-tiba curiga apakan dia telah keliru dan mengira sambal tomat adalah sambal cabai, oleh karena itu, dia juga menjepit sepotong daging, namun, baru saja memasuki mulut, dia langsung kepedasan hingga tersedak, segera membalikkan badan menjulurkan lidah, mengipaskan tangan terhadap lidah sekuat tenaga, lalu bertatapan dengan pandangan mata Colten Huo yang iseng, dengan perasaan bersalah menerima segelas air yang disodorkan olehnya, dan meminumnya hingga habis dalam sekali teguk.

Kali ini, Chloe Jian spontan merasa kagum terhadap Colten Huo, kepedasan yang gila ini pun bisa disantapnya tanpa berubah ekspresi, kalau indra rasanya tidak bermasalah, maka dia adalah seseorang yang sering disebut sebagai maniak pedas.

Selain sayur yang super pedas ini, acara makan kali ini disantap dengan begitu membahagiakan.

Seusai makan, Chloe Jian hendak pulang, karena akan sulit mendapatkan taxi di sekitar sini jika terlalu malam, saat Chloe Jian baru saja hendak pergi, Colten Huo juga berdiri berpamitan, Bernard dan istrinya sangat bersedia melihat mereka pergi bersama, makanya setelah bersepakat untuk saling bertelepon, mereka langsung mengantar Colten Huo dan Chloe Jian ke depan pintu.

"Aku akan mengantarmu!" Colten Huo dengan begitu natural menarik tangan Chloe Jian, menggandeng tangannya hingga tiba di tempat parkiran mobil.

Chloe Jian telah mencoba menarik tangannya berulang kali, tetap tidak berhasil, pasangan suami istri Bernard pun berada di samping, dia tidak enak hati bertindak kasar, terpaksa menahan emosi.

Hingga telah menaiki mobil, baru Colten Huo melepaskan tangannya, setelah berpamitan dengan sepasang suami istri Bernard, Colten Huo mengemudikan mobil, Chloe Jian mengira Colten Huo akan mengatakan sesuatu, lagipula sayur daging tumis cabai itu sengaja dibuatkan untuk menyiksanya, berdasarkan sifatnya yang akan memperhitungkan segala hal baik kecil maupun besar itu, pasti tidak akan puas jika tidak membalas perbuatan sang wanita, tapi mobil telah dikemudikan cukup jauh, dia tetap saja diam.

Namun, saat Chloe Jian mengira Colten Huo malam ini tidak akan mengatakan apapun lagi, dia menyadari Colten Huo tiba-tiba memberhentikan mobil ke pinggir jalan, lalu membuka pintu dan turun, berjalan masuk ke mini market dengan begitu buru-buru, tidak lama kemudian, tangannya membawakan 3 botol air mineral.

Chloe Jian melihatnya mengangkat kepala, sambil berjalan sambil minum, saat tiba di samping mobil, dia sudah meminum sebotol air sampai habis, lalu membuka botol lain dan terus meminumnya.

Apakah dia begitu kehausan? Chloe Jian melongo melihatnya, dia juga ikut turun dari mobil, melihat Colten Huo lanjut meminum botol ketiga, tak tertahankan untuk menanyakan kebingungan hatinya: "Kamu begitu haus?"

Saat ini, Colten Huo sudah selesai meminum air dari ketiga botol, sepertinya telah terlalu kekenyangan, satu tangannya bersandar pada pintu mobil, dia memandang Chloe Jian, pandangan mata terlihat gundah, beberapa saat kemudian, dia hanya mengatakan satu kata: "Pedas!"

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu