His Soft Side - Bab 214 The Single-Handed Horse And The World Were Drinking

Tapi dengan segera Chloe Jian menyadari bahwa ia terlalu banyak berprasangka, Colten Huo tidak duduk di sebelahnya, melainkan di sebelah Robin Cheng, dan setelah duduk, ia pun juga tak menatapnya, melainkan langsung berbincang dengan Wakil Manajer Chen.

Dengan segera, semua yang berada di ruangan ini tak melakukan apapun lagi, hanya menatap ke arah Colten Huo, dan beberapa karyawan perempuan yang masih muda menjadi sangat bersemangat, mereka berkumpul untuk mengagumi Colten Huo, beberapa bahkan mengeluarkan ponsel untuk memotretnya.

“Tampannya!”

“Jika saja kekasihku setampan itu, aku akan rela melakukan apa saja!”

“Oh Tuhan, bagaimana bisa ia setampan itu! Sungguh mempesona.”

“....”

Mendengar seruan-seruan itu, Chloe Jian dalam hati tiba-tiba berpikir, jika mereka tahu ia dan Colten Huo berpacaran, tidakkah mereka akan ternganga saking terkejutnya?

Dan mendengar mereka berkata mereka akan sangat cemburu jika seseorang memiliki kekasih setampan Colten Huo, dalam hati Chloe Jian muncul sedikit rasa bangga.

Kini bukankah pria ini telah menjadi miliknya? Dan ia telah begitu lama mengejarnya...

Sampai di sini, tiba-tiba Chloe Jian terkejut, apa yang sedang ia pikirkan? Bagaimana bisa ia berpikir seperti ini? Ia tidak menerima Colten Huo karena temperamennya yang tidak stabil membuatnya takut, maka ia tak mungkin mencintainya.

Dan ini sama sekali tak bisa menjadi alasan untuk merasa bangga!

“Chloe Jian, kau kenapa? Apakah kau kedinginan? Kenapa kau gemetaran?” Aurora Wu duduk di sebelah Chloe Jian, maka saat Chloe Jian terkejut tadi, ia bisa merasakannya, ia mengira terjadi sesuatu pada Chloe Jian sehingga ia segera menanyainya.

“Aku tak apa!” Chloe Jian mengibaskan tangannya. Sejak Colten Huo masuk tadi, ia tak lanjut bernyanyi, dan saat ini lagu Fleeting Years juga sudah selesai, ia juga sudah tak ingin bernyanyi lagi, ia segera meletakkan mik nya di depannya.

Tiba-tiba, Chloe Jian merasa seseorang sedang menatapnya, ia mendongak dan melihat Colten Huo sedang memicingkan mata menatapnya, mungkin karena mendengar pertanyaan Aurora Wu barusan.

Chloe Jian mengatupkan bibirnya, karena takut orang lain menyadari, ia segera menunduk mengalihkan pandangannya.

“Selanjutnya siapa yang menyanyi?” Carol Ruan yang duduk di meja pemilihan lagu menoleh dan bertanya pada mereka.

“CEO Huo!” seru Robin Cheng, “Ayo, CEO Huo!”

Sebenarnya yang lain juga berpikiran seperti ini, tapi karena sikap Colten Huo sangat dingin, mereka tak berani mengatakannya, tapi karena Asisten Khusus Cheng telah angkat bicara mengusulkan, mereka dengan segera menyetujui dan menimpali, “Ayo, CEO Huo! Ayo, CEO Huo!”

Melihat ekspresi Colten Huo tampak acuh dan sama sekali tak menanggapi sorakan orang-orang, Wakil Manajer Chen mengira Colten Huo tak ingin menyanyi, maka ia segera berdiri dan mengatupkan kedua tangannya, “Sudahlah, kalian bersenang-senanglah, dengan posisi CEO Huo, bagaimana mungkin ia menyanyi di tempat seperti ini?”

Yang lain juga berpikiran demikian, Colten Huo bisa muncul di sini saja sudah sangat luar biasa, semua juga tahu sikapnya biasanya sangat dingin, bertemu siapapun, ekspresinya selalu datar.

Suasana di ruang karaoke dengan segera menjadi hening, hanya cahaya dari layar LCD yang menyala berkedip-kedip.

“Tak apa!” akhirnya Colten Huo angkat bicara, dan ia meraih mik yang tadi diletakkan Chloe Jian di meja.

Melihatnya, mereka semua terdiam sesaat, lalu kemudian menjadi riuh.

“Chloe Jian, CEO Huo rupanya mau menyanyi! Oh, aku harus merekamnya dengan ponselku.” Aurora Wu dengan sangat bersemangat segera mengeluarkan ponsel dari tasnya dan merekam Colten Huo.

Chloe Jian tak bisa berkata-kata, tidakkah ini terlalu berlebihan? Ia menoleh, dan melihat hampir semua orang di ruangan itu mengeluarkan ponsel mereka, tiba-tiba di pikiran Chloe Jian muncul sekelebat pikiran buruk, jika Colten Huo bernyanyi dengan fals, hal ini akan lucu sekali.

“CEO Huo, bagaimana dengan lagu Glory? Atau kau ingin ganti lagu lain?” Carol Ruan juga merasa sangat bersemangat, Colten Huo biasanya hanya muncul di berita ekonomi, dan meskipun ia datang ke Ming’s Corp pun, karyawan biasa juga takkan bisa sering bertemu dengannya, dan malam ini mereka bisa mendengar secara langsung ia bernyanyi di karaoke, Oh Tuhan, jika ia menguploadnya ke moments Wechat, semua pasti merasa sangat terkejut dan iri padanya.

“Ini saja.” Jawab Colten Huo.

Saat intro nya mengalun, Chloe Jian tiba-tiba teringat lagu ini adalah sebuah lagu yang dimodifikasi untuk iklan sebuah merek ponsel, liriknya sangat ceria dan melodinya sangat indah, ia tiba-tiba tak sabar menunggu bagaimana Colten Huo akan menyanyikannya.

“Chloe Jian, kenapa kau tak mengeluarkan ponselmu?” Aurora Wu yang sedang mengarahkan kamera ponselnya pada Colten Huo merasa heran melihat Chloe Jian hanya duduk di sana.

“Untuk apa?” Chloe Jian menoleh ke sekeliling dan baru menyadari bahwa semua orang mengeluarkan ponselnya, bahkan Robin Cheng juga.

Kini ia merasa terasing.

Akhirnya Chloe Jian mengeluarkan ponselnya dan berpura-pura merekamnya. Saat ini, tiba-tiba ia menyadari Colten Huo menatapnya dengan tatapan penuh arti.

Tanpa disadarinya, wajah Chloe Jian kembali memerah, untungnya pencahayaan di dalam ruang karaoke ini sangat gelap, bahkan jika wajahnya berubah menjadi hijau pun takkan ada yang menyadarinya.

“Hei!” Chloe Jian mencolek Aurora Wu dan menakut-nakutinya, “Menurutmu, jika ternyata kemampuan oktaf CEO Huo tidak cukup, dan ia bernyanyi dengan fals, dan kalian merekamnya dan menguploadnya, tidakkah ia akan segera memecat kalian semua?”

“Hei, masuk akal!” merasa yang dikatakan Chloe Jian benar, Aurora Wu segera meletakkan ponselnya dan menatap Colten Huo yang sedang memegang mik dengan ekspresi serius, ia merasa sebaiknya ia tidak mengambil resiko.

“Huf.” Robin Cheng yang duduk sangat dekat dengan Chloe Jian tentu mendengar perkataan Chloe Jian tadi, ia segera tertawa kecil.

“When i see that sight, my body shiver alone...” baru saja menyanyikan beberapa kata, Colten Huo mendengar perkataan Chloe Jian, tiba-tiba ekspresinya tampak terguncang, dan nadanya menjadi kurang pas.

Chloe Jian kembali mencolek Aurora Wu, “Benar, kan, yang kukatakan!”

“Terimakasih telah menyelamatkan hidupku!” Aurora Wu menatap rekan-rekan kerjanya yang masih merekam Colten Huo dengan tatapan prihatin, tapi kemudian ia bertanya, “Apakah karena ia tidak mempedulikan kuncinya?”

“Kurasa juga begitu...” Chloe Jian menatap ke layar, lalu menatap Colten Huo, tiba-tiba ia tak bisa berkata-kata.

“Look at the long grass flying on the cloud, blooming the red stamens of tomorrow, growing up in the vast foreign land, looking back and still seeing the moon in my hometown.”

Chloe Jian harus mengakui, Colten Huo tidaklah fals, bahkan ia menyanyi dengan sangat bagus, suara baritonnya sangat mempesona, suasana di ruang karaoke ini telah memanas karena lagu ini, bahkan Chloe Jian juga merasa panas, mendengarkan lagu ini membuat orang merasa bersemangat.

"The night gave me black eyes, but I used it to find the light, the sweat condensed into a time capsule, and pioneered in this fate alone. The single-handed horse and the world were drinking. After suffering, I did not forget my origin, The Red Sun who dares to chase the dreams...”

Cahaya dari layar ruang karaoke, ditambah dengan cahaya warna warni dari lampu yang berputar di atasnya menyinari Colten Huo yang sedang duduk dengan santai di sofa, ia melepaskan dua kancing atas kemeja hitamnya dan menggulung lengan kemejanya, tangannya yang gagah memegang mik, ia sedikit mendongakkan kepalanya, dan jakun di tenggorokannya naik turun mengikuti nyanyiannya, sungguh mengeluarkan pesona yang mematikan.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu