His Soft Side - Bab 104 Wanita Menawan Yang Mengejutkan Seluruh Penonton

Ini merupakan kalimat pertama yang Colten Huo ucapkan kepada Daniel Pu, Daniel Pu langsung terkejut, ia mengangkat lengannya dan melihat jamnya, lalu tersenyum dan berkata,”Masih ada lima menit lagi, Tuan Muda Huo, silahkan duduk disini!”

Colten Huo tidak menunda, ia langsung berdiri dan mengubah posisi duduknya, ia duduk di kursi yang berada di sisi dinding, ia kemudian melihat Daniel Pu mengambil remote, lalu tirai yang menutupi padnagannya langsung terbuka dan menampilkan sebuah dinding kaca.

Dinding kaca tersebut terlihat perlahan menerang, lalu memperlihatkan keadaan aula di lantai bawah, terlebih lagi pemandangannya adalah pemandangan 360 derajat.

Pada saat ini, aula terlihat penuh dengan suara senang, beberapa penari terlihat menari dengan mempesona, suasana pun mulai memanas.

Colten Huo bersandar pada sofa, menyilangkan kakinya, menajamkan tatapannya, lalu melihat ke arah Daniel Pu tanpa berekspresi,”Apakah ini kejutan yang ingin kmau berikan kepadaku?”

Daniel Pu tersenyum,”Bagaimana mungkin hanya ini, Tuan Muda Huo, jangan terlalu tergesa-gesa, mereka akan segera tampil.”

Colten Huo kehilangan rasa tertariknya, perasaannya malam ini benar-benar sangat buru, dengan kata lain, sejak ia mendapatkan telepon dari Michael Gu dua hari yang lalu, perasaannya benar-benar sangat berantakkan, ia bahkan kembali terburu-buru setelah baru saja tiba di Swiss setengah hari, ia sudah mencarinya saat ia turun dari pesawat, namun ketika ia meneleponnya, ia menyadari bahwa gadis itu ternyata sudah memblokirnya!

Ia tidak hanya memblokir nomor ponselnya, ia bahkan membuang kontak WeChatnya, hal tersebut benar-benar membuatnya sangat marah.

Karena perasannya yang buruk inilah, ia akhirnya setuju untuk datang ketika Daniel pu mengundangnya kemari, ia sebenarnya ingin memperbaiki suasana hatinya dan melupakan gadis tersebut, namun ia benar-benar tidak terlalu berharap terhadap kejutan yang Daniel Pu katakan.

Namun ketika Colten huo melihat Daniel Pu tampil dengan penuh percaya diri, ia pun tidak ingin mengusik niat baiknya.

Ketika pukul delapan tiba, beberapa gadis yang berada di panggung itu mulai mengundurkan diri, lampu di aula mulai dimatkan, di tengah suara air yang mengalir, sebuah alunan suara guzheng mulai terdengar, lalu memperlihatkan gulungan karya kuno yang ditulis dengan tinta hitam secara perlahan, di tengah kolam teratai, bunga teratai yang berwarna gelap mulai terbuka, cahaya lampu berkilauan, dalam kedipan mata, panggung tersebut tiba-tiba dipenuhi oleh banyak orang.

Seorang gadis terlihat mengenakan pakaian kuno anggung yang berwarna kemerahan, ia terlihat mengangkat tinggi rambutnya dan melepaskan rambut pirangnya yang panjang, tali sutra terlihat mengikat pinggang rampingnya, dimana terdapat dua lonceng pada ujung tali sutranya.

Penampilan punggungnya saja sudah memberikan kesan yang sangat elegan.

Kemunculan gambaran kuno yang menawan di tengah masyarakat modern masa kini tentu saja memberikan kesan yang sangat segar, hingga membuat tatapan orang yang berada di bawah panggungnya itu bergemilang.

Pada saat ini, suara lagu kembali terdengar ramai, namun tetap saja tidak kehilangan kesan elegannya, itu adalah sebuah lagu terkenal yang berjudul Ballad of Xizhou.

Gadis kuno yang menawan itu terlihat membuka lebar kedua lengannya, perlahan memutar tubuhnya, meskipun hanya sekilan, namun wajah yang ditutupi oleh kain kas aitu tetap saja terlihat sangat menawan, terutama sepasang matanya yang tidak tertutupi kain kasa, matanya terlihat bulat dan menawan, tatapannya terlihat melirik kesana dan kemari, seperti sebuah aura musim semi yang melelehkan es dan salju dan membuat orang-orang merasa sangat tenang.

Namun tariannya yang selanjutnya itu membuat mereka terkejut, pinggangnya terlihat bergoyang seiring dengan tariannya, setiap ekspresi wajahnya, setiap gerakan tangan dan langkah kakinya menampilkan sensasi kuno, tidak peduli seberapa sulitpun putarannya, ia tetap saja dapat memutar pinggangnya dan mengangkat kakinya dengan sangat mudah dan membuat para penonton tidak dapat mengalihkan tatapan mereka.

Ia mengulurkan tangannya, seiring dengan munculnya sebuah bunga teratai di layar di belakangnya, jarinya yang ramping, disertai dengan bunga yang perlahan berayun, penampilannya seiring dengan gambaran bunganya, benar-benar sangat menawan.

Pada saat ini, di kursi di lantai dua, Colten Huo mulai menajamkan tatapannya sejak wanita itu pertama kali muncul, sekalipun itu hanyalah bayangan punggungnya, bagaimana ia mungkin tidak mengenalinya?

Daniel Pu duduk di sofa di sebelahnya, ia juga menikmati gambaran yang menawan itu, namun sebagian dari perhatiannya tertuju kepada Colten Huo, ketika tatapan Colten Huo berubah, ia pun langsung merasakannya, namun ia tidak berani menanyakan maksud Colten Huo, sehingga ia tetap saja terdiam.

Dinding kaca adalah pantulan dari gambaran sekelilingnya, setiap gerakan dari orang-orang yang berada di panggung dapat terlihat dengan jelas, sekalipun telah kehilangan rasa tertariknya, naun eskpresi Colten Huo tidak terlihat berubah, ia tiba-tiba tidak ingin melihat dirinya yang muncul di layarnya, ia lalu berdiri dan berjalan ke arah teras di ruang VIPnya, kedua tangannya terlihat menggenggam tiang penahannya, ia lalu membungkukkan tubuhnya dan melihatnya.

Sudut ini memberikan gambaran yang jauh lebih baik, tetapi juga tertutup, Colten Huo akhirnya dapat meliaht jelas orang yang berputar di tengah panggung tersebut.

Ia melihatnya berputar semakin cepat, jerumbai pada rambutnya beserta lonceng yang berada pada ujung tali sutra pada pinggangnya itu terus berbunyi, tiba-tiba, semua cahaya lampu tertuju kepadanya, seakan-akan ada dua tangan di sisi kiri dan kanan yang tidak terlihat sedang menahannya, suara aliran air tiba-tiba teredengar, lalu rok panjangnya yang sedang berayun itu tiab-tiba dirobek.

Semua penonton yang berada di bawah panggung langsung berseru ketika melihat gambaran yang mengejutkan ini, lalu satu persatu mulai bersiul.

Jika dikatakan masih ada orang yang tidak bersemangat melihatnya, maka orang tersebut adalah Colten Huo, ketika melihat gambaran ini, tatapan matanya terlihat kesal, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura dingin, seakan-akan kesayangannya itu menjadi dambaan orang luar.

Namun hal yang membuat mereka kecewa adalah, cahaya lampu langsung menggelap dalam sekejap, suara musik kemudian berhenti, keadaan gelap gulita ini berlangsung selama lebih dari sepuluh detik, pada saat ada orang yang mulai tidak bisa menahan dirinya, lampu mulai menerang dan kembali tertuju ke arah panggung, disertai dengan suara musiknya.

Tetapi kali ini bukanlah suara music kuno lagi, melainkan suara drum yang cukup kuat.

Lalu, seorang penari wanita yang mengenakan pakaian menyegarkan muncul di panggung dan kembali menari seiring dengan suara musiknya.

Apakah semuanya selesai begitu saja?

Semua orang terlihat terkejut, bahkan Colten Huo sendiri tidak mempercayainya, ia mengira bahwa masih akan ada kelanjutannya.

Daniel pun melihat perubahan tatapan Colten Huo, ia tersenyum, ia tahu, ia mungkin sudah memenangkan petaruhannya kali ini, sepertinya Tuan Muda Huo benar-benar tertarik terhadap gadis itu.

Semuanya akan menjadi lebih mudah jika ia menyukai gadisnya.

Pada saat ini, suara musik kembali berubah dan terdengar lebih bersemangat, para penari terlihat mulai berpisah, setelah sekelompok orang tersebut, wanita yang mengenakan cheongsam berwarna biru muncul, rambutnya terlihat bergelombang, wanita dengan tubuh memanas itu perlahan melangkah maju, lalu menarik seruan terkejut dari bawah panggung.

Ia mengambil kipas kecil dalam genggamannya, pada saat ia baru saja berjalan ke depan anggung, melodi musik terdengar berubah. Semua orang mengira gadis tersebut akan menari seperti gadis penari lainnya dan bukannya tampil dengan sederetan gerakan bela diri, kipas tersebut adalah pisau di tangannya, tarian kipas yang digabungkan dengan seni bela diri ini benar-benar menggabungkan kecantikannya dan keberaniannya, tubuhnya yang sempurna itu juga membuat mereka terpaku apadanya.

Dalam waktu lima belas menit yang singkat, suara seruan memenuhi bawah panggung, Mythology Club sudah lama sekali tidak seramai ini sebelumnya.

Bahkan beberapa orang yang terlalu terpesona ingin mencoba beranjak ke panggung dan mengambil keuntungan, namun semuanya berhasil dihalangi oleh para pengawal di sekelilingnya.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu