His Soft Side - Bab 399 Kopinya Enak?

Rosy dengan sangat mengerti menganggukkan kepalanya lalu berkata dengan malu-malu : “Baiklah direktur Colten, jika seperti itu aku akan keluar dulu.”

Ketika berada di depan pintu langkah kaki Rosy terhenti lalu memutarkan kepalanya dengan wajah malu-malu dia berkata : “Direktur Colten, aku tahu ada sebuah kopi yang enak di sebuah cafe, jika kamu tertarik aku bisa mengajakmu kesana.”

Colten menaikan matanya dengan wajah dinginnya, Rosy sendiri tidak memperhatikan ini dan berkata : “Astaga aku lupa jika biasa direktur Colten sangatlah sibuk, tiddak mungkin ada waktu menuju kesana, jika begitu aku yang lebih sering berada di sana akan membelikan untuk direktur Colten.”

Setelah Rosy berkata ia tidak mendengar jawaban dari Colten, dengan pelan dia menaikan kepalanya dan melihat wajah tampannya itu, hatinya pun merasa tercengkar seperti tidak tahu kata mana lagi yang salah ia ucapkan, maka dari itu dengan menurunkan diri, “Aku akan keluar dulu.”

Tetap saja tidak ada jawaban, dengan wajah kecewa Rosy keluar tetapi baru saja dia keluar dirinya telah memperlihatkan sebuah senyuman, karena bagaimana pun juga sikap Colten kepadanya hari ini sangat berbeda, beberapa seketaris mengatakan jika Colten tidak berperasaan juga menakutkan, dia tidak akan membahas di luar pekerjaan, seluruh tubuhnya di penuhi kedinginan, tetapi tadi Colten malah berkata dengan ramah kepadanya juga meminta dia membawakan segelas kopi, ini adalah sebuah kabar gembira.

Cukup dengan mengingat wajah tampannya Colten, hati Rosy seperti meleleh juga sangat bergembira, dia sendiri sudah membayangkan bagaimana dirinya dan Colten akan berada di atas kasur, tentu saja dia adalah tuannya!

Rosy yang mendapatkan berkas ini memperlihatkan wajah gembiranya lalu berjalan, Robin yang baru keluar dari lift ingin mengeluarkan sebatan rokok sedang memperhatikan dia, hatinya juga merasa aneh, wanita ini padahal baru keluar dari ruangan direktur, kenapa seperti orang yang di tarik dan senyumnya seperti sangat mengunci.

Robin dapat merasakan sesuatu yang buruk disini, wanita ini bahkan datang ketika dia makan maka pasti hatinya ini sangatlah tidak baik dan juga Chloe itu bersama dengan kakak ke empat, bagaimana jika terjadi sesuatu nanti, mungkinkah kakak ke empat akan membunuhnya nanti?

Pada saat yang bersamaaan diruangan direktur, Rosy yang baru keluar dan Colten berdiri lalu tanpa melihat kopi itu berjalan ke dalam ruangan istirahat.

Tetapi, ketika Colten memegang gagang pintu sebuah perasaan tidak tenang menghampirinya.

Karena takut wanita ini merasa marah, ini bahkan tidak pernah terjadi dalam 32 tahun hidupnya.

Tetapi ketika mengingat perkataan Chloe tadi, membuat Colten merasa orang ini tidak berperasaan, bahkan berani berkata seperti itu, walaupun hanya bercanda tetapi dia hanya tidak sedingin itu kepada seorang pegawai wanita harus hal ini tidak kenapa-napa, kenapa dia merasa tidak tenang?

Memikirkan hal ini, Colten merasa lebih berani lalu membuka pintunya dan masuk kedalam ruangan istirahat.

Tirai jendela yang dibuka membuat matahari sore yang hangat dengan langit yang biru, menyinari kasur yang sedikit berantakan ini, seketika ada aroma matahari.

Tetapi keindahan itu tidak bisa di bandingkan dengan seorang wanita yang duduk disana dengan rambut yang di sisir.

Disaat ini, di tubuh Chloe di baluti sebuah kain, dengan bahu yang terlihat juga cahaya matahari yang menyinari tubuhnya itu, dengan perlahan menyisirkan rambutnya, Colten yang berada disisi lain melihat dan hanya terlihat wajah sampingnya walaupun seperti ini tetap saja Colten sungguh terpana olehnya.

Jakun Colten sedikit bergerak sambil mengepalkan tangannya, karena dengan seperti ini dirinya bisa menahan keinginannya itu.

Chloe masih berada disana sambil menyisir rambutnya, seperti tidak menyadari kehadirannya Colten, Colten sedikit berdehem barulan Chloe dengan pelan memutarkan kepalanya, tetapi cara dia memandangnya terlihat sangat datar seperti tidak ada keramahan untuk mendekatinya.

Colten merasa sedikit grogi, tanpa bisa memperdulikan apapun lalu dengan manja berkata kepada Chloe, berjlana kesana dan ikut duduk disampingnya Chloe sambil merangkulnya, “Cloudy.”

Chloe menghindari, mata yang cantik ini berputar lalu melihat ke wajah tampannya Colten lalu tersenyum, “Kopinya enak?”

Kulit matanya Colten menegang, dengan segera dia berdiri, “Cloudy, aku——”

“Diam!” Chloe dengan segera menghempaskan sisir ini, berjalan ke arah kamar mandi.

Sungguh tidak ada orang yang berani menyuruh Colten untuk diam, tetapi tetap saja dia tidak berani berkata, malah dengan tidak tenang dia mengikuti Chloe, ketika Chloe ingin menutup pintu Colten disana menghalanginya, melihat dia yang menghalangi dia mengambil baju yang penuh dengan darah itu dan berjalan ke tirai yang lain.

Walaupun Chloe yakin Colten bukan pria seperti itu, pria yang mudah tergoda tetapi tetap saja dia merasa marah karena Rosy adalah orang yang tidak ingin dia bahas.

“Cloudy, baju ini sudah kotor tidak bisa di gunakan lagi, aku telah meminta seseorang untuk membawakannya.” Colten menahan lengangnya Chloe, tidak membiarkan dia menganti bajunya dan berkata dengan hati-hati.

“Baju yang kotor masih bisa di cuci.” Chloe memutarkan kepalanya dengan tatapan juga suara yang dingin : “Jika orang sudah kotor, hanya bisa di buang!”

Seketika keringat dingin mengalir dari dahinya Colten, “Cloudy, aku salah jangan marah ya?”

Chloe menarik nafas, “Kamu tidak salah hanya saja perasaanku yang tidak senang, lepaskan aku ingin kembali beristirahat.”

Colten tentu saja tidak ingin melepaskan, dengan segera dia menyingkirkan baju di tangannya, lalu memeluk dia dengan lembut, “Beristirahatlah disini.”

“Tidak!” Chloe menolak.

“Kenapa?” Colten bertanya.

“Menyakitkan mata!” Chloe menutup matanya lalu berkata dengan tidak sungkan.

Colten memajukan bibirnya, seketika ada sebuah perasaan, “Jangan marah ya, aku yang salah, ketika otakku berputar aku hanya ingin membuat kamu cemburu saja.”

Chloe melihat matanya Colten, dengan tatapan yang bodoh.

Colten tidak ada kesempatan untuk memikirkan ini, melihat tatapan matanya Chloe hatinya merasa lebih tenang lalu memeluknya keluar dari kamar mandi, lalu meletakkan Chloe di atas kasur dan berada di atasnya, “Cloudy kita lanjutkan yang tadi ya?”

“Tidak!” Chloe mendorong Colten.

Colten menurunkan wajah tampannya, “Masih marah?”

“Tidak!” Chloe sedikit termenung lalu bersandar di kasurnya seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Kamu sedang memikirkan apa?” Colten mencari pembicaraan yang tidak ada.

“Aku sedang berpikir, apa tujuan Rosy mendekati kamu.” Chloe sendiri bukanlah orang yang bertempramen, dia tahu jika Colten bukan pria playboy, dia sendiri juga telah meminta maaf maka hal ini juga akan berlalu tetapi berdasarkan dia mengenali Rosy, dia merasa semenjak Rosy kembali dari luar negeri dia diam untuk terlalu lama lalu sekarang seketika bergerak lagi seperti ada sebuah hal yang salah disini.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu