His Soft Side - Bab 404 Pamer Mesra, Tidak Tahu Malu

"Adik Jian, kamu nanya aku berarti nanya pada orang yang benar, aku dan kakak keempat tumbuh bersama dari kecil." Robin sambil tertawa dan sengaja mengerakkan bahunya, tampangnya sangatlah kurang hajar.

Mata Chloe bersinar, dia bertanya sambil tersenyum, "Benarkah?"

"Tentu saja!" Robin meluruskan kacamatanya dan melihat krii kanan, dia menempelkan mulutnya kesamping telinga Chloe, "Adik Jian, kamu mungkin tidak percaya bahwa orang yang suka dengan kakak keempat sungguh banyak sekali, mungkin jika diantri bisa mengelilingi bumi!"

"Yang mengelilingi bumi bukanlah milk tea?" kata Chloe.

"Sungguh tidak humoris, aku hanya melakukan perumpamaan saja." kata Robin sambil tertawa.

"No pic sama dengan hoax!" Chloe mencibir.

"Apa yang ingin kamu tahu?" Tanya Robin.

"Hmm." Chloe memutarkan bola matanya, dan berkata, "Kasih aku lihat foto orang-orang yang menyukainya!"

"Ini mudah sekali!" Robin mengacungkan jempolnya dan tertawa, dia mengeluarkan hpnya lalu membuka sebuah website, sekali dilihat dan memberikan hp kehadapan Chloe, "Lihatlah, artis tekenal, Karry, sangat cantik bukan? Tingginya 180, dadanya......postur tubuhnya itu, duh, sungguh adalah wanita idaman!"

"Wanita bule?" Chloe memiringkan kepalanya dan melihat wanita cantik bule ini, dan mendapatkan sebuah kesimpulan, "Ini adalah orang yang kamu suka kali, Colten tidak akan mungkin suka dengan tipe seperti begini."

Robin kaget, "Adik Jian, kamu juga tahu ini?"

"Tentu saja!" Chloe melempar kembali hp kepada Robin, dia lalu melipatkan kedua tangannya didepan dada dan berkata dengan bangga, "Orang yang paling mengenal sang lelaki pasti adalah istrinya!"

Tentu saja Chloe tidak akan bilang bahwa dia mengatakan bahwa Colten tidak suka dengan wanita bule justru karena postur tubuhnya yang terlalu hot, dadanya itu sudah hampir membuat bajunya robek, Colten pernah mengatakan bahwa dia tidak suka dadanya terlalu besar, dia bilang dia suka dengan yang bisa dikuasai dengan satu tangan.......

Sekali terpikiran hingga disini, Chloe tiba-tiba merasa bahwa telinganya sedikit panas, dan wajahnya juga sedikit merah.

"Duh." Robin menatapi tampang Chloe, dia meledek, "Pamer Mesra, tidak tahu malu!"

"Kamu juga bisa memamerkannya jika ada!" Chloe tidak mempedulikannya, dia mengulurkan tangan dan mengelus wajahnya, sekarang dia merasa bahwa dirinya semakin tidak tahu malu, siang hari bolong dia juga bisa terpikiran dengan adegan 18+ seperti itu.

"Tuh, lihat ini." Robin tidak terus meledek Chloe dia mengoes layar hpnya beberapa kali dan melemparkannya kembali pada Chloe, "Keturunan orang kaya, putri ketiga dari keluarga Mu, sangat cantik bukan?"

"Keluarga Mu?" Chloe kaget dia melihatnya dengan jelas, wanita dilayar terlihat kurus tinggi, mengenakan rok biru panjang, dan tengah berada ditaman bunga, dibelakangnya ada rerumputan dan dia sedikit menundukkan kepalanya dan tersenyum, sungguh menyentuh hati orang lain.

Sebenarnya wanita ini tidaklah terllau cantik, tidak boleh dibilang adalah wanita yang membuat gila satu negara, namun dia menang di auranya, sekalipun hanya foto saja, juga bisa terasakan kelembutannya itu, sungguh menyentuh hati.

"Bagaimana? Kamu seharusnya tahu keluarga Mu kan, top tiga dari group orang chinese, Nona ketiganya adalah Mona Mu lulusan Harvard University, jurusannya psikologi......" Robin terus mengenalkan orang tersebut, selanjutnya dia berkata, "Dia adalah pengikut sejati dari kakak keempat, jangan lihat dia begitu lembut, ketika gila, dia lebih parah daripada Sue Bai.

Chloe meletakkan hpnya, dia berpikir sejenak, "Kelihatannya sangatlah cocok dengan Colten, latar belakangnya juga setara, mengapa mereka tidak bersama?"

"Kalau ini kamu harus tanya ke kakak keempat." Robin mengerakkan bahunya, "Aku tidak bisa menebak pikirannya, orang ini cantik dan juga punya keahlian, dia juga adalah penerus keluarga Mu, baik dari bidang apapun, dia adalah yang terbaik, banyak juga orang yang suka dengannya, namun dia terus saja begitu suka dengan kakak keempat, namun kakak keempat sama sekali tidak tertarik dengannya, kamu tidak tahu bahwa beberapa waktu lalu ketika kabar kamu dan kakak keempat menikah terbongkar, dia menangis berhari-hari."

"Apakah ada separah itu?" Chloe tidak mempercayai perkataan Robin.

"Sama sekali tidak hiperbola, kamu lihat saja itu Sue Bai, demi membuat kakak keempat melihatnya lebih saja, dia sudah gila, adik Mona sudah mengenal kakak keempat dari kecil, kedua belah pihak orang tua juga setuju, jika tidak ada kamu, kakak keempat kemungkinan besar akan menikah dengannya." Kata Robin sambil tersenyum.

Chloe mengerakkan bahunya, "Kalau begitu bukankah dia akan sangat dendam terhadapku?"

"Bisa jadi, sedikit atau banyak pasti tidak senang, rasa dengki dari seroang wanita sangatlah menakutkan, adik Jian, kedepannya kamu pasti akan bertemu dengannya, kamu harus mempersiapkan dirimu daripada kamu tidak tahu sama sekali." Robin menundukkan kepalanya, dia mencari dihpnya lagi, dia memberikannya kepada Chloe, "Hmm, Adik Jian, kamu lihat wanita ini."

Chloe mengangkat kepalanya, kali ini wanita yang diperlihatkan adalah seorang wanita cantik, dan itu adalah sebuah foto bersama dengan Colten.

Foto itu terlihat mereka kurang lebih berumur 20 tahun, waktu itu ekspresi Colten meskipun sama saja tidak peduli seperti sekarang, namun jelas terlihat lebih muda, sungguh adalah pria tampan muda, raut wajahnya membuat orang langsung terpesona sekali melihatnya saja.

Wanita disampingnya sangatlah cantik, setidaknya bagi Chloe, dia belum pernah bertemu dengan wanita secantik itu, dibandingkan dengan artis film, dia juga lebih cantik, dia bersandar didalam pelukan Colten, mulutnya terlihat tersenyum, meskipun hanya foto saja juga bisa merasakan kebahagiaannya.

"Bagaimana? Cantik kan? Apakah cocok dengan kakak keempat? Adik Jian, kenapa kamu tidak berbicara? Apakah merasa tertekan? Atau merasa tidak bisa menyainginya?" Robin melihat Chloe tidak menjawabnya dia lalu bertanya sambil tersenyum.

Bulu mata Chloe bergetar, dia menatap kearah Robin, "Aku tidak buruk juga, mengapa harus merasa tidak bisa menyainginya?"

Robin menyimpan hpnya, dia tersenyum, "Benar juga, tapi perkataanku juga jujur, dari dulu hingga sekarang, setiap orang yang melihat Melisa Chen pasti akan merasa tidak bisa menyainginya."

Chloe menganggukkan kepalanya dan berkata, "Dia memang sangatlah cantik, cantiknya mempesona."

Robin menunggu sejenak dan tidak mendengar Chloe mempertanyakan lagi, dia penasaran, "Adik Jian, apakah kamu tidak pensaran dengan kakak keempat dan dia? Bukankah kamu ingin aku menceritakan kejadian kakak keempat dulu kepada kamu? Mengapa sekarang tidak tanya lagi?"

Chloe melambaikan tangannya, "Bukankah kamu sudah bilang kepadaku? Aku tidak ingin tahu detailnya, bagaimanapun juga semua sudah berlalu, sekalipun dulu sangatlah mencintai, namun sudah berlalu! Aku sendiri juga bukanlah sebuah kertas putih, semua orang punya masa lalu, bukankah begitu?"

Robin melihat Chloe dan tersenyum, dia salut, "Adik Jian, aku terus saja berpikir, jika bukan karena kakak keempat yang bertemu denganmu duluan, aku pasti akan mengejarmu!"

"Benarkah?" Chloe mengerakkan bahunya, dia terlihat tidak percaya, "Aku kira tipe yang kamu suka adalah wanita bule yang punya dada dan pantat besar."

"Kata siapa, aku adalah orang yang mementingkan sifat masing-masing." Robin merapikan rambutnya, dia menunjukkan tampang tersentuh, "Meskipun menikmatinya, namun tidak menandakan bahwa aku tidak suka dengan tipe lainnya."

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu