His Soft Side - Bab 50 Berbohong Padanya

Sejak minggu malam dimana Chloe Jian berusaha mengembalikan kalung pada Colten Huo, di mana Colten Huo kemudian menyuruhnya membuangnya, sampai hari ini pria itu sama sekali tidak lagi menghubunginya, dia juga tidak meneleponnya, ataupun mengiriminya pesan singkat.

Pertama-tama masih ada rasa tidak aman di hati Chloe Jian, bahkan, kecewa, dia tidak ingin memikirkan alasan mengapa dia bisa merasa kecewa, tapi dia hanya menghela nafas.

Chloe Jian mengakui kalau Colten Huo itu kaya dan tampan, benar-benar calon suami idaman setiap wanita, tapi dia juga tahu dirinya yang sekarang berbeda dengan dirinya yang sebelumnya yang sangat sombong, sudah lama dia tidak berani bermimpi untuk menjadi seorang Cinderella, Cinderella hanya akan muncul dalam cerita dongeng.

Terlebih lagi, hatinya sampai saat ini juga belum bisa berlapang dada.

Chloe Jian tersadar dari lamunannya, dia baru sadar handphonenya sedari tadi terus berbunyi, dia tidak mengangkatnya, kemudian melemparkan ponselnya ke dalam tasnya, wanita itu kembali melihat berlian pink yang bersinar bawah cahaya malam, perlahan-lahan dia menundukkan kepalanya dan meninggalkan tempat itu.

Dia berpikir asalkan dia tidak mengangkat telepon dari pria itu, maka pria itu tidak akan lagi menghubunginya, tapi dering ponselnya tidak menunjukkan tanda-tanda kalau akan berhenti, berpikir, bagaimana kalau dia tetap tidak mengangkatnya, apakah pria itu akan terus menghubunginya?

Ketika ponselnya berdering untuk ketiga kalinya, Chloe Jian akhirnya mengangkat teleponnya, "CEO Huo."

"Dimana kamu?" tanya Colten Huo.

Chloe Jian mengangkat kepalanya kemudian melihat keramaian di sekitarnya, tanpa mengubah ekspresinya wanita itu kemudian berbohong mengatakan: "Di rumah."

Colten Huo terdiam sesaat, kemudian pria itu kembali bertanya: "Mengapa teleponnya baru diangkat?"

"Tadi aku sudah tidur, aku tidak mendengarnya." hati Chloe Jian terasa tidak tenang, dia merasakan kalau sekarang hubungannya dan Colten Huo benar-benar sangat aneh, mereka bukan pacaran, mereka bahkan tidak terlalu mengenal satu sama lain, tapi mengapa percakapan mereka justru terdengar seperti orang-orang yang sedang berpacaran?

Benarkah? Colten Huo terdiam setelah mendengar perkataan dari wanita itu, nada bicaranya tiba-tiba saja berubah dingin.

Apa ada masalah CEO Huo?" Chloe Jian yang berada di ujung yang lain tiba-tiba merasakan hawa dingin dari ujung sana, tapi dia sudah terlanjur berbohong, dia pun hanya bisa terpaksa meneruskannya.

"Tidak ada!" hening, Colten Huo kemudian menjawabnya dengan dingin, pria itu kemudian mendengarkan Chloe Jian mengatakan selamat malam dari ujung sana, ponselnya kemudian dimatikan, layarnya pun ikut berubah gelap, mata dinginnya kemudian dipicingkan, dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari bayangan yang ada di seberang.

Wanita itu jelas-jelas berada di hadapannya, tapi dia malah membohonginya dan mengatakan kalau dia sudah tidur di rumah, apa dia begitu tidak ingin bertemu dengannya?

"Jalankan mobilnya! Kita pulang." Colten Huo mengalihkan pandangannya, dia melihat kotak yang ada di sampingnya, tiba-tiba saja dia memberi perintah dengan dingin.

"Baik, tuan muda Huo." Yang mengendarai mobilnya adalah seorang pria paruh baya dengan usia di kisaran 40 tahunan, namanya Antoni Wang, yang tidak lain adalah supir Colten Huo.

Tadi dia menjemput Colten Huo dari bandara, Colten Huo kemudian memberi perintah agar dia membawa mobilnya menuju ke Ming's Corp., setelah pria itu melihat lantai tertentu, Colten Huo tiba-tiba memberikan perintah untuk memarkirkan Mobilnya di samping, dia kemudian menelpon seseorang, siapa sangka hanya beberapa kalimat telepon kemudian diputus.

Sikap tidak biasa dari pria tersebut membuat Antoni Wang merasa sangat bingung, tetapi masalah pribadi tuan muda Huo juga bukan sesuatu yang pantas dipertanyakan oleh supir seperti dirinya, dia hanya cukup mendengarkan perintahnya.

Setelah Chloe Jian mematikan teleponnya, tiba-tiba dia merasa bersalah, dan tadi sesaat, dia seolah-olah merasakan kalau seseorang melihatnya dari ujung sana, dan tatapan orang itu juga terasa sangat membara, tatapan yang terasa sangat tidak asing, tetapi ketika dia melihat ke arah itu, dia melihat sebuah mobil asing bergerak meninggalkan tempat itu.

Saat itu pula, hati Chloe Jian merasa sangat terkejut.

Ketika Chloe Jian tiba rumah jam sudah menunjukkan pukul 10, Lola Luo tidak berada di rumah, setelah Chloe Jian membersihkan diri, ketika bersiap-siap mengganti pakaian, dia membuka lemari pakaiannya, dia langsung melihat jaket Colten Huo yang tergantung di sebelah bajunya.

Itu adalah kali pertama mereka bertemu, roknya robek, Robin Cheng yang memberikannya jaket ini, 2 hari yang lalu waktu pulang kerja, ketika dia lewat di tempat laundry, dia sudah mengambil jaket ini, tapi dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengembalikannya.

Waktu itu dia mengira kalau jaket ini adalah Robin Cheng yang meminjamkannya, karena Colten Huo memperlihatkan dengan jelas sekali kalau dia menderita mysophobia, membuat wanita itu tidak akan menyangka kalau dia bisa meminjamkan jaketnya kepadanya.

Chloe Jian mengulurkan tangannya menyentuh jaket tersebut, pantas saja saat Lola Luo melihatnya dia berpikir kalau pasangan perjodohannya adalah orang kaya, kualitas dan juga hasil akhir jaket ini memang sangat tidak biasa jika dibandingkan dengan jaket harga jutaan yang beredar di pasaran.

Bagi Chloe Jian, jaket ini sangat kebesaran, tapi dari panjang jaket tersebut dia kemudian bisa menerka kalau tinggi Colten Huo seharusnya di atas 185 cm.

Tinggi, tampan dan kaya, sekali turun tangan hitungannya miliaran, pria seperti ini mana mungkin tidak disukai wanita?

Chloe Jian memanyunkan bibirnya, tiba-tiba saja dia merasa kalau dia sangat aneh, pria ini mencoba mendekatinya tapi dia malah menolaknya, tidak heran jika Aurora Wu dan Lola Luo mengatakan kalau dia sakit.

Akan tetapi, pria itu tidak pernah mengatakan kalau dia ingin mendapatkannya, mungkin dia hanya ingin bermain-main dengannya, seperti orang-orang kaya lainnya yang suka memelihara garis gadis cantik, menghadiahkan sebuah berlian untuk memenangkan hati gadis itu.

Tapi jika memang demikian apa sebetulnya yang dia ingin utarakan dengan Lovers Heart?

Aih, lebih baik tidak memikirkannya, semakin dipikirkan semakin sakit kepala.

Chloe Jian kemudian mengganti bajunya, dia menutup lemari gesernya.

Duduk di ranjangnya, wanita itu menyalakan laptopnya, sejak smartphone menjadi populer, laptop menjadi sangat jarang digunakan, jika Chloe Jian ada waktu senggang dia masih menyempatkan diri menggunakannya untuk bermain Weibo.

Melepaskan diri dari urusan yang membuatnya merasa penat, sebenarnya Chloe Jian tidak jauh beda dengan wanita-wanita lainnya, dia sangat suka dengan berita gosip, dia juga suka dengan artis-artis, akun Weibonya digunakan untuk memperhatikan gerak-gerik artis-artis kesukaannya.

Ketika Weibo sedang memuat halaman, wanita itu tiba-tiba mendengar suara dering ponsel, dia kemudian melihatnya, Robin Cheng yang mengiriminya pesan singkat dengan WeChat.

Chloe Jian tentu merasa penasaran, sudah larut seperti ini, mengapa Robin Cheng masih mencarinya?

Kak jian, kamu sudah menerima hadiahnya bukan? Kamu menyukainya?" Tanya Robin Cheng.

"Hadiah apa?" Chloe Jian tidak paham.

"Hah? Kakak keempat langsung mencarimu begitu turun dari pesawat, apa dia tidak memberikannya padamu?" Robin Cheng di ujung sana juga merasa sangat heran.

"Aku tidak bertemu dengannya!" setelah Chloe Jian mengirimkan pesan ini, tiba-tiba dia teringat akan teleponnya diterimanya saat ia berada di luar toko perhiasan, juga mobil yang membuatnya merasa sangat aneh itu, apakah, tadi pria itu berada di dalam mobil itu?

Kalau begitu, alasan mengapa dia bersikap dingin, karena dia tahu kalau dia telah membohonginya dengan mengatakan kalau dia sedang tidur rumahnya? Memikirkan hal ini, hati Chloe Jian berdetak dengan sangat cepat, di saat bersamaan rasa bersalah muncul di dalam hatinya.

"Begitu ya, kalau begitu sayang sekali, aku pikir malam ini dia bisa melihat wajah senangmu!" Robin Cheng pun bercanda.

"Bolehkah aku bertanya padamu, mengapa dia harus memberiku hadiah?" Chloe Jian berpikir, tidak tahan wanita itupun menanyakannya.

"Hei hei, kalau ini, kamu harus menanyakannya pada kakak keempat!" Robin Cheng mengirimkan stiker gambar diam-diam tertawa, tidak menjawab pertanyaan wanita itu.

Chloe Jian tidak mungkin bisa menanyakan hal ini pada pria itu, dia hanya bisa membalas pria itu dengan stiker gambar tertawa sedih.

"Cepat tidur sana." Robin Cheng membalasnya dengan stiker gambar tersenyum.

Tapi sekarang Chloe Jian mana mungkin bisa tidur, wanita itu kemudian membuka kotak dialog percakapan dengan Aurora Wu, dia menulis pesan dan kemudian mengirimkannya, Jika seorang pria selalu memberimu hadiah, kira-kira apa maksudnya?"

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu