His Soft Side - Bab 33 Menemaninya Menghadiri Pesta

Chloe Jian awalnya ingin mengatakan wajahnya telah bengkak, tidak leluasa untuk menemaninya menghadiri pesta, tapi CEO Huo malah langsung memutuskan panggilan telpon tanpa mendengar semua perkataannya, membuat Chloe Jian sedikit murung.

Tapi, sang wanita juga berpikir, nanti saat sang pria telah melihat penampilan setengah pipinya yang membengkak, seharusnya tidak akan kembali menyuruhnya pergi menemaninya lagi.

Hanya dalam 20 menit, Chloe Jian tidak menunda waktu, dia duluan pergi ke kamar mamanya dulu.

"Mama, ada urusan di perusahaan, aku harus pulang dulu." Chloe Jian duduk di pinggir ranjang, berkata dengan suara kecil.

"Begitu buru-buru? Bukankah baru saja pulang?" Ibu Jian membelakangi Chloe Jian dan tak berbicara, sedangkan Bibi Qin telah mengerutkan dahinya, "Ada apa dengan perusahaanmu ini, bahkan tidak membiarkan orang untuk beristirahat di akhir pekan?"

"Ada urusan mendadak!" Chloe Jian tersenyum, sebenarnya hatinya sedikit kesal terhadap Colten Huo, jarang-jarang dirinya bisa pulang, dan awalnya ingin menemani Mamanya lebih lama, tapi siapa sangka dia malah datang menghantuinya lagi.

Bukankah hanya sekedar memarahinya sebagai bajingan, apakan pantas terus mengawasinya seperti ini?

"Mama, lain kali aku tidak akan mengungkit masalah-masalah yang membuatmu marah, jagalah kesehatanmu dengan baik, kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah tentang uang, aku mampu mendapatkannya." Chloe Jian melihat Ibu Jian tetap tidak meladeninya, hatinya spontan merasa sedih, dia melihat Bibi Qin melemparkan isyarat tatapan mata terhadapnya, makanya berkata: "Mama, kamu tidurlah dulu, aku pergi membereskan barang."

Kaki Chloe Jian baru saja keluar dari pintu kamar, Bibi Qin langsung ikut keluar.

"Chloe, kamu jangan membenci Mamamu, Papamu telah sangat menyakiti hatinya, kamu tiba-tiba berkata seperti itu, dia mengira kamu sedang membela Papamu, dan merasa sangat kesal. Dia langsung menyesal setelah menamparmu tadi, tadi dia berkata padaku, kamu sudah tumbuh begitu besar, dan ini merupakan pertama kalinya dia memukulmu, dia lebih merasa sakit daripada kamu." Bibi Qin menyentuh wajahnya Chleo Jian dengan sedih.

"Aku tahu, Bibi, sungguh telah menyusahkanmu." Hidung Chloe Jian merasa nyeri.

"Pergilah, hati-hati di jalan! Jaga dirimu baik-baik, jangan terlalu lelah." Bibi Qin berpesan beberapa kata terhadapnya.

Tidak ada barang yang harus dibereskan oleh Chloe Jian, setelah menggunakan handuk untuk mengompres wajah, dan duduk sejenak, melihat waktunya sudah hampir tiba, sang wanita mengambil tasnya, bangun dan berjalan ke kamarnya Mama hendak berpamitan, tapi Bibi Qin malah memberikan isyarat tangan terhadapnya, mengatakan padanya bahwa Mamanya telah tidur, Chloe Jian hanya bisa melihatnya sejenak, lalu pergi dari sana.

Alamat yang dikatakan oleh Chloe Jian bukanlah alamat rumahnya secara akurat, melainkan harus berjalan beberapa saat untuk tiba di sana, dia tidak ingin membiarkan orang lain tahu kondisi kehidupannya yang sebenarnya, karena sangat kesal saat melihat tatapan mata kasihan.

Di tengah perjalanan, Chloe Jian menelpon Kakeknya, berkata padanya malam ini ada urusan, dan tidak bisa pergi, lain kali kalau ada waktu luang baru pergi ke sana. Tepat saat sang gadis sedang mengetik pesan untuk Jackie Zhou, langsung terdengar ada orang yang membunyikan klakson di depan.

Chloe Jian mengangkat kepala melihatnya, langsung terlihat sebuah mobil Bentley berhenti di depannya, Colten Huo sedang duduk di kursi pengemudi, melihatnya dengan mata menyipit.

Chloe Jian mengirimkan pesan singatnya, membuka pintu mobil dan menaikinya.

Colten Huo mengemudikan mobilnya, sambil memalingkan pandangan menatap wajah Chloe Jian, bertanya: "Kenapa dengan wajahmu?"

"Terjatuh karena terpeleset." Chloe Jian tidak ingin jujur.

"Saat kamu terpeleset, apakah ada tangan di tanah?" Colten Huo terlihat hanya sekedar menanyakannya.

"Hah? Apa?" Chloe Jian belum sadar, melihatnya dengan pandangan bodoh.

"Kalau tidak, bagaimana caranya wajahmu bisa memiliki cap telapak tangan?" Pandangan mata Colten Huo tidak melihat ke samping.

Chloe Jian seketika kehilangan kata-kata, hanya bisa menggerutu tidak bersuara.

Colten Huo juga tidak menanyakannya lebih lanjut, sedangkan Chloe Jian sedang merenungkan bagaimana caranya untuk mengungkit agar jangan pergi menghadiri pesta.

Tepat pada saat ini, ponsel Chloe Jian tiba-tiba berdering, dia melihatnya sejenak, itu adalah panggilan telpon dari Jackie Zhou, Chloe Jian diam-diam pergi melirik Colten Huo yang sepertinya sedang serius dalam mengemudi, merasa ragu antara ingin mengangkatnya atau tidak.

"Kenapa tidak mengangkat telpon?" Colten Huo melihat Chloe Jian melamun sambil menggenggam ponsel, langsung memalingkan kepala melihatnya.

"Oh." Chloe Jian tiba-tiba merasa sepertinya dirinya telah berpikiran berlebihan, dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Colten Huo, apalagi, mereka hanya sekedar berkenalan dalam beberapa hari saja, dan tidak akan mengganggunya kalau dia mengangkat panggilan telpon dari pasangan kencan buta.

"Tuan Zhou?" Chloe Jiang mengangkat panggilan.

"Aku memanggilmu Chloe, maka kamu juga jangan bersikap asing, panggil aku Jack saja, atau pun langsung memanggilku Jackie saja." Di pihak ponsel sana, suara Jackie Zhou terdengar memancarkan kegembiraan.

"Hmm, baik." Chloe Jian juga tersenyum, bertanya: "Tuan Jackie, apakah ada urusan?"

"Tidak ada, hanya ingin menanyakanmu apakah besok memiliki waktu luang tidak." Jackie Zhou berkata sambil tersenyum.

Sang pria sangat cerdik, sama sekali tidak menanyakan Chloe Jian kenapa tiba-tiba mengatakan ada urusan saat tadinya jelas-jelas telah setuju untuk kencan dengannya, hal ini membuat Chloe Jian lebih menambah perasaan suka terhadapnya.

"Pagi hari ada waktu, saat malam hari aku ada urusan." Chloe Jian awalnya hendak mengatakan ada waktu, tapi dalam sekejab pemikiran, dia mengingat besok adalah hari minggu, dia harus pergi mengajar les piano kepada seorang murid.

"Kalau begitu, bagaimana jika besok aku kembali menelponmu lagi?" Jackie Zhou menanyakannya.

"Baik!" Chloe Jian ingin membuat Mamanya senang, makanya dia tidak kembali menolak Jackie Zhou.

Setelah menutup panggilan, Chloe Jian tiba-tiba merasa suasana di dalam ruangan mobil menjadi sedikit aneh, terasa sangat sesak. Dia memalingkan kepala melihat Colten Huo, menyadari entah kapan dia mulai memakai kacamata hitam, menutupi sepasang mata yang tajam itu, Chloe Jian hanya mampu melihat bibir yang telah terbungkam membentuk sebuah garis lurus di bawah hidungnya yang mancung.

"CEO Huo, lihatlah......" Chloe Jian telah merenung cukup lama, baru mulai memberanikan diri berkata, "Wajahku telah bengkak, bukankah tidaklah leluasa untuk menemanimu menghadiri pesta......"

"Leluasa!" Colten Huo hanya menjawab dengan sebuah kata.

Chloe Jian masih ingin membujuknya agar berubah pikiran, tapi saat melihat wajah Colten Huo yang murung itu, sang wanita langsung membungkam bibirnya. Lupakan saja, sebaiknya tidak pergi mencari masalah sendiri.

Mobil berjalan di jalan tol, tepat saat siang hari, mobil di jalanan tidak banyak, sinar matahari menembus kaca jendela dan menyinari ruangan dalam mobil, terasa hangat dan nyaman.

Colten Huo tidak bersuara, Chloe Jian juga tidak tahu harus mengatakan apa, sang wanita hanya bisa menopang dagunya, melihat pemandangan diluar sambil termenung.

Sekarang, Chloe Jian semakin lama semakin tidak mampu mengerti apa sebenarnya yang ingin dilakukan oleh Colten Huo, sang wanita tidaklah merasa pria ini menyukainya, selain kejadian pemaksaan ciuman di dalam lift itu, sang pria selalu bersikap dingin terhadapnya, juga tidaklah memperlihatkan tindakan ingin mengejarnya, jadi, sikapnya ini yang entah apakah sengaja ataupun kebetulan ingin mendekat dengannya, semakin membuat Chloe Jian merasa merinding.

Apalagi, kesan Chloe Jian terhadap Colten Huo, tetap terhenti pada seorang bajingan yang tak bertanggung jawab setelah membuntingkan perutnya Sherin Xia, makanya sang wanita tidak akan terpana terhadap pria ini.

Dari Kota Boshan ke Kota Qinghu, perjalanan selama 2 jam lebih berlalu dengan cepat, Chloe Jian terus berpikiran sembarangan sepanjang jalan dan merasa kantuk, dia samar-samar mendengar sepertinya Colten Huo pernah bertelponan dengan seseorang, hingga mobil telah berhenti, sang wanita melihat waktu sejenak, sudah jam tiga setengah.

Chloe Jian memalingkan kepala, menyadari mobil sedang berhenti dipinggir jalan, Colten Huo turun dari mobil, sedang berbicara dengan seorang pria yang datang menghampiri, pria itu menyerahkan sebuah benda kepadanya, lalu kembali berjalan ke arah mobil sini, mengangkat dan menurunkan kepalanya seakan-akan hendak melihat orang seperti apa yang ada di dalam mobil.

Colten Huo tidaklah memberikan kesempatan padanya, setelah menaiki mobil, dia langsung menginjak pedal gas, mobil langsung melintas di sisi pria itu, Chloe Jian tetap mampu mendengar makian keras dari pria itu setelah berada di kejauhan, "Dasar! Colten Huo, kamu malah memutuskan jembatan dan menelantarkanku, sungguh tidak setia kawan!"

"Ini!" Di dalam mobil, Colten Huo mengulurkan tangan menyerahkan sebuah botol keramik putih kepada Chloe Jian.

"Apa ini?" Chloe Jian menerimanya, membuka botolnya, sebuah aroma yang wangi menyerbu ke hidungnya, "Apakah ini makanan?" Sang wanita bertanya.

Colten Huo menahan diri, "Oleskan pada wajah!"

Chloe Jian membungkam bibirnya, memalingkan wajahnya ke samping dengan perasaan malu, dia mengeluarkan kotak riasan dari dalam tas, mengorek salep hijau pudar itu dan mengoleskannya ke wajah sisi kanan yang masih belum mengempis sambil melihat cermin, dalam seketika merasa dingin dan sejuk, sangat nyaman.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu