His Soft Side - Bab167 CEO Huo Yang Lembut

Chloe Jian belum sadar untuk sementara waktu, masih menundukkan kepalanya, berdiri dengan satu kaki, meraih jari kakinya dengan satu tangan, sosok pria di pintu adalah terlihat terbalik di matanya.

Perlahan-lahan, mata Chloe Jian mulai fokus, dan wajah pria itu juga menjadi jelas, pria itu adalah Colten Huo!

Saat ini, dia sedang bersandar malas di pintu, sudut mulutnya naik, matanya seperti tersenyum menatapnya.

Chloe Jian tidak menyangka Colten Huo akan tiba-tiba kembali. Dia sangat terkejut, posturnya yang berdiri dengan satu kaki ini pun membuatnya kehilangan keseimbangan. Sebelum dia bisa menurunkan kakinya, dia miring dan jatuh kesamping, terlihat akan jatuh kesakitan.

“Aduh!” Chloe Jian menjerit dan menutup matanya dengan cepat. Bersiap untuk terjatuh dan malu. Benar-benar, kenapa orang ini sangat menjengkelkan? Masuk saja tidak bisa mengetuk pintu.

Namun, bayangan jatuh kesakitan Chloe Jian tidak terjadi. Pada saat dia menutup matanya, di sudut matanya melihat Colten Huo mengambil langkah besar lalu menopangnya.

Chloe Jian masih belum sadar sepenuhnya, dia membuka matanya sebentar, dan segera menyadari ada sesuatu yang tidak beres, dia berkedip dan bertemu langsung dengan mata Colten Huo. Pada saat ini, dia menatapnya dengan senyum di matanya, tetapi itu adalah senyum jahil.

“Kapan kamu kembali?” Chloe Jian merasa malu melihatnya, merasa harus mengatakan sesuatu.

“Sudah pulang beberapa saat.” Colten Huo masih tersenyum, alisnya rileks, matanya hangat lembut. Dia yang begitu dingin pada umumnya, ternyata hangat seperti matahari kala musim semi ketika dia tersenyum.

Chloe Jian tampak agak kebingungan, hatinya diam-diam mengkritik. Apakah orang itu tau bahwa dia sangat memesona ketika tertawa? Dia tersenyum padanya begitu dia pulang, apa yang ingin dia lakukan?

Colten Huo melihat Chloe Jian menatapnya dengan linglung, senyumnya semakin lebar, seperti bunga persik yang mekar di musim semi, berterbangan satu demi satu, indah berkilauan.

“Kamu yakin ingin kita berbicara seperti ini?” Dia mengangkat sebelah alisnya.

"Hah?" Chloe Jian panaskan oleh tatapan matanya, dan dia tidak mengerti apa yang dia maksud.

“Aku tidak keberatan, jika kamu suka berbicara seperti ini,” Colten Huo tertawa, melirik ke bahu kirinya.

Chloe Jian mengikuti tatapannya, dan kemudian melihat kakinya. Dia membeku, menatap sepatu merah di kakinya untuk sementara waktu, dan tiba-tiba, dia seperti meledak di kepalanya.

Astaga, Tuhan, kapan dia mengangkat kakinya ke bahu Colten Huo? Bang Bang Bang, pasti tepat ketika dia membantunya tadi. Dia belum sempat meletakkan kakinya, tapi kenapa tubuhnya begitu dekat dengannya, postur terbuka dan tertutup ini membuatnya malu sekali. Benar-benar memalukan, mukanya benar-benar terbuang sudah jauh-jauh!

"P,P,P,Pergi!" Chloe Jian menggunakan kedua tangan dan kaki dan buru-buru mendorong Colten Huo. Dia memerah malu. Merasa tidak ada muka menghadapnya lagi dan tidak tahu harus berkata apa kepadanya, jadi dia berbalik dan melarikan diri.

Colten Huo melihat saat Chloe Jian menyelinap pergi, alisnya menaik, dan kabut di hatinya dari hari-hari yang lalu menghilang tanpa jejak.

Kucing liar kecil ini sangat lucu ketika bingung. Dia menyesal tidak menggodanya lebih lama lagi.

Chloe Jian masuk ke kamar mandi, melihat dirinya memerah di cermin, seperti lobster cabe. Dia rasa bisa menjadi gila, Colten Huo baru kembali, dan dia sudah membuat kebodohan besar. Bagaimana mereka akan menjalani hari-hari selanjutnya?

Dan lagi, akankah dia salah paham mengira dia ingin menggodanya?

Chloe Jian Jun merasa perlu berbicara dengan Colten Huo. Dia mencuci muka dengan air dingin, membiarkan suhu wajahnya menurun. Setelah mengulang apa yang akan dia katakana dalam hatinya sebentar, dia membuka pintu dan keluar.

Chloe Jian melihat sebentar dan tidak melihat Colten Huo di ruang tamu. Pintu kamarnya tidak terkunci. Dan ada suara gemerisik darii dalam, seperti sedang mengganti pakaian. Dia meragu-ragu, dan bukannya pergi menghampiri, dia beralih masuk ke dapur. Berniat untuk minum segelas air terlebih dulu untuk menenangkan diri.

Dapurnya besar dan rapi. Meskipun Colten Huo pada biasanya tidak memasak di rumah, tapi bibi tetap datang membersihkann setiap hari. Air panas juga tersedia. Chloe Jian mengambil gelas dan mengisi air. Baru meneguk selesai satu mulut, lalu terdengar Colten Huo berkata: "Aku juga ingin minum air."

Chloe Jian kaget dan hampir tersedak. Saat ini dia sedang gugup. Begitu mengingat akan tinggal serumah dengan Colten Huo malam ini, seluruh tubuhnya merasa tidak nyaman. Maka dari ini melihat Colten Huo tiba-tiba datang ke belakangnya, membuat Chloe Jian merasa tertekan, susah bernafas.

"Ambil!" Chloe Jian mengambil gelas kaca, mengisi air, lalu memutar badan dan memberikannya pada Colten Huo.

Namun, Colten Huo tidak mengambilnya, Chloe Jian juga baru sadar bahwa ada gelas lebih di tangannya, dan didalamnya masih terisi setengah gelas air. Dia mengangkat kepalanya, dia meminum sampai habis.

"Itu kan—" gelasku, Chloe Jian tidak bisa berkata apa-apa. Dia tidak perlu mengatakan akhir kalimatnya. Kejadian seperti ini bukan pertama kali dilakukan oleh CEO Huo, dia mulai sudah terbiasa.

Colten Huo selesai minum air, lalu meletakkan gelas itu di pinggir. Dia merentangkan tangannya ke dinding, mengunci Chloe Jian di antara tangannya, menunduk menatapnya, dan bertanya, "Bagaimana dengan hadiahku?"

“Hadiah apa?” Chloe Jian merasa otaknya tidak cukup berfungsi malam ini. Kenapa dia tidak mengerti apa yang dikatakan Colten Huo?

Colten Huo menaikkan alisnya, "Bukankah kamu ingin berterima kasih padaku? Apakah kamu mau menariknya kembali?"

"Tidak ada!" Chloe Jian menghela nafas lega. Ternyata dia sedang mengingat kejadian itu, tetapi dia langsung mengerutkan keningnya, "Aku belum mendapat ide untuk memberikan apa, bisakah kamu memberiku petunjuk? Apa ada yang kamu inginkan?"

Colten Huo menurunkan matanya dan menatap Chloe Jian dalam-dalam, dan dengan cepat mencium bibirnya dengan lembut. Tidak seperti ciuman sebelumnya yang intens dan terlalu memaksa menciumnya dengan kuat. Meninggalkan sisa napasnya di sudut bibir Chloe Jian.

"Aku ingin, kamu menciumku ..." Colten Huo berbisik di telinga Chloe Jian.

Chloe Jian membeku, tidak berani menatapnya, tapi bulu matanya yang panjang bergetar seperti sayap kupu-kupu mengungkapkan pikirannya saat ini. Otaknya terpana, kata-katanya terdengar di telinga, tetapi tidak bisa mengartikannya.

Colten Huo melihat Chloe Jian yang tidak berbicara, dia menyipit dan mencoba menciumnya.

Namun, pada saat dia hendak menciumnya, sekejap mata Chloe Jian tiba-tiba pulih. Kelopak matanya mengangkat, dan dia tiba-tiba dia melihat wajah Colten Huo yang sangat dekat dengannya. Dia sangat gugup sehingga mendorongnya tanpa sadar. Apa dayanya, perbedaan beratnya terlalu besar, dia tidak bisa menggerakannya, dan dia terlihat akan menciumnya. Chloe Jian sudah tidak peduli, dengan menundukkan kepala, dia menyelinap dan keluar dari ketiak Colten Huo.

Colten Huo tidak menyangka bahwa Chloe Jian bisa melakukan ini. Dia berbalik melihat sosoknya seperti kelinci yang melarikan diri, dan tiba-tiba tidak bisa menahan untuk menangis dan tertawa. Apakah dia begitu mengerikan? Lihat bagaimana dia terlihat takut padanya!

Chloe Jian masuk ke kamarnya dan membanting pintu “BRAK” tertutup. Jantungnya berdetak sampai dapat keluar dari tenggorokannya. Dia tidak mengerti mengapa dia sangat gugup. Ini juga bukan pertama kalinya dia dicium olehnya, secara logika dia sudah terbiasa oleh ini.

Pasti Colten Huo terlalu lembut malam ini, dan anomali lembut membuatnya sangat tidak terbiasa!

Ya, pasti seperti ini!

Chloe Jian segera mencubit dirinya sendiri. Cukup sudah. Ketika kasar, dia benci sampai mati padanya. Sekarang jadi lembut, ternyata dia tidak terbiasa. Apakah dia dikasari sampai dia jadinya lebih suka dikasarkan?

“Tuk Tuk Tuk.” Pintu tiba-tiba diketuk.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu