His Soft Side - Bab 243 Hargai Apa Yang Kau Miliki Sekarang

Saat itu, tiba waktu selesai bekerja, Celine Zhang dan Gary Chen, ketiganya datang lalu melihat buket bunga mawar besar di atas meja Chloe Jian. Beberapa orang telah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Robin Cheng, jadi mereka ikut membercandainya.

"Sayang sekali membuang bunga yang begitu indah. Chloe Jian, jika kau tidak menginginkannya berikan saja padaku, aku akan membawanya pulang dan memajangnya." Celine Zhang tertawa.

"Sepertinya itu cukup baik, lalu kuberikan ini padamu, kak Zhang!" Chloe Jian mengambil kembali dan menyerahkan buket bunga itu kepada Celine Zhang, dia juga merasa sayang membuang bunga yang begitu indah.

"Kalau begitu terima kasih." Celine Zhang mengambil bunga itu tanpa penundaan, dan berjalan menuju lift.

Gary Chen dan Fani Zhang mengikutinya dari belakang. Ketika meninggalkan tempat Colten Huo, mereka masih tidak bisa melepaskan kejadian itu. Terutama kemarin, Mike Wang yang berbicara sembarangan terdengar oleh Colten Huo, lalu dia dikirim ke departemen pemasaran untuk menjalankan bisnis, yang membuat beberapa orang merasa takut dan merasa bersalah.

Ketika melewati Chloe Jian, Gary Chen meliriknya, dan Chloe Jian juga hanya menatapnya. Dia melihat ada sedikit kerumitan di matanya, tetapi Chloe Jian tidak banyak berpikir dan hanya tersenyum padanya.

"Chloe Jian, apakah kau tidak pergi?" Fani Zhang bertanya dengan sopan.

"Aku masih harus melakukan sesuatu, aku akan pergi nanti," Chloe Jian tersenyum.

Ketika hanya Chloe Jian dan Robin Cheng yang tersisa di kantor, Robin Cheng mengambil sebatang rokok dan menyipitkan mata ke lift untuk berkata: "Bocah bermarga Chen itu terlihat cukup baik."

"Kau menyukainya?" Chloe Jian mengangkat kepalanya sambil membereskan mejanya dan bertanya: "Haruskah aku membantumu?"

"Adik Jian, kau sangat buruk!" Mata Robin Cheng mengibas, dan dia mengarahkan anggreknya ke arah Chloe Jian.

"Lihatlah, bulu kudukku smpai berdiri!" Chloe Jian gemetar untuk sesaat, lalu mengambil tas dan memandang kantor CEO. Mengapa Colten Huo belum keluar?

"Perkiraanku dia mungkin menunggumu untuk memintanya. Cepat pergi! Aku akan pergi dulu!" Robin Cheng mengambil mantel dan ponselnya lalu berjalan ke lift.

Chloe Jian baru saja akan mendorong pintu kantor Colten Huo, dan dia melihat bahwa pintu dibuka dari dalam. Colten Huo telah mengenakan mantelnya dan berdiri di sana, sepertinya dia juga akan keluar.

"Hanya kau yang tersisa?" Colten Huo mendongak dan tidak melihat Robin Cheng.

Chloe Jian membuka mulutnya: "Ya, apakah kau punya urusan di malam hari? Aku bisa kembali sendiri kalau kau ada urusan."

"Sangat ingin meninggalkanku sendirian, apakah kau akan berkencan dengan pria yang mengirimimu bunga?" Colten Huo berkata tanpa ekspresi.

"Bagaimana kau tahu seseorang mengirimiku bunga?" Chloe Jian terkejut, bukankah dia tetap di kantor sepanjang waktu? Apakah dia mengawasinya?

Colten Huo melirik Chloe Jian, tanpa penjelasan, dan menariknya pergi begitu saja.

"Pergi ke mana?" Tanya Chloe Jian.

"Pulang," Colten Huo berkata dengan suara berat.

"Bukankah kau berkata ingin pergi berenang kemarin? Mengapa kau tidak berenang?" Memasuki lift, suasananya terlalu sunyi, dan Chloe Jian tidak punya pilihan selain berbicara.

"Tidak ingin!" Colten Huo berdiri di sana sambil menyipitkan matanya dan tangannya tergenggam dengan dingin.

"Kalau begitu apakah kau akan pergi malam ini?" Chloe Jian bertanya lagi.

"Tidak tertarik!" Jawab Colten Huo.

"Lalu apa yang membuatmu tertarik?" Sudut bibir Chloe Jian berkedut, mengapa dirinya merasa bahwa Colten Huo kembali ke penyakitnya lagi? Ataukah dia gila!

"Meniduri mu!" Jawab Colten Huo dengan tenang.

"..." Chloe Jian tidak bisa menjawab kata-kata itu, jadi dia pura-pura tidak mendengarnya.

Colten Huo menyipitkan mata dan melihat wajah Chloe Jian di belakangnya dari cermin lift. Dia menundukkan kepala dan rambutnya tergantung di pipinya, meskipun ekspresi di wajahnya tidak dapat terlihat, tetapi warna merah di leher putihnya mengkhianati suasana hatinya pada saat ini.

Colten Huo sedikit mengaitkan bibirnya.

Di tempat parkir bawah tanah, Chloe Jian tidak berbicara dengan Colten Huo sampai dia naik ke dalam mobil.

"Di mana ini? Ini bukan jalan pulang." Di tengah saat mobil berjalan, Chloe Jian tiba-tiba mendapati rute yang salah.

"Pergi ke Qingyuan, tidakkah kau mau berenang? Ada kolam renang di vila," kata Colten Huo.

"Kapan aku mengatakan bahwa aku ingin berenang?" Chloe Jian berkata dengan tidak puas: "Aku bahkan tidak bisa berenang sama sekali!"

"Kalau begitu belajarlah!" Kata Colten Huo.

"Aku sedang datang bulan dan sekarang masih sangat dingin, bagaimana kau akan masuk ke air untuk belajar." Chloe Jian merasa bahwa Colton Huo sengaja. Dia melihat Colten Huo masih akan pergi ke Qingyuan, ia lalu berkata dengan tergesa-gesa: "Bagaimana kalau kita pergi di lain hari, Lola akan menikah besok, dan aku harus pergi pagi-pagi. "

"Teman sekamarmu Lola Luo?" Colten Huo mengerutkan kening.

"Eung," Chloe Jian mengangguk dan mengoceh: "Sebenarnya itu menyenangkan menjadi pengiring pengantin, tapi aku tidak bisa melakukannya sekarang. Aku bahkan tidak bisa terlambat untuk pernikahannya ..."

Colten Huo melirik Chloe Jian tanpa mengatakan sepatah kata pun, tetapi di persimpangan depan, dia masih menoleh dan melaju ke arah kembali ke rumah.

"Apakah kau kecewa tidak menjadi pengiring pengantin?" Colen Huo bertanya dalam diam.

"Ketika kami lulus dari Universitas, kami mengatakan bahwa siapapun yang akan menikah terlebih dahulu, tiga lainnya akan menjadi pengiring pengantin dan menyaksikan pernikahan bersama. Sekarang seseorang tidak dapat kembali ke Australia, aku juga sudah bukan lajang, dan itu hanya menyisakan Aurora Wu seorang, Lola pasti sangat kecewa." Kata Chloe Jian sambil memegang dagunya di tangannya dengan wajah sedih.

Setelah tiba di rumah, Colten Huo masuk ke ruang bekerja, dan Chloe Jian memasak, suasana ini penuh kehidupan seperti rumah pada umumnya.

Setelah makan, mereka mencuci sendiri milik masing-masing, lalu Chloe Jian pergi ke kamarnya, dan melakukan panggilan video dengan Aurora Wu dan Lola Luo.

Rumah Lola Luo sangat jauh, jika pergi untuk menjemputnya, pihak pria harus pergi di tengah malam, dan keluar pada saat yang tepat. Waktu sudah hampir jam 11 untuk kembali ke Qinghu, dan itu terlalu merepotkan, jadi kedua keluarga berdiskusi untuk memesan kamar pribadi di hotel dan menikah dari hotel.

Namun, sebelum mengucapkan sepatah kata pun, Lola Luo pergi, dan Aurora Wu juga menutup panggilan video lalu mengirim pesan kepada Chloe Jian: Ibu Lola ribut lagi.

Chloe Jian bertanya: Keributan apa yang terjadi? Bukankah besok dia akan menikah.

Aurora Wu: Bukankah ini masih tentang slip gaji, Lola bermaksud mengambilnya, menunjukkannya dan baru memberikannya pada Ibunya. Ibunya mengatakan bahwa dia akan membayar kembali pinjaman rumah selama paling lama setengah tahun dan membayarnya kembali setengah tahun kemudian.

Chloe Jian: ...

Aurora Wu: Tapi, ibu Lola tidak tenang, dia berpikir bahwa Lola sedang bermain trik, jadi dia mengambil slip gaji itu dan tidak menyerahkannya lagi, dirinya tidak akan memberikan bahkan jika Lola berkata apapun. Aku yang melihatnya pun merasa marah.

Chloe Jian: Bagaimana ini bisa terjadi! ! Ibu Lola sungguh keterlaluan.

Aurora Wu: Ya benar, jika ingin mengambilnya lalu ambil saja dan jangan katakan itu, jika Ibu Albert Qin tidak mengetahuinya itu tidak akan jadi masalah. Sekarang masalah inilah yang disorot dan saya pikir bahkan jika Lola mengambil kembali slip gaji kali ini, keluarga Albert Qin akan memandang rendah keluarga Lola setelah menikah.

Chloe Jian: Aih, aku sangat kasihan pada Lola, bagaimana bisa ada keluarga seperti itu!

Aurora Wu: Maka dari itu! Aih, sungguh, Chloe Jian, CEO Huo benar-benar baik untukmu, tidak peduli apa tujuannya, kau harusnya menghargai apa yang kau miliki sekarang. Untuk saat ini begini saja, kau tidak perlu mengemas barang, Chloe Jian. Kau cukup datang lebih awal besok dan langsung pergi ke rumah baru Lola.

Chloe Jian: Baiklah, aku mengerti.

Setelah menyingkirkan telepon genggamnya, Chloe Jian berbaring di tempat tidur, dan mengingat dirinya sendiri. Faktanya, dia juga tahu bahwa jika dia tidak bertemu Colten Huo, dia mungkin tidak akan berada dalam situasi yang lebih baik daripada Lola Luo.

Ibunya sakit parah, sedangkan ayahnya tidak mempedulikan mereka. Rata-rata pria tidak akan berani mengambil alih, karena begitu menikah dengannya, itu artinya dia harus menanggung beban keluarganya, sedangkan biaya pengobatan ibunya seorang saja belum tentu bisa ditanggung oleh orang biasa.

Jadi dia tidak ingin jatuh cinta sebelumnya, dan kencan buta hanyalah untuk mengatasinya.

Memikirkan hal ini,wajah Colten Huo tiba-tiba muncul di depan mata Chloe Jian.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu