His Soft Side - Bab 212 Rasanya Jatuh Cinta

“Di lantai 2.” Kata manajer.

“Kakak keempat, ayo kita lihat, adik Ming’s Corp yang manakah yang menyanyi dengan begitu merdu?” Robin Cheng menatap Colten Huo dari belakang dan tersenyum.

“Kau saja!” Colten Huo hanya berhenti sejenak, lalu kembali melangkah memasuki lift diikuti sekelompok pria.

Robin Cheng tidak mengikutinya, melainkan pergi ke lantai 2 bersama manajer itu, ia juga merasa suara nyanyian ini agak familiar, maka ia ingin melihat untuk memastikan.

“Eh, Asisten Khusus Cheng, kenapa kau ada di sini?”

Baru saja Robin Cheng naik ke atas, ia mendengar seseorang memanggilnya dari belakang, ia menoleh untuk melihatnya, dan ia mengenalinya, ia adalah sekretaris William Gu, seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut kemerahan dan kaki yang jenjang, sepertinya ia bernama Carol Ruan.

“Aku baru pulang dari dinas di luar kota, lalu ada orang mengajakku, maka aku datang ke sini.” Kata Robin Cheng sambil tersenyum.

“Oh, ada yang mengajakmu, sayang sekali, kalau tidak kau bisa bernyanyi bersama kami, Chloe Jian dan kawan-kawan juga ada di dalam!” kata Carol Ruan sambil terus menatap ke sekeliling, dinas keluar kota kali ini, Robin Cheng pergi bersama Colten Huo, jika ia sudah pulang, Colten Huo juga pasti sudah pulang.

“Adik Jian di sini?” mata Robin Cheng berbinar, “Sudah lama aku tak bertemu dengannya, di ruangan manakah kalian?”

“Di depan, belok ke kiri, kami di ruangan pertama.” Mendengar Robin Cheng menyebut nama Chloe Jian dengan begitu hangat, ia merasa semakin yakin.

“Ayo!” dengan cepat Robin Cheng telah tiba di pintu ruangan itu dan membukanya.

“Semuanya, lihat siapa yang kubawa!” teriak Carol Ruan dari belakang.

“Asisten Khusus Cheng, haya, rupanya Asisten Khusus Cheng!” semua orang di ruangan itu segera menyambutnya dengan meriah.

Robin Cheng sangat populer di Ming’s Corp, meskipun ia tak setampan Colten Huo, tapi ia juga sangat tampan, ia selalu tersenyum dan sangat ramah, di Ming’s Corp, ia adalah juara kedua calon suami idaman setelah Colten Huo.

“Aku datang tanpa diundang, lantas kau tidak menyambutku dengan senang?” Robin Cheng menatap Chloe Jian yang duduk di ujung sofa, ia melihat ekspresinya tampak terkejut saat melihatnya.

“Bagaimana mungkin?” kata orang-orang sambil tertawa, acara pribadi seperti ini tidak seketat di perusahaan, maka tanpa gengsi, yang lain segera lanjut bersenang-senang.

Hanya Chloe Jian yang tampak gugup, ia terus menatap Robin Cheng, begitu tiba, ia segera bernyanyi, saat ini ia sedang menyanyikan lagu Jam Hsiao.

Tapi dalam hati Chloe Jian merasa tidak tenang, Robin Cheng pergi dinas keluar kota bersama Colten Huo, kenapa tiba-tiba sudah pulang? Apakah berarti Colten Huo juga sudah pulang? Dan jika Robin Cheng tiba-tiba muncul di sini, apakah Colten Huo juga?

Hati Chloe Jian berdegup kencang.

“Chloe Jian, kau sedang apa? Apakah sofamu berduri?” melihat Chloe Jian terus gelisah, Aurora Wu menepuknya.

“Aku ke toilet dulu.” Chloe Jian tidak bisa duduk diam, ia bangkit dan berjalan ke pintu.

Robin Cheng telah selesai bernyanyi, ia menyerahkan mik nya ke orang di sebelahnya dan mengeluarkan ponselnya, mengirim pesan pada Colten Huo.

Setelah keluar, Chloe Jian menghela nafas panjang, menenangkan diri, lalu berbalik menuju ke toilet.

Hei, apa yang ia cemaskan, ini adalah rumahnya, tentu saja ia tidak mungkin tidak pulang, kan? Dan jika ia sudah pulang pun, ia akan memperlakukannya dengan penuh hormat seperti dulu, apa yang perlu dicemaskannya?

Di toilet, Chloe Jian mencuci tangannya dan menyisir rambutnya. Ia bercermin dan mengatupkan bibirnya, dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Udara di dalam ruangan karaoke terlalu pengap, di luar jauh lebih nyaman untuk bernafas.

Saat keluar dari toilet, Chloe Jian berjalan sambil menundukkan kepala, tiba-tiba ia merasa ada seseorang di depannya, tanpa mendongak ia segera berbelok hendak terus berjalan, tapi tiba-tiba orang itu mengulurkan tangannya dan memeluknya dan menekannya ke tembok.

“Ah... uh!” baru saja Chloe Jian berseru, mulutnya terbekap.

Sekitarnya sangat gelap, dan matanya belum bisa beradaptasi, maka ia tak bisa melihat siapakah orang yang datang ini. Ia sangat ketakutan dan memberontak, ia mengira ia bertemu seorang mesum dan hendak menendangnya, tapi tiba-tiba sebuah aroma yang familiar tercium.

Chloe Jian membelalakkan matanya dan melihat sosok tampan di hadapannya, jantungnya berdegup kencang, dan sejenak ia tak dapat berpikir jernih.

Rupanya dia! Ia benar-benar sudah pulang!

Hanya inilah yang ada di pikiran Chloe Jian, entah kenapa setelah beberapa hari berpisah, saat ia melihatnya lagi, jantungnya berdegup kencang!

Colten Huo tak ingin melepaskan Chloe Jian, ia mencoba menciumnya lebih dalam, aromanya membuatnya menjadi ganas.

Chloe Jian akhirnya bereaksi, ia mendorong Colten Huo, wajahnya tampak marah, “Kau, kau membuatku takut!”

Colten Huo terus memeluknya dan tak melepaskannya, ia tertawa kecil dan mengecup bibirnya, “Merindukanku?”

“Tidak!” Chloe Jian mengerutkan kening dan berkata dengan dingin.

“Benarkah? Lalu kenapa setiap malam kau menatap ponselmu menunggu telepon dariku?” senyuman di wajah Colten Huo semakin merekah.

“Omong kosong!” Chloe Jian merasa tertohok oleh perkataan Colten Huo, membuatnya semakin marah, “Aku tidak menunggu teleponmu!”

Setelah mengatakannya, dengan sekuat tenaga ia mendorong Colten Huo dan pergi.

“Baiklah, akulah yang merindukanmu, setiap malam aku menunggu telepon darimu, aku tak bisa tidur, kau selalu muncul dalam mimpiku!” Colten Huo meraih tangan Chloe Jian dan menariknya ke dalam pelukannya, lalu berbisik di telinganya, ia bisa melihat telinganya memerah.

“Kau, gombal!” Chloe Jian tak menyangka Colten Huo akan berkata seperti ini padanya, wajahnya segera memerah, dan ia tak tahu bagaimana harus menjawabnya, ia hanya merasa hatinya seolah tergelitik.

“Aku takkan bersikap jahat padamu lagi, bisakah kau memberiku kesempatan lagi?” Colten Huo menggenggam kedua tangan Chloe Jian dan mengangkat dagunya, memaksanya mendongak menatapnya.

Wajah Chloe Jian semakin memerah, dan matanya berkaca-kaca, ia segera menunduk, tak berani menatapnya.

Apa yang ia katakan, kenapa tiba-tiba ia berkata takkan bersikap jahat padanya lagi? Juga sikapnya tiba-tiba sangat lembut, apakah selama dinas keluar kota ini, kepribadiannya berubah?

Melihat Chloe Jian tak lagi menolak, Colten Huo kembali menundukkan kepala hendak menciumnya.

Saat Colten Huo menciumnya, Chloe Jian merasakan jantungnya berdegup semakin kencang dan wajahnya semakin memerah, ia tanpa sadar mengatupkan bibirnya, tapi Colten Huo menciumnya dengan lembut, berusaha membuatnya lebih tenang.

Chloe Jian tiba-tiba tersadar bahwa ini adalah ciuman pertamanya, dalam hati ia merasa sangat gelisah, gugup, tapi juga penuh harap, dan juga sangat menyenangkan...

Rasanya benar-benar seperti ciuman pertama.

Chloe Jian merasa ia sudah gila, ia bisa berciuman dengan Colten Huo di tempat seperti ini, dan yang paling menakutkan adalah, ia merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta...

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu