His Soft Side - Bab 595 Menemukan USG B-Scan

"Lalu kenapa kau tidak menunjukkannya padaku?" Chloe Jian menatapnya.

"Apa bagusnya?" Colten Huo menyipitkan matanya. Sebenarnya dia juga mengerti, jika dirinya tidak memberikan penjelasan yang masuk akal pada Chloe Jian, gadis ini pasti akan terus bersikeras, jadi dia mengangkat T-shirtnya hanya untuk menunjukkan garis pinggang, dan menunjukan bekas luka di perutnya: "Ini sudah lama sembuh, tapi aku menyekanya dengan ramuan setelah mandi malam karena takut kembali meradang."

Chloe Jian mengulurkan tangannya dan dengan lembut menyentuh bekas luka yang bergaris tipis sepanjang jari kelingkingnya itu. Saat itu, ia langsung merasa tertekan: "Apakah ini luka gores oleh pisau?"

"Sudahlah, jangan terlalu banyak bertanya, oke? Aku tidak ingin kau khawatir. Tidak ada masalah dengan itu, lukanya sangat dangkal dan hanya melukai permukaan." Colten Huo lantas memeluk Chloe Jian, mencium keningnya, dan menuntunnya berjalan ke tempat tidur.

"Apa yang sebenarnya kau alami selama ini?" Tanya Chloe Jian. Ia selalu merasa bahwa beberapa hari ini, dirinya dipermalukan oleh orang-orang itu bahkan ditertawakan oleh orang-orang di luar, dan hal itu begitu menyakitkan sekaligus menyedihkan baginya. Tetapi hari ini, ketika ia kembali melihat Colten Huo, meskipun dia juga tidak membicarakannya secara detail, tapi beberapa patah katanya bahkan sudah bisa membuat orang membayangkan bahwa penyiksaan yang dialaminya selama ini mungkin tidak manusiawi.

"Jangan tanya, oke? Tunggu aku di rumah dengan baik!" Colten Huo tidak berpura-pura memberi tahu Chloe Jian bahwa semuanya baik-baik saja, tapi dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, karena hal itu hanya akan membuat Chloe Jian semakin sulit dan khawatir.

Chloe Jian menatap Colten Huo dengan lekat, dan air matanya tetiba jatuh. Colten Huo lalu datang untuk memeluknya: "Jangan menangis, maafkan aku, ini semua salahku. Aku gagal melindungimu dan memberimu kehidupan yang tenang, bahkan aku selalu membuatmu begitu mengkhawatirkanku! "

Chloe Jian sudah tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan putus asa.

"Aku mencintaimu, aku mencintaimu!" Colten Huo tiba-tiba mencium Chloe Jian, bibir panasnya seakan membakar hatinya.

Malam ini, keduanya tidak melakukan hal-hal intim, dan hanya berpelukan erat hingga tertidur.

Keesokan harinya, Chloe Jian terbangun dalam pelukan Colten Huo, ia dikelilingi oleh kebahagiaan dan kepuasan yang luar biasa. Ia bahkan tidak ingin bangun dari bantalan lengan Colten Huo. Akibatnya, Colten Huo mulai bereaksi, dan keduanya mulai bercinta di pagi hari.

Atas permintaan Chloe Jian, Colten Huo bergerak dengan sangat lembut, dan ia juga merasa nyaman, jadi tidak ada tekanan psikologis baginya. Setelah selesai melakukannya, keduanya menjadi lebih mesra.

Hanya saja Chloe Jian tidak ingin menyia-nyiakan waktu berharga tiga hari ini, jadi ia berencana untuk mengambil cuti untuk beberapa hari dan menghargai setiap menit waktunya bersama Colten Huo.

Tetapi Colten Huo justru tampak menyesal: "Maaf Cloudy, aku masih punya beberapa urusan yang harus dilakukan. Aku mungkin akan sedikit sibuk akhir-akhir ini."

Chloe Jian tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya, tapi ia mencoba untuk bijak dan tidak ingin bertengkar dengan Colten Huo karena hal ini. Jadi ia menyerah pada idenya untuk meminta cuti. Dia melakukan banyak hal sementara Chloe Jian pergi bekerja, jika tidak ia juga akan merasa cemas di rumah sendirian, bahkan mungkin kembali memikirkan yang tidak-tidak.

Colten Huo secara pribadi mengantar Chloe Jian ke tempat kerja. Ketika sampai di gerbang Tianle, Chloe Jian turun dari mobil dan melambaikan tangan padanya. Tetapi, dia tiba-tiba bergegas keluar dari mobil dan menciumnya di depan banyak orang: "Aku akan menjemputmu setelah bekerja."

Chloe Jian tersipu dan mengangguk. Sebenarnya, ia tidak tahu bahwa alasan Colten Huo harus mengantarnya sendiri adalah untuk menunjukkan semua itu kepada orang-orang yang menertawakan mereka di belakang.

Selain itu efeknya begitu bagus. Terlebih lagi, Chloe Jian telah diejek oleh semua orang di sekolah akhir-akhir ini, dan siapa pun bisa sesuka hati menunjuk-nunjuk dirinya di depannya. Alhasil, penampilan Colten Huo hari ini seperti menyemprotkan insektisida yang kuat di ruangan tertutup yang penuh dengan nyamuk, dan setelah itu semuanya terbasmi sekaligus.

Pada hari ini, Chloe Jian merasa jauh lebih tenang di sekolah. Tentu saja banyak orang yang datang kepadanya untuk menanyakan tentang hubungan antara Colten Huo dan nona Keluarga Mu, tetapi Chloe Jian secara alami mengabaikan mereka.

Jordan Fang pergi ke luar negeri untuk berpartisipasi dalam International Piano Competition minggu lalu. Sementara Ibu Kevin Yu sakit dan dia mengambil cuti untuk pulang. Hanya Chloe Jian dan kak Zhang yang tersisa di kantor. Kak Zhang juga seseorang yang selalu membela Chloe Jian, bahkan ia tak segan mengusir mereka yang menonton keramaian.

Di penghujung hari yang sibuk, Chloe Jian meninggalkan kantor tepat waktu saat dirinya selesai bekerja, dan Colten Huo telah menunggunya di gerbang sekolah. Ketika Chloe Jian berjalan mendekat, banyak orang yang terlihat aneh dan diam-diam mengawasinya.

Selama dua hari berturut-turut, mereka berdua melewati hari dengan begitu damai. Pagi hari, Colten Huo akan berada di luar dan terlihat sangat sibuk. Sementara Chloe Jian akan mempercayainya dengan sepenuh hati. Jika dia tidak mengatakan apapun, Chloe Jian juga tidak akan bertanya. Tetapi seiring waktu berlalu, hari-hari bersama Colten Huo hanya tinggal tersisa satu hari lagi, dan Chloe Jian tentu saja merasa gelisah.

Pada pagi hari ketiga, ketika Chloe Jian bangun, Colten Huo sudah bangun terlebih dulu. Tetapi dia justru tidak berada di kamar tidur. Setelah Chloe Jian selesai mencuci muka dan minum air hangat, ia ingin turun ke lantai untuk mencarinya. Namun, ketika ia berjalan sampai ke pintu, ia tiba-tiba merasakan perasaan mual yang hebat. Ia lalu menutupi mulutnya, muntah beberapa kali, dan berbalik pergi untuk bergegas ke kamar mandi.

Chloe Jian tidak mengalami reaksi mual di pagi hari yang begitu hebat selama beberapa hari ini. Sebelum Colten Huo kembali, ia takut bahwa dia akan mengetahuinya, jadi ia sengaja membeli obat khusus yang dapat meredakan mual di pagi hari. Hasilnya, ia dapat makan dan minum dalam dua hari terakhir tanpa reaksi mual sama sekali, dan ia tidak perlu minum obat lagi.

Siapa yang akan tahu ketika mereka bersama hari ini, Chloe Jian justru tiba-tiba bereaksi kembali. Ia tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain selain meringkuk di toilet dengan mulutnya yang terasa pahit dan mual.

Saat itu, suara Colten Huo datang dari luar sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Cloudy, ada apa denganmu? Apakah kau merasa tidak nyaman?"

"Tidak apa-apa." Bagaimanapun,Chloe Jian begitu sulit untuk menutupi bahwa dirinya tidak nyaman. Ia berdiri dengan sempoyongan sambil berusaha membuka keran untuk membilas mulutnya. Ketika ia mendengar tidak ada suara lagi di luar, ia melewati sedikit kepanikan di hatinya tanpa alasan.

"Colten Huo, maukah kau membantuku menuangkan segelas air?" Seru Chloe Jian, tapi tidak ada jawaban dari luar.

Chloe Jian tidak sanggup lagi mengabaikan ketidaknyamanan tubuhnya, dan buru-buru membuka pintu untuk keluar. Sekilas ia melihat Colten Huo berdiri di ujung tempat tidur dengan punggung menghadap ke arahnya, kepalanya menunduk dan ia tidak tahu apa yang dilakukannya.

"Colten Huo, aku ingin minum air." Chloe Jian memanggilnya lagi.

Colten Huo masih tidak menanggapi dan Chloe Jian pun merasa bingung. Ia berjalan beberapa langkah dan hendak bertanya apa yang dilakukan Colten Huo. Tetapi ketika ia melihat lembaran USG B-Scan rumah sakit di tangan Colten Huo, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Wajah kecilnya berubah memucat dalam seketika, dan jantungnya serasa melonjak karena panik.

"Berikan, berikan padaku!" Chloe Jian tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk merebut selembar USG B-Scan itu. Hal itu diminta oleh dokter ketika dirinya pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan minggu lalu. Lembaran itu menunjukkan bahwa janin telah memiliki detak jantung, dan janin dalam usia kehamilan semuanya tumbuh dengan normal.

Chloe Jian tidak menyangka bahwa Colten Huo akan kembali tiba-tiba, jadi ia menyimpan lembar USG B-Scan di dalam tasnya, dan juga tidak berharap untuk menyembunyikannya.

"Sudah dua belas minggu!" Nada suara Colten Huo begitu tenang. Dia menatap Chloe Jian dengan tatapan matanya yang tenang, dalam, dan tanpa jejak amarah: "Kenapa kau tidak memberitahuku?"

Chloe Jian mengejang beberapa kali, tanpa menggerakkan tisu yang tipis itu, dan bahkan wajahnya menjadi lebih pucat. Ketika matanya bertemu dengan tatapan mata Colten Huo, ia berusaha untuk menenangkan dirinya.

"Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya." Chloe Jian menggigit bibirnya dan mengibaskan bulu matanya yang panjang sambil berbicara dengan sedikit susah payah: "Aku telah bertanya padamu beberapa kali, dan kau terus mengatakan bahwa kau tidak ingin memiliki anak, jadi aku takut!"

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu