His Soft Side - Bab266 Alun-Alun Senam

"Chloe Jian, apa yang sedang kamu pikirkan? Apakah kamu sedang memikirkan pria tampan bermarga Huo itu?" Violet Yan melihat Chloe Jian tercengang, mengedipkan matanya, dan ekspresinya seperti bertanya.

"Iya!" Chloe Jian tidak menyangkal. Dia menggigit roti dan berkata dengan marah, "Aku sedang berpikir, bagaimana mungkin ada pria yang mengesalkan seperti ini! Lidahnya beracun, sombong, narsis, tuntutan bersih yang kelewat batas, kasar, pemaksa..."

“Kekurangannya sebanyak itu?” Violet Yan mengangkat alisnya, lalu melambaikan tangannya. “Kalau begitu jangan deh, tunggu saja, kakak ini akan memperkenalkanmu pada pria pengertian yang bisa menghargaimu.”

"Tidak berminat!" Chloe Jian mengambil gelas susu dan meminum satu teguk.

"Minat itu pasti masih ada. Sini, aku ingin menanyakanmu. Apakah kamu tahu ada berapa macam orang di dunia ini?" Violet Yan mencubit wajah pipi Chloe Jian.

“Pria dan wanita!” Chloe Jian menjawab seketika.

“Sialan, tidak bisakah kamu bekerja sama?” Violet Yan menyipitkan matanya dan kedua tangan menggosok wajah Chloe Jian. “Adik kecil, apakah kamu masih belum mengerti? Sepasang pria dan wanita bersama adalah dasar hukum alam semesta.”

"Aduh, baiklah-baik, kau sampai sudah mengeluarkan dasar hukum alam semesta. Kenapa kau tidak sekalian membawa Kaisar Raja Giok ke dalam percakapan ini?"Chloe Jian menatap geram Violet Yan.

“Hehehe, aku hanya ingin memberitahumu bahwa kebersamaan pria dan wanita adalah hal yang paling membahagiakan. Perasaan terindah di dunia ini selamanya adalah cinta!” Violet Yan berkata sambil tersenyum, lalu berbalik, “Sudah, sudah, jangan makan terlalu banyak. Ah terserahlah, mari kita keluar jalan-jalan dan makan lebih awal. Jam setengah 6 sore, kakak ini harus pergi menari senam di alun-alun."

“Kapan hobimu menjadi begitu aneh?” Chloe Jian terkejut. Dari manapun dia melihatnya, Violet Yan terlihat seperti wanita modis dan intelektual. Tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan menari di alun-alun dengan sekelompok bibi-bibi.

"Ini juga karena terlalu bosan setelah diam di rumah sepanjang hari. Karena terlalu lama duduk, jadinya sakit pantat, sakit bahu, nyeri pinggang, dan lagi menari di alun-alun juga merupakan sebuah latihan. Tidurku telah membaik belakangan ini, dan berat badanku pun turun lebih dari 5 kilo." Violet Yan tersenyum berkata, sambil berpose.

"Sebagus itu?" Chloe Jian mengangkat alisnya, dan dia tiba-tiba ingin melihat.

Violet Yan membawa Chloe Jian ke sebuah restoran di luar komplek untuk makan makanan rumahan. Waktunya masih terlalu dini, dan keduanya pergi ke supermarket untuk berjalan-jalan, lalu berjalan menuju alun-alun komplek ketika waktunya sudah dekat.

Senam tari bersama di alun-alun sedang sangat populer, olahraga favorit nasional, komplek-komplek besar pun telah membuka lapangan khusus untuk kegiatan penghuninya.

Langit masih cerah pada pukul setengah enam sore, tetapi sudah ada banyak orang mengumpul di alun-alun. Terdapat beberapa kerumunan di alun-alun, yang pada umumnya terdiri dari sekumpulan kakek-kakek dan nenek-nenek. Beberapa nenek-nenek meregangkan otot mereka, melakukan pemanasan, dan juga ada beberapa orang yang telah ikut menari mengikuti irama musik pada saat lagu diputar.

“Mari pergi!” Violet Yan menarik Chloe Jian berlari dengan penuh semangat, dengan cepat bergabung dalam salah satu kerumunan. Dengan cepat mengikuti ritme, dengan gesit meregangkan pinggangnya menarikan lagu "The Riverside Village In My Dream".

Lagu ini sangat tua, tetapi melodinya sangat indah, dan iramanya juga menenangkan. Chloe Jian duduk di bangku panjang di pinggiran dan memandanginya sambil bersandar di pipinya. Merasa bahwa wanita-wanita tua ini penuh dengan kebugaran dan semangat. Tampaknya kalimat berolahraga dapat membuat orang semakin muda terlihat benarnya.

Setelah melihat-lihat, Chloe Jian baru menyadari bahwa Violet Yan bukan penggemar tari senam alun-alun termuda. Ada beberapa gadis berumur belasan tahun sampai bahkan beberapa tahun saja di kelompok tari senam, yang diperkirakan datang bersama nenek mereka untuk berolahraga kemudian ikut menari senam.

Mendengarkan irama lagu, menonton tarian, cuaca yang ideal, dan kerumunan ramai membuat suasana hati Chloe Jian sedikit tenang.

Tidak lama kemudian, Chloe Jian memperhatikan seorang nenek yang duduk di sebelahnya. Nenek ini terus menghela napas setelah duduk. Chloe Jian menoleh melihatnya, dan menyadari bahwa nenek ini adalah salah satu anggota di tim dansa Violet Yan yang terus menari di belakang. Namun, dia tampaknya belum terlalu lama berlatih. Gerakan tarinya tidak terampil, dan dia tidak bisa mengikuti irama, samapai akhirnya dia menyerah sendiri.

“Ha.” Nenek itu segera menghela nafas begitu duduk.

"Nenek, mengapa tidak menari lagi?" Tanya Chloe Jian. Dia menyadari bahwa nenek ini berpenampilan sederhana dan memiliki aura yang baik. Gerakan tangannya terlihat seperti orang terpelajar dan penampilannya terlihat sangat baik. Nenek ini pastilah sangat cantik pada saat mudanya.

Nenek itu menoleh, menatap Chloe Jian, dan kemudian menghela napas panjang, "Oh, aku terlalu bodoh. Walau aku sudah belajar selama beberapa hari, aku masih belum bisa menarikannya."

“Cari seseorang untuk mengajarimu saja, atau ikuti tutorialnya.” Chloe Jian tersenyum. Dia memandangi nenek itu dan merasa sangat akrab dengannya. Melihat helaan nafasnya, Chloe Jian tidak tahan untuk ingin menghiburnya.

"Dua orang telah mengajariku, huft. Gadis bermarga Yan yang datang bersamamu juga telah mengajariku. Tetapi walau mengajariku dari awal, aku terus melupakannya. Orang itu kalau sudah tua, ingatannya pun sudah tidak bagus," kata nenek getir.

Chloe Jian berpikir bahwa wajah pahit nenek ini sangat lucu, seperti anak kecil, dan dia tidak bisa menahan tawa, "Nenek, kalau tidak, aku saja yang mengajarimu?"

"Kamu?" Nenek itu memandang ke atas dan ke bawah, menilai Chloe Jian, dengan ragu berkata: "Gadis kecil, kamu sepertinya bukan penghuni komplek ini? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, apa kamu bisa menari?"

“Aku adiknya Kakak Yan, baru datang hari ini.” Chloe Jian telah belajar menari selama belasan tahun. Menonton orang lain menari, seluruh badannya gatal ingin ikut bernari bersama dari awal. Nenek ini terlihat sangat tidak percaya padanya, dia berdiri, meregangkan pinggangnya, membuat gerakan ke belakang, dan berkata sambil tersenyum, "Nek, kalau tidak aku akan menunjukkan gerakannya padamu sekali, lalu kamu boleh memutuskan ingin kuajari atau tidak."

Ketika nenek ini melihat Chloe Jian melakukan pemanasan mereggangkan pinggang sampai melakukan semuanya dengan sempurna, dia terkejut sampai mulutnya terbuka lebar-lebar.

Chloe Jian sudah menari dengan irama musik. Dibandingkan dengan gerakan tari profesional, tarian senam yang cocok dilakukan untuk semua orang di alun-alun ini hanyalah mainan anak kecil. Meskipun hanya menontonnya sekali, Chloe Jian masih dapat menari dengan sama persis. Apalagi sosoknya bagus, parasnya cantik, dan masih muda. Setelah meninterpretasi gerakan tarian biasa, terasa sangat cantik saat dia tarikan. Banyak orang di dekatnya datang mengelilingi untuk menonton.

Begitu Chloe Jian selesai menari, dia melihat mata nenek yang bersinar bersemangat, dia bertepuk tangan lagi dan lagi, menggenggam tangan Chloe Jian dengan penuh semangat, "Gadis kecil, tarianmu sangat indah, apakah kamu benar-benar mau mengajariku?"

"Mau!" Chloe Jian tertawa menyeringai. "Aku disini untuk berlibur. Biasanya juga tidak ada apa-apa untuk dikerjakan. Dengan mengajarimu, aku juga bisa sekalian beraktifitas menggerakkan badan!"

"Baguslah kalau begitu!" Nenek ini senang tidak karuan, "Margaku adalah Liao, siapa namamu gadis kecil?"

“Nenek Liao, panggil saja aku Chloe Jian.” Chloe Jian tersenyum.

Setelah mengajar Nenek Liao, Chloe Jian juga sadar bahwa Nenek Liao sangat pandai. Dia dapat mempelajarinya hanya dengan sekalinya, hanya saja Nenek Liao pelupa. Gerakan yang baru saja diajarkan langsung dia lupakan saat dia membalikkan badannya. Tetapi Chloe Jian masih sangat sabar, memecah gerakan itu dan mengajarinya berkali-kali.

Melihat nenek ini mengingatkannya pada neneknya sendiri. Orang-orang tua ini telah susah sepanjang hidupnya, tidak mudah memiliki hobi di masa tuanya. Melihat ini, dia pasti akan membantu, jika memang dapat mebantunya.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu