His Soft Side - Bab 417 Aku Percaya Kamu!

Chloe Jian agak terhenyak mendengar ini. Alasannya, ia tidak yakin kata-kata Colten Huo nyata.

Seumur hidup hanya akan mencintaiku seorang?

Lah, sebelum mencintai dirinya kan Colten Huo pernah cinta pada Melisa Chen? Jangan-jangan dia bilang begitu pada tiap wanitanya?

Si pria menyadari kekagetan wanitanya, juga melihat kesedihan dalam tatapan matanya. Meski Chloe Jian bisa menyembunyikan suasana hatinya dengan sangat baik, ia tetap bisa melihatnya.

Jadi, Chloe Jian lagi memusingkan apa sih?

Si wanita dengan segera kembali dari lamunannya. Ia menatap si pria dan tersenyum lembut, “Aku percaya kamu!”

Bagaimana ia boleh tidak percaya coba? Sekali pun yang diucapkan Colten Huo adalah dusta, Chloe Jian tetap ingin memaksa dirinya buat percaya. Mama pernah bilang, yang paling penting dalam hubungan suami istri adalah kejujuran dan kepercayaan. Tetapi, bagi Chloe Jian, kadang kejujuran itu menyakitkan, jadi bohong putih tetap diperlukan sewaktu-waktu.

Lola Luo dan Albert Qin bisa bertikai hebat begini, itu karena durasi mereka untuk saling mengenal satu sama lain terlalu pendek. Mereka tidak saling percaya, bahkan Lola Luo saja tidak cerita bahwa ia meminjamkan uang belanja ke adiknya.

Itu masih tidak masalah sih, namun sialnya Ibu Qin memanfaatkan ini buat melakukan hal jahat. Kalau Albert Qin garang sedikit dan berani menegur mamanya, masalah ini pasti bisa langsung diredam sedini mungkin. Konflik yang sekarang terjadi harusnya tidak perlu ada!

Chloe Jian tidak menyangka Colten Huo benar-benar tidak pergi kerja hari ini, melainkan menemaninya ke rumah sakit……

Pagi hari adalah waktu tersibuk rumah sakit. Banyak orang yang datang untuk menjenguk pasien, jadi suasananya ramai sekali. Mereka rata-rata menenteng bunga dan keranjang buah.

Di depan gedung rumah sakit, Chloe Jian sendiri membeli bunga napas bayi. Lola Luo sangat suka dengan bunga ini. Tiap melihatnya, wanita itu selalu membayangkan lagi ditatap jutaan bintang dari langit yang tidak berujung. Dia mendapat pengharapan dari sana.

Colten Huo berjalan sambil mengandeng tangan Chloe Jian. Ke mana pun pria itu pergi, ia pasti akan jadi pusat perhatian semua orang baik pria mau pun wanita. Para pria tidak pernah melihat pria lain dengan karisma sekuat dirinya, sementara para wanita menikmati ketampanannya. Meski begitu, Colten Huo terus menunjukkan sikap dingin, jadi semua yang menatapnya tidak berani mengelilingi seperti kemarin.

Sementara itu, yang mengamati Chloe Jian juga tidak sedikit dan mayoritas adalah pria. Mereka suka wajah cantiknya, aura kecantikan di sana benar-benar kuat. Tidak peduli menatapnya berapa lama, mereka sama sekali tidak bosan.

Selain itu, pakaian si wanita juga amat menarik. Chloe Jian hari ini mengenakan rok biru muda dengan mantel tipis putih, lalu di tangannya ada bunga napas bayi. Ia terlihat bak peri yang baru keluar dari lukisan.

Colten Huo sangat tidak senang dengan situasi ini. Gila, para pria ini tidak tahukah Chloe Jian adalah istrinya? Kok mereka bisa-bisanya menatap Chloe Jian dengan tatapan seperti tatapan kucing melihat ikan sih?

Si wanita merasakan genggaman yang makin erat dari si pria, juga merasakan wajahnya makin dingin. Ketika Chloe Jian menoleh padanya, ia melihat Colten Huo lagi menyapukan pandangan intimidatif pada pria-pria di sekitar.

Chloe Jian mengeluskan jari ke telapak tangan Colten Huo. Si pria menoleh padanya, lalu si wanita bertanya dengan senyum tipis, “Ekspresimu mengapa seserius ini?”

“Aku tidak suka rumah sakit!” jawab si pria.

“Lah, terus ngapain ikut aku?” Chloe Jian jadi kehabisan kata-kata. Ia tadi sudah menyuruh Colten Huo buat tinggal di mobil saja, sebab suasana tempat yang dikunjunginya selalu jadi canggung karena sikapnya yang dingin. Sayangnya, si pria tetap memaksakan buat mendampinginya.

“Heh?” tanya Colten Huo dengan mata menyipit.

Chloe Jian sengaja nyengir, “Baiklah, aku senang ditemani kamu! Tanpa kehadiranmu di sisi, hatiku terasa kosong dan kesepian!”

“Baguslah kamu masih punya sedikit hati nurani!” Prianya sengaja mengabaikan senyuman palsu itu.

Tidak terasa mereka sudah sampai di depan ruang pasien Lola Luo. Chloe Jian mengetuk pintu, lalu menerima tanggapan lemah dari dalam, “Silahkan masuk.”

Chloe Jian melangkah masuk. Ia tadinya mengira tidak ada pengunjung di dalam, sebab yang jawab hanya satu orang dan itu pun suaranya lemah. Ketika mereka berdua masuk, mereka baru tahu di dalam penuh dengan orang. Setidaknya, ada delapan hingga sembilan orang!

Yang Chloe Jian kenali jelas sepasang orangtua Lola Luo dan Alvaro Luo. Di sebelah yang terakhir, ada seorang wanita muda yang sedikit gendut namun tetap menarik. Itu seharusnya sih tunangan Alvaro Luo.

Selain itu, Chloe Jian juga berjumpa Albert Qin dan tantenya. Anehnya, ia tidak melihat sosok kedua orangtua Albert Qin. Kantung mata si pria agak bengkak, hidungnya juga diperban. Kelihatannya pukulan Alvaro Luo kemarin sangat kencang deh!

Chloe Jian tidak kenal orang-orang lainnya. Ia tebak, mereka sepertinya anggota sanak saudara keluarga Qin dan keluarga Luo.

“Chloe Jian, kok tiba-tiba kemari?” Lola Luo agak kaget melihat Chloe Jian, lalu jadi makin kaget ketika sadar sahabatnya itu datang dengan Colten Huo. Ia refleks mengubah posisinya jadi duduk dengan perlahan.

“Lola Luo, kok kamu duduk? Cepat baring lagi!” Ibu Luo buru-buru memapah putrinya.

“CEO Huo, maaf, aku tidak bisa duduk berlama-lama karena habis operasi. Aku terpaksa bicara sambil baring.” Mata Lola Luo tertuju pada tangan sepasang tamu yang datang. Seberkas kesenangan melintas sekilas di matanya.

Mereka berdua sama-sama menikah secepat kilat. Colten Huo sangat kaya, juga terus mencintai Chloe Jian seperti pertama bertemu. Pria itu bahkan menemaninya ke rumah sakit! Sementara itu, sejak hari pertama dirinya dinikahi Albert Qin, ia selalu disulitkan. Suaminya itu dari luar terlihat bisa diandalkan, tetapi di dalam rumah nyatanya anak mama yang tidak bisa apa-apa.

Nasib orang memang bisa beda seratus delapan puluh derajat!

Colten Huo mengangguk tanda tidak apa-apa. Ia merasa harus sopan pada teman Chloe Jian.

“Tidak apa-apa, Lola Luo. Kamu bicara dengan gestur apa pun tidak masalah.” Si wanita menyerahkan bunga yang dibawa ke Alvaro Luo, lalu duduk di sisi ranjang. Ia bertanya pelan, “Sudah baikan?”

Sementara itu, orang-orang lain yang ada di kamar terus menatap Colten Huo sejak dia masuk. Ketika mendengar Lola Luo memanggilnya dengan panggilan “CEO Huo”, mereka juga saling bertatapan. Ini CEO Huo yang mana ya?

Maklum lah, di antara mereka yang tahu Colten Huo hanya Albert Qin dan Alvaro Luo. Mereka berdua awalnya ingin menghampiri dan menyapanya, namun mundur serentak karena gentar dengan wajah dinginnya. Colten Huo sangat dingin, siapa pun tidak berani dekat-dekat!

Chloe Jian menyadari suasana ruangan agak aneh. Sejak ia dan Colten Huo datang, atmosfer jadi tegang dan beku. Colten Huo benar-benar deh, tidak ada apa-apa mengapa pasang wajah songong terus sih? Tidak tahukah dia ekspresinya ini sangat menakuti orang?

“Colten Huo, kamu tunggu di luar saja oke? Aku hanya bicara sebentar dengan Lola Luo, lalu segera keluar,” kata Chloe Jian lembut.

Colten Huo mengangguk. Ia juga malas berlama-lama disini karena ditatapi orang-orang tua. Di wajahnya tidak ada kembang api, jadi apa yang menarik sih?

“CEO, CEO Huo.” Melihat si pria mau keluar, tunangan Alvaro Luo memberanikan diri buat memanggilnya sejenak.

Yang dipanggil menghentikan langkah dan menoleh. Ia tidak berujar apa pun, tatapannya masih saja dingin.

“Yang kemarin, terima kasih banyak ya!” ujar Colten Huo sambil mengelap keringat dingin. Sekalinya bertatap-tatapan dengan pria itu tubuhnya langsung tegang, bahkan bicaranya juga jadi gagap, “Entahlah, entahlah aku pantas bicara begini atau tidak. Bersediakah, bersediakah kamu kutraktir makan?”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu