His Soft Side - Bab 220 Katakan Kau Mencintaiku

“Katakan kau mencintaiku.” Kata Colten Huo sambil tersenyum, “Aku akan memberitahumu.”

Chloe Jian meliriknya, ia tahu ia takkan semudah itu mengatakannya.

“Jadi apakah kau mencintaiku?” tanya Chloe Jian sambil menatap mata Colten Huo, ia sama sekali tak mengharapkan jawabannya, ia hanya merasa yang dikatakannya ini sangat menjengkelkan.

Jelas-jelas ia tahu hubungan mereka baru dimulai, dan ia takkan bisa mengatakan hal itu, maka ia hanya menjadikan ini alasan agar tidak perlu memberitahunya jawaban yang sebenarnya.

“Cinta!”

Tapi yang membuat Chloe Jian terkejut, Colten Huo segera mengakuinya. Ia menatap matanya lekat-lekat, ia sedang memandanginya, matanya berbinar dan bercahaya.

Chloe Jian menatap Colten Huo dengan tertegun, bantahan yang tadi telah dipersiapkannya dengan baik tiba-tiba tak ada gunanya lagi.

Apa yang ia katakan? Tiba-tiba ia berkata ia mencintainya?

“Kau, kau sedang bercanda kan? Kau sedang menggodaku kan, haha.” Chloe Jian tertawa dengan canggung, lalu mengulurkan tangannya untuk mendorong Colten Huo menjauh, “Lepaskan aku, aku ingin berganti sepatu.”

“Aku telah mencintaimu sejak 6 tahun lalu, dan selama bertahun-tahun ini aku telah mencari ke berbagai tempat, akhirnya aku menemukanmu, apakah menurutmu aku akan dengan mudah melepaskanmu?” Colten Huo menunduk dan berbisik di telinga Chloe Jian.

Tenggorokan Chloe Jian tiba-tiba terasa kering, ia menelan liurnya dan berkata, “Tapi, tapi aku sama sekali tak mengingatmu.”

“Aku tahu!” Colten Huo sama sekali tidak marah, ia memeluk Chloe Jian dengan erat dan menggesek-gesekkan dagunya di kepalanya, “Wajar jika kau tak ingat.”

“Apa maksudmu?” Chloe Jian semakin merasa heran, “Apakah penampilanmu saat itu berbeda dengan sekarang?”

Mendengarnya, tubuh Colten Huo menjadi kaku, ia merasa dilema, apakah sebaiknya ia mengatakannya pada Chloe Jian, tiba-tiba ia merasakan tangan Chloe Jian menyentuh wajahnya.

“Kenapa kau menyentuh wajahku?” tanya Colten Huo.

“Apakah wajahmu tidak asli? Aku tahu, kau pasti melakukan facelift?” saat mempertimbangkan kemungkinan ini, Chloe Jian mengulurkan tangannya dan meremas wajah Colten Huo, dengan ekspresi seolah memahami sesuatu, “Aku selalu merasa heran, bagaimana bisa seorang pria bisa begitu tampan? Hidungmu sangat mancung, apakah kau melakukan operasi plastik? Alismu sangat tebal, apakah ditanam? Dan lipatan matamu, apakah diberi hyaluronic acid?”

Sambil berkata, Chloe Jian mencubit hidung Colten Huo, menarik alisnya, dan menepuk-nepuk pipinya, ia menatapnya dari sisi kiri dan kanan, dan semakin ia memperhatikannya, wajahnya tampak semakin tampan.

“Apakah kau seorang idiot?” Colten Huo meringis saat mendengar perkataannya, ia mengetuk kening Chloe Jian dan memegangi kedua tangannya yang sedang meraba-raba wajahnya. “Kita bicara dengan serius, oke?”

“Aku tahu,” Chloe Jian mengangguk dan berkata dengan serius, “Siapa suruh kau tidak segera memberitahuku yang sebenarnya, maka akhirnya aku mengganti topik pembicaraan.”

Mata Colten Huo berkedut dengan tegang, ia menarik Chloe Jian ke ruang tamu.

“Ganti sepatu!” Chloe Jian segera menendang-nendang sepatunya untuk melepaskannya, dan karena tak sempat lagi mengenakan sandal rumah, ia berjalan mengikuti Colten Huo dengan bertelanjang kaki.

Tiba-tiba Colten Huo berbalik dan menggendong Chloe Jian dengan posisi horizontal bagaikan seorang putri, dan mendudukkannya di atas sofa.

Tapi dengan segera perhatian Colten Huo tertuju pada 6-7 botol wine yang berbaris di meja, dan juga sebuah catatan yang bertuliskan: Bibi, jangan memindahkan botol wineku.

Colten Huo terbelalak, “Kau minum berapa banyak wine akhir-akhir ini?”

“Tidak banyak!” mengira ia tidak rela kehabisan wine nya yang berharga itu, Chloe Jian segera mengibas-ngibaskan tangan dengan canggung dan berusaha menjelaskan, “Aku hanya minum segelas setiap malam sebelum tidur, jika tidak...”

Tanpa menunggu Chloe Jian menyelesaikan perkataannya, Colten Huo memotong, “Jika tidak kau takkan bisa tidur karena terlalu merindukanku?”

“Iya.” Begitu mendengar kata tidak bisa tidur, Chloe Jian segera mengangguk, tapi saat ia tersadar jawabannya salah, ia segera berkata dengan ekspresi mencemooh, “Enak saja, aku tidak merindukanmu!”

“Benar-benar tidak merindukanku?” Colten Huo tersenyum licik sambil mencubit dagu Chloe Jian, “Lalu kenapa kau begitu antusias saat aku menciummu di tempat karaoke tadi?”

“Kau belum menjawab pertanyaanku!” Chloe Jian merasa agak marah, dan ia juga baru menyadari ia sedang duduk di atas paha Colten Huo, dengan segera ia hendak turun.

“Pertanyaan apa? Tentang wajahku? Perlukah kutunjukkan foto masa kecilku untuk membuktikan apa yang kuubah?” Colten Huo merangkul pinggang Chloe Jian agar ia tak bisa bergerak.

“Siapa yang ingin melihat foto masa kecilmu.” Kata Chloe Jian bercanda, jika ia benar-benar melakukan facelift, berita tentang itu pasti sejak dulu telah tersebar, ia merasa canggung duduk di atas pangkuan Colten Huo, “Tak apa jika kau tak ingin mengatakannya, aku mandi dulu.”

Kali ini Colten Huo tak menghalangi Chloe Jian, Chloe Jian turun dari pangkuannya dan masuk ke kamar untuk mengambil baju ganti, saat ia keluar, ia melihat Colten Huo tak lagi berada di ruang tamu, tanpa berpikir panjang Chloe Jian bergegas menuju ke kamar mandi, di ruang karaoke tadi, beberapa rekan prianya merokok, membuat tubuhnya jadi bau asap rokok.

Chloe Jian mandi dengan cepat, dan setelah beberapa menit, ia mengelap ujung rambutnya yang basah, tapi begitu ia keluar dari kamar mandi, ia segera ditarik.

Ia ditekan ke tembok dengan kuat, dan bibirnya dicium, sebuah wine yang beraroma kuat memasuki mulutnya, Chloe Jian dengan spontan segera menelannya.

“Hei!” seru Chloe Jian, apakah pria ini ketagihan menciumnya, dalam semalam ini sudah berapa kali ia menciumnya, dan ia juga memberinya wine dari mulutnya? Apakah sejak tadi ia menunggu di luar kamar mandi?

“Satu gelas setiap malam?” melihat Chloe Jian tidak menolaknya, hati Colten Huo merasa sangat gembira, ia menyentuh hidungnya dan berkata, “Kau telah mencoba seluruh koleksi wineku! Tahukah kau betapa susahnya aku mendapatkan mereka?”

“Mahal sekali kah?” Chloe Jian merasa panik, “Aku tak berencana membuka semuanya, hanya saja, setelah meminumnya, aku tak bisa menahan diri...”

“Bukannya mahal, tapi ada beberapa yang sangat langka, aku baru bisa mendapatkannya setelah mencari dalam waktu yang lama.” Colten Huo menunduk menatap Chloe Jian, ujung rambutnya yang baru saja keramas masih basah dan mendarat di dadanya, wajahnya tersipu memerah, dan matanya jernih dan bercahaya bak sebuah danau, luar biasa cantik.

“Maaf.” Chloe Jian merasa sangat bersalah, ia mengangkat jarinya dan berkata, “Ke depannya aku berjanji takkan menyentuh barangmu lagi.”

“Aku tak melarangmu menyentuhnya.” Colten Huo mengelus wajah Chloe Jian dan tersenyum, “Hanya saja...”

“Hanya saja apa?” Chloe Jian merasakan ujung jarinya yang kasar, membuatnya merasa kurang nyaman, ia mendongak menatapnya.

“Maukah kau mencintaiku?” tanya Colten Huo.

“Ah!” Chloe Jian tak menyangka Colten Huo bertanya seterus-terang itu. Ia tak tahu bagaimana harus menjawabnya. Ia hanya merasakan wajahnya memanas, ia menatapnya lekat-lekat.

“Bisakah kau mencobanya? Mencoba mencintaiku?” melihat Chloe Jian tersipu malu, Colten Huo memeluknya dengan erat, membenamkan wajahnya dalam pelukannya.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu