His Soft Side - Bab 502 Sudah Setuju untuk Tidak Marah

“Hati-hati!” Colten Huo buru-buru melangkah ke depan dan mengulurkan tangan untuk menggapai pinggang Chloe Jian. Sekarang, si wanita jatuh dalam dekapannya.

“Lepaskan aku!” Chloe Jian mendorong Colten Huo sekuat tenaga.

“Baik, aku bisa melepaskanmu. Tetapi, Cloudy, apa kamu mau pergi dengan kondisi begini?” tanya si pria sembari memberi kode mata ke pakaian si wanita.

Chloe Jian menunduk, lalu baru sadar pakaiannya sangat berantakan karena “keseruan tadi”. Bahkan, roknya saja terlipat-lipat sampai ada bagian atas paha yang kelihatan. Wanita itu mengernyitkan alis, berbalik badan, dan merapikan pakaian. Sial, ia kemudian teringat bajunya punya resleting di bagian belakang. Tidak juga bisa meraihnya setelah beberapa kali mencoba, ia menghentakkan kakinya dengan marah.

Colten Huo menghela nafas, kemudian menarikkan resleting tersebut. Si pria lalu memeluk wanitanya dan bertutur lembut: “Aku sudah bilang aku tidak bisa menceritakannya padaku, tetapi kamu memaksa. Setelah diceritakan, kamu malah marah……”

“Aku tidak marah!” Chloe Jian menoleh.

“Sudah mengabaikanku begini, kamu masih mau bilang kamu tidak marah?” Colten Huo mengelus telinga Chloe Jian dan bicara serius, “Cloudy, dengar, aku sendiri tidak keberatan kamu punya mantan. Kita sama-sama keliru, siapa suruh kita tidak bertemu dari awal.”

“Mengapa kamu tiba-tiba berubah? Kamu jelas-jelas keberatan, bahkan kamu pernah bilang aku kotor!” Chloe Jian berkelit untuk menghindari sentuhan Colten Huo, lalu memelototinya.

“Aku salah paham tentang hal itu. Aku sudah mengaku salah, Cloudy. Bisakah kamu jangan mempermasalahkan itu lagi mulai sekarang?” Si pria sepertinya tidak akan berani berkata macam-macam lagi setelah ini. Sepanjang mereka berelasi, kesalahpahaman itu adalah satu-satunya titik kuat Chloe Jian. Tiap kali hal itu dinungkit, Colten Huo akan merasa sangat bersalah. Ia sendiri tahu wanitanya terus mengingat ini karena hinaannya itu sangat kasar. Ah, dirinya memang bodoh!

Si wanita menggaruk rambutnya dengan hati kesal. Ia tahu kata maaf dan pengakuan prianya tulus, namun ia bingung mau menjawab “iya” atau “tidak” buat pertanyaan barusan.

Sekalinya terbayang Colten Huo dan Melisa Chen pernah berhubungan intim, si wanita langsung merasa jijik bagai tiba-tiba melihat kecoak. Tidak hanya itu, kulitnya juga merinding ketika terpikir Melisa Chen pernah mengandung anak prianya…...

Stop! Ia tidak mau memikirkan semuanya lagi!

“Sudah ya, jangan marah lagi. Di sini banyak serangga, ayo balik vila,” ajak Colten Huo sambil menarik tangan Chloe Jian.

Si wanita kali ini mengikuti ajakan prianya. Mereka keluar dari rumah bunga, berjalan melewati taman, dan masuk kamar tidur. Keduanya sama-sama hening sepanjang perjalanan.

Dalam hati, Chloe Jian terus menimbang apa ia perlu menelepon Robin Cheng lagi. Pria yang satu itu jelas sekali sudah menipunya. Ia selama ini berpikir Melisa Chen sudah mati, makanya ia sangat hilang kendali ketika malam ini tiba-tiba menjumpainya. Chloe Jian mau buat perhitungan dengan Robin Cheng!

Lebih dari membuat perhitungan, si wanita ingin tahu alasan si pria berbohong……

Yang jadi masalah, ketika sebelumnya ditelepon, Robin Cheng terus tidak mengangkat. Pada percobaan terakhir, si pria bahkan mematikan telepon. Chloe Jian jadinya kesal sendiri tadi!

Ketika si wanita sibuk berpikir, suara Colten Huo tiba-tiba terdengar.

“Cloudy, kenapa kamu bereaksi begitu parah ketika melihat Melisa Chen?” Si pria bertanya dengan kedua tangan disimpan di saku. Ia kelihatan sangat santai.

Chloe Jian memuram dan mengeretakkan gigi, “Robin Cheng bilang mantanmu itu sudah mati.”

Mendengar ini, si pria agak kehilangan keseimbangan tubuh. Pria itu terhuyung sampai nyaris jatuh.

“Robin Cheng bajingan!” maki Colten Huo dalam hati.

“Aku sudah melihat foto kalian.” Si wanita menatapnya dingin, “Jadi, ketika aku melihatnya, aku pikir aku ketemu hantu.”

Wajah Colten Huo mengkaku, sementara sudut bibir dan matanya tampak berkedut. Ia merasa terhibur, namun sekaligus terpancing emosi, “Apa lagi yang dikatakan Robin Cheng?”

Chloe Jian salah memahami maksud Colten Huo. Ia pikir, prianya itu lagi menyelidik apa Robin Cheng ada mengatakan sesuatu yang tidak boleh diceritakan. Memutuskan untuk tidak langsung menanyakan tentang kehamilan Melisa Chen, si wanita menggeleng, “Tidak ada”.

Tetapi, mata Chloe Jian terus tertuju pada wajah Colten Huo seperti ingin melihat sesuatu……

“Mengapa ia bisa bilang Melisa Chen sudah mati ya?” Colten Huo sungguh bingung. Sekali pun kesal ditekan olehnya dan selalu ingin menganggu hubungannya dengan Chloe Jian, Robin Cheng sebenarnya tidak perlu membuat kebohongan absurd begini. Mengapa harus bilang mati, mengapa tidak bilang yang lain? Absurd sekali!

Si pria juga berpikir, kalau Robin Cheng hanya bilang Melisa Chen sudah mati saja, Chloe Jian harusnya tidak bakal semarah ini. Jadi, ia yakin pria itu pasti juga mengatakan sesuatu yang lain!

“Aku tidak tahu. Aku ingin bertanya padanya juga!” Chloe Jian membuang muka dan tidak melihat ke arah Colten Huo lagi. Ia khawatir, kalau ia menatapnya lebih lama lagi, ia malah tidak tahan untuk tidak menanyakan soal kehamilan Melisa Chen.

Tetapi, ia di sisi lain sungguh ingin tahu soal ini!

Colten Huo berulang kali menolak permintaannya untuk punya seorang anak. Kalau ia meminta itu lagi, rasa-rasanya jawabannya akan tetap “tidak”.

Si wanita teringat lagi asumsinya sendiri. Priaku pasti tidak mengizinkanku untuk hamil karena dia pernah punya anak dengan Melisa Chen. Meskipun anak itu pada akhirnya tidak mampu menikmati dunia, dia tetap bersumpah untuk tidak punya anak lagi dari wanita lain...

Sebenarnya apa alasan yang membuat Colten Huo berpisah dengan si wanita?

Chloe Jian duduk di tepi tempat tidur dengan kepala terunduk. Tiba-tiba, Colten Huo berjongkok di depan dan berujar keras, “Cloudy, kamu masih menyembunyikan sesuatu dariku!”

Si wanita mendongak dan bertatap-tatapan dengan mata hitam pekat si pria. Seberkas sinar muncul di matannya, lalu ia menunduk lagi.

Colten Huo mengangkat dagu Chloe Jian biar mereka kembali bertatapan. Ia mengancam: “Kalau kamu tidak mengungkapkannya juga, aku bakal marah.”

Wajah yang diancam memucat. Wanita itu mengalihkan pandangan saja.

Colten Huo awalnya memuram karena tidak bisa menahan diri lagi, namun langsung buru-buru melembutkan perangai, “Begini saja, aku akan memberitahukan semua yang kamu ingin ketahui. Kemudian, kamu baru memutuskan apakah akan memberitahuku kata-kata brengsek apa lagi yang dituturkan Robin Cheng.”

Si wanita berpikir sejenak. Ia sendiri paham memendam kekesalan bukanlah sebuah solusi. Berhubung Colten Huo sudah bicara begini, ya sudah deh ia bertanya saja……

“Kapan kamu berkenalan dengan Melisa Chen? Kapan kalian mulai berpasangan? Kapan hubungan kalian berakhir, terus alasannya apa?” Chloe Jian memberondong pertanyaan.

Sudut bibir Colten Huo gerak-gerak. Baru saja ia hendak berbicara, Chloe Jian mengangkat jari dan mengingatkan: “Kamu sudah setuju untuk jujur. Jangan bohong ya kamu!”

“Iya, aku bakal jujur!” Si pria menggapai tangan wanitanya, lalu menegaskan: “Kamu juga sudah setuju untuk tidak marah. Ingat ya!”

Yang diingatkan mengangguk setuju. Ia sebenarnya hanya kesal dengan larangan Colten Huo padanya buat mengandung karena mantannya pernah wafat waktgu bersalin. Kalau soal Colten Huo punya mantan, ia tetap peduli, namun tidak sampai marah-marah.

“Kami bertemu di kampus. Hubungan kami berlangsung selama setengah tahun, lalu putus karena ketidakcocokan kepribadian,” jawab Colten Huo singkat dan jelas.

Chloe Jian berkedip dan menunggu Colten Huo lanjut cerita. Sementara itu, yang ditunggui juga menunggui lawan bicaranya. Berselang beberapa saat, si wanita baru sadar prianya dari tadi memang sudah selesai bertutur.

“Itu saja?” tanya Chloe Jian.

“Memang mau apa lagi?” Colten Huo mengangkat alis dan terlihat lebih penasaran dari wanitanya, “Apa ada masalah?”

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu