His Soft Side - Bab 218 Menghormatinya

Mendengar perkataan ini, ketiga orang lainnya yang berada di dalam mobil saling bertatapan, dalam hati merasa agak takut.

Tapi Jennifer Ma masih merasa tidak puas, “Chloe Jian juga tidak terlalu cantik, ia telah bekerja di Ming’s Corp selama beberapa tahun dan sama sekali tak ada yang memperhatikannya, bagaimana bisa ia menggaet CEO Huo?”

“Siapa bilang?” pria bernama Edric Zheng itu memutar bola matanya, “Chloe Jian adalah wanita cantik yang sangat populer, dulu ia tidak bersikap mencolok, dan saat ia masih mengenakan kacamata berbingkai hitam itu, kami membicarakan, jika ia melepaskan kacamatanya, ia pasti akan mengejutkan semua orang dengan kecantikannya.”

“Apakah ia secantik itu? Kenapa aku tak menyadarinya?” Jennifer Ma merengut mencemooh.

“Banyak sekali yang tak kau sadari, jika tidak, kenapa CEO Huo memilihnya dan bukan memilihmu? Hahaha...” pria itu tanpa sungkan mencemooh Jennifer Ma.

“Edric Zheng, kau cari mati!” Jennifer Ma mengangkat tangannya hendak menampar.

“Sudah, sudah, Gabriel Chen bilang ia sudah ikut pulang dengan mobil Kak Xiao, kalian jangan bertengkar lagi, ayo pulang.” Setelah selesai menerima telepon, Wakil Manajer Chen segera meletakkan ponselnya dan menjalankan mobilnya. Tak lupa ia berkata, “Ingat, jangan sebarkan apa yang kalian lihat malam ini, anggap saja tak terjadi apa-apa.”

“Aku mengerti, Wakil Manajer Chen, dan juga, dengan identitas CEO Huo, ia pasti kurang lebih sama seperti pria kaya pada umumnya, melihat wanita cantik, ia mengejarnya untuk bermain-main, saat sudah bosan mereka pasti akan berpisah.” Jennifer Ma menatap Edric Zheng dengan ekspresi mencibir sambil mengibaskan rambut panjangnya. “Dan pasti wanita bodoh seperti Chloe Jian itu yang bisa dengan mudah ditipu.”

“Ah, nada bicaramu terdengar cemburu, Colten Huo jauh lebih tampan dibandingkan banyak artis, dan juga kaya raya, tapi aku belum pernah mendengar gosip tentangnya. Dan jika aku seorang wanita, bahkan jika ia hanya mengejarku untuk bermain-main, aku juga bersedia!” melihat Jennifer Ma mencibirnya, Edric Zheng membalasnya, “Rela mati demi mengejar wanita cantik, peribahasa ini tak hanya digunakan untuk pria, tapi bisa digunakan untuk wanita juga, dan lagi dengan kecantikan Chloe Jian, bisa saja CEO Huo yang mengejarnya lebih dulu.”

“Kau...” mendengar Edric Zheng membantahnya, Jennifer Ma merasa marah dan hendak membalas lagi, tapi Wakil Manajer Chen angkat bicara.

“Sudahlah, jangan berdebat lagi, menurutku yang terbaik tetaplah berpura-pura tak mengetahui apapun, bagaimana menurutmu, Hellen Li?”

Hellen Li yang sejak tadi melamun, mendengar Wakil Manajer Chen menanyainya, ia segera menjawab, “Betul.”

Chloe Jian dan Colten Huo telah meninggalkan tempat terjadinya kecelakaan itu, tapi Chloe Jian dalam hati tetap merasa tidak tenang.

Colten Huo menggenggam tangannya, “Kenapa?”

Chloe Jian menoleh menatapnya dengan tatapan kosong, lalu dengan segera ia tersenyum dan menjawab, “Tak apa.”

Melihat Chloe Jian tersenyum padanya, keinginan kuat yang selama beberapa hari ini berusaha ditekannya kini kembali meluap, Colten Huo tak dapat menahan diri dan mencondongkan tubuhnya untuk mencium Chloe Jian.

“Hei, ada orang!” Chloe Jian mendorong dada Colten Huo dengan kedua tangannya, memberi isyarat padanya bahwa Robin Cheng berada di depan.

“Anggap saja aku tidak ada!” kata Robin Cheng sambil tersenyum lebar.

Colten Huo menatap Chloe Jian yang bersandar di kursinya dan dengan bersikeras menggeleng padanya.

Colten Huo tak ingin memaksanya, ia telah menyimpulkan bahwa gadis ini terlihat lembut dari luar, tapi sebenarnya ia sangat keras. Setiap kali ia marah, ia akan menjauhinya, dan hal ini akan membuatnya tak bisa mencapai tujuannya.

Maka ia mencoba cara lain untuk menghadapinya, dan sepertinya berhasil, setidaknya kini ia menyadari bahwa ia tidak begitu membencinya seperti yang disangkanya, selama ia memperlakukannya dengan lembut, ia akan tersenyum padanya, dan membalas ciumannya.

Sedangkan hatinya yang diinginkannya, pelan-pelan ia akan berusaha mendapatkannya.

Melihat Colten Huo tidak marah saat ia menolaknya, sebaliknya malah kembali bersandar di kursinya sambil menggenggam tangannya dengan erat, Chloe Jian memicingkan mata, malam ini ia sangat menghargai pendapatnya, membuat Chloe Jian merasa tak terbiasa.

Dulu, jika ia ingin menciumnya, ia takkan mempedulikan apakah ia mau atau tidak.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” dalam keheningan, tiba-tiba Colten Huo bertanya.

“Aku sedang memikirkan apakah pria yang kecelakaan tadi baik-baik saja.” Chloe Jian menjawab dengan santai sambil menatap tangan Colten Huo.

“Kau bahkan tak mengenalnya, kenapa kau begitu memikirkannya?” Colten Huo merasa jengkel, awalnya ia mengira Chloe Jian akan berkata ia sedang memikirkan dirinya.

“Aku sedang bosan jadi aku memikirkan segalanya.” Chloe Jian memang merasa bosan, ia mulai memainkan tangan Colten Huo.

Sejak awal ia tahu tangannya sangat indah, jari-jarinya panjang dan telapak tangannya sangat lebar, tangannya sangat besar, hingga jika ia mengepalkan tangannya dan meletakkannya di atas telapak tangannya, tangan Colten Huo akan bisa membungkusnya dengan rapat, memberikan rasa hangat yang menenangkan. Ini adalah pertama kalinya ia memegang tangannya, dan ia bisa merasakan ada bagian yang kapalan di telapak tangan dan buku-buku jarinya. Ia adalah orang yang berposisi tinggi dan begitu dihormati, bagaimana bisa tangannya kapalan?

“Apakah tanganku sangat mengasyikkan?” melihat Chloe Jian memainkan jari-jarinya, Colten Huo merasa agak heran, tapi setelah ia merenungkannya, jika ia bisa melakukan hal ini, berarti ia sudah tidak menolak untuk melakukan kontak fisik dengannya.

“Kenapa tanganmu kapalan?” Chloe Jian menyentuh kapalan pada buku jarinya, dan ia bisa merasakan kapalannya sangat tebal, sepertinya sudah bertahun-tahun.

“Memangnya tanganku tidak boleh kapalan?” Colten Huo balik menggenggam tangan Chloe Jian dan memiringkannya.

“Apakah kau masih harus melakukan semuanya sendiri? Bukankah sejak lahir kau telah memiliki banyak pelayan, yang menyuapimu, mengambilkan pakaianmu?” tanya Chloe Jian, dalam pikirannya, semua orang kaya pasti memiliki kehidupan seperti ini.

“Yang kau katakan sangat konyol!” Colten Huo mengangkat alisnya dan mengetuk ringan kepala Chloe Jian.

“Ha, adik Jian, kehidupan orang kaya tak senyaman yang dikira orang, kondisi yang kau sebutkan tadi takkan mungkin muncul dalam keluarga kami.” Kata Robin Cheng sambil tertawa.

“Apakah kalian masih harus melakukan semuanya sendiri? Dan pergi bekerja?” Chloe Jian masih merasa tak percaya.

“Kami tidak harus melakukan semuanya sendiri, tapi kami harus bekerja, sejak usia 18 tahun, setiap anak lelaki dari keluarga kami akan memasuki perusahaan keluarga dan mulai bekerja dari bawah, dan kami tak boleh menyuruh orang lain mengerjakan pekerjaan kami.” Kata Robin Cheng.

Saat memikirkannya, Chloe Jian merasa hal ini masuk akal juga, ia juga sering mendengar cerita seperti ini di berita, ia segera menanyai Colten Huo, “Kau juga seperti ini?”

“Apakah kau mengira kemampuanku sangat buruk?” Colten Huo mengangkat alisnya.

“Ha, adik Jian, kau tidak tahu, dibandingkan kami, pengalaman yang dilalui kakak keempat takkan bisa kau bayangkan.” Tiba-tiba Robin Cheng memotong pembicaraan.

“Sudah, menyetirlah!” sepertinya Colten Huo tak ingin menceritakan apa yang terjadi pada Chloe Jian.

Chloe Jian memikirkannya dan merasa tak percaya, “Kukira kalian tidak perlu bekerja, dengan uang yang tak ada habisnya, kalian bisa pergi liburan keliling dunia, party di kapal pesiar dengan ditemani banyak gadis cantik...”

Sebelum ia selesai berkata-kata, Colten Huo mengetuk ringan kepalanya lagi. “Orang seperti yang kau katakan itu adalah orang yang tak berguna, dalam setiap keluarga pasti ada beberapa yang seperti itu, tapi mereka adalah orang yang tak berguna, hanya bisa memamerkan kekayaannya, kau harus tahu, seorang kaya yang terpandang takkan bersikap serendah itu.”

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu