His Soft Side - Bab 198 Pria Idaman Yang Sedang Sakit

Chloe hanya tertawa saja, dia tidak mengatakan apa-apa, orang-orang itu juga hanya melihat tampang luar yang mempesona dari Colten, namun tidak mengetahui betapa menakutkannnya dia, jika menyuruh Chloe untuk memilih, dia lebih bersedia seperti Lola untuk mencari orang biasa yang baik, dan tidak ingin mencari orang yang sifatnya tidak menentu seperti Colten.

Coral ingin menjalin hubungan baik dengan Chloe, dia melihat Chloe sepertinya tidak ingin mengungkit tentang Colten, dia tahu Chloe ingin lebih merendah saja, lalu dia juga tahu diri dan tidak terus mempertanyakan masalah Chloe dengan Cotlen.

Tidak lama kemudian, mobil berhenti diluar komunitas Elite Townsend, Chloe tidak ingin privasinya terlalu banyak diketahui, jadi dia meminta Coral untuk berhenti dipintu masuk saja, setelah dia berterima kasih, dia lalu kembali.

Ketika Chloe sudah tiba dirumah, waktu sudah pukul lewat dari jam 11, tadi pagi Chloe makannya lebih siang, jadi dia tidak merasa lapar, namun ketika keluar dari rumah sakit dan melewati pasar, dia juga sekalian membeli sayur, dan terus saja diletakkan di kantong yang biasa dibawanya.

Didalam rumah sangatlah diam, tidak ada suara, peralatan rumah bersih, bahkan sofa yang berantakan ketika Chloe keluar juga sudah dirapikan, sepertinya Tante sudah datang, Chloe tahu bahwa setiap hari sekitar pukul 10 akan ada orang yang datang untuk membereskan rumah, jika perlu terkadang juga akan memasak.

Chloe kembali ke kamarnya dan mengambil pakaian ganti, dia ke kamar mandi dan mandi, sekarang dia memasuki lagi ruangan ini juga merasa sedikit malu, dia mudah terpikiran adegan yang dia lihat kemarin pagi, wajahnya akan terus merah dan telinganya terasa panas.

Chloe tidak berani terlalu banyak berpikir, dia mandi dan langsung mengenakan akaian, dia meletakkan pakaian yang digantikannya kedalam mesin cuci, Chloe lalu pergi ke dapur dan ingin minum air sekalian untuk memasak, meskipun tidak lapar, namun jika tidak makan siang hari, maka sore harinya akan sangatlah menderita.

Dari kamar mandi ke dapur, harus melewati kamar tidur Colten, Chloe menyadari bahwa pintu kamarnya terbuka, dia melihat kedalam sana dan melihat diatas kasur ada orang.

Chloe kaget, dia mundur dan merasa dirinya tidak seharusnya mengintip privasi Colten, bagaimana jika diatas kasurnya ada orang lain dan dirinya sedang berdiri disini, bukankah itu akan terasa canggung sekali?

Sekali berpikir seperti itu, Chloe lalu menutup pintu kamr, dia merasa dirinya harus lebih berhati-hati, jika tidak, apabila Colten tengah melakukan olahraga diatas kasur, dan terpotong karenanya, dia pasti akan marah ke Chloe lagi.

Namun disaat dia menutup pintu, Chloe merasa hatinya kurang enak, dan tidak nyaman, dia ragu-ragu didepan pintu dan terakhir tetap saja tidak melanggar pemikiran didalam hatinya, dia membuka pintu dan masuk kedalam.

Ketika Chloe masuk, dia menatap kelantai dulu, hanya ada satu sepatu dan diatas kasur juga hanya ada satu orang!

Hanya saja orang yang berada dikasur itu tengah terbaring disana, dan selimut berwarna abu-abu itu hanya dipakai hingga dipinggangnya saja, dia tidak mengenakan baju, bagian atas badannya terlihat jelas, dia menampakkan bahunya dan tangannya yang kekar, dia terbaring kesamping, setengah wajahnya terbenam didalam bantal, dari sudut Chloe bisa terlihat bahwa dia menutup matanya dan sepertinya tertidur.

Chloe lega, namun dia langsung merasa adegan ini sungguh mempesona, astaga, jika melihat lagi dirinya pasti akan keluar darah dari hidungnya!

Tidak boleh, harus segera meninggalkan tempat ini!

Chloe bergegas memutarkan badannya dan akan pergi, disaat ini Colten kebetulan membalikkan badannya, dia seolah sedang bergumam, suaranya terdengar tidak enak badan.

Apakah harus pergi melihatnya dulu? Chloe bimbang lagi.

Chloe merasa bahwa kepalanya pasti rusak, jelas bahwa dia memberitahu dirinya sendiri untuk menjauh dari Colten, namun mengapa sekarang malah kekamarnya dan perhatian terhadapnya.

Setelah berpikir sejenak, Chloe akhirnya mendekat juga, dia menasehati dirinya, bagaimana pun juga mereka tinggal bersama, jika Colten sakit atau kenapa, dirinya juga ada tanggung jawabnya.

Chloe berusaha untuk membuat dirinya tidak fokus pada postur tubuh baiknya Colten, dia duduk disamping kasur dan menatapi wajah Colten, wajahnya sedikit merah, Chloe mengulurkan tangan untuk memegang kening Colten, panas sekali!

"Panas?" Chloe kaget, mengapa Colten bisa tiba-tiba sakit?

Seusai Chloe berkata, dia merasa ada yang aneh, dia menundukkan kepalanya, dia langsung kaget, entah kapan Colten sudah terbangun dan tengah menatapinya.

tatapannya sangatlah dalam, seolah adalah dua buah pusaran air yang menariknya.

"Ma, maaf!" Chloe bergegas bangun dan mundur, dia terlihat canggung, kedua tangannya bahkan bingung harus diletakkan dimana, dia bergegas menjelaskan, "Aku lihat kamar kamu tidak ditutup lalu, lalu aku masuk kedalam....."

Seusai Chloe berkata, barulah dia menyadari permasalahan perkataannya, ini adalah rumah Colten, sekalipun kamarnya tidak ditutup, Chloe juga seharusnya sembarangan masuk kedalam kamarnya.

Chloe mengira Colten akan mempermalukannya lagi, Chloe bahkan merasa dirinya memang mencari masalah sendiri, namun sudahlah, lagipula sudah terbiasa juga, dipermalukan sekali dua kali juga tidak ada bedanya.

"Aku keluar dulu!" Melihat Colten tidak berkata, Chloe tidak tahu apa maksud Colten dan ingin pergi.

"Tuangkan air untukku!" Colten menutup matanya lagi, dia terus terbaring namun suaranya sedikit serak.

Chloe sedikit kaget, dia lalu lanjut untuk keluar dan tidak lama kemudian dia menuangkan segelas air hangat untuk Colten, "Ini!"

Colten bangun dan meminumnya.

Sekali gerak, selimutnya terjatuh lagi, tatapan Chloe tidak sengaja mengarah kebawah, sekali dilihat dia lalu menyadari bahwa Colten hanya mengenakan celana dalam saja....

Chloe lalu memberitahu dirinya sendiri untuk jangan mengintip, namun didalam ruangan ini penuh dengan bau Colten, bau seorang lelaki, hormon yang kuat, susah untuk ditahan!

"Kamu panas, gunakan handuk hangat saja!" Chloe menoleh kesamping dan memberikan handuk yang berada ditangannya.

Colten melirik namun langsung terbaring lagi, "Tidak mau!"

Tangan Chloe canggung diudara, dia menarik nafas dalam-dalam dan bertanya, "Apakah dirumahmu ada alat pengukur suhu badan?"

"Tidak ada!" Colten sedikit kepanasan, dia terbaring disana dan menendang selimutnya, kakinya terlihat jelas.

Chloe malu untuk melihatnya, dia menoleh kesamping dan mengambil selimut untuk memakaikannya kembali ke Colten. dia merasa postur tubuh Colten yang sempurna terlalu memikat mata.

"Panas sekali!" Colten sangatlah tidak puas Chloe memakaikan selimut untuknya, kali ini dia langsung membukanya.

Chloe juga tahu orang yang sedang panas demam tidak sebaiknya mengenakan terlalu banyak pakaian, yang paling utamanya adalah melepaskan panas dulu, dia tahu juga dengan pengetahuan umum seperti begini, tangan dan kaki dingin biasanya adalah petanda gejala akan panas tinggi.

"Bagaimana jika kerumah sakit saja, panasmu lumayan tinggi." Chloe menarik kembali tangannya dan berkata sambil menundukkan kepalanya tanpa melihat Colten.

"Tidak mau! Tidak bisa mati!" Colten menutup matanya, tangannya mencengkram dengan erat, tadi ketika tangan Chloe melewati telapak tangannya, tangannya yang lembut dan hangat bagaikan bulu membuat Colten tidak bisa menahannya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu