His Soft Side - Bab 293 Tidak Bisa Dideskripsi

Setelah Colten selesai mandi, dia baru tahu Chloe sedang di depan jendela menelepon, dari nadanya bisa mengetahui dia sedang dengan ibunya bicara.

Chloe mendengar ada suara juga menoleh kepala, tapi saat melihat CEO Huo telanjang di depan dia, dia langsung kaget dan hampir membuat ponsel jatuh.

Beth mendengar suara kaget Chloe, kemudian bergegas bertanya: "Cloud, kenapa?"

"Tidak apa-apa, ibu aku tutup telepon dulu, dalam dua hari ini aku akan kembali, nanti setelah aku kembali kita baru bahas lagi!" Chloe menutup mata, berusaha melupakan adegan yang tidak baik itu dan berkata sampai jumpa pada Beth lalu menutup telepon.

Chloe yang baru membuka mata, sudah melihat tembok di depannya dan ini adalah tembok daging, dia baru membuka sedikit saja sudah melihat adegan yang tidak bisa dideskripsi, membuat dia berteriak kaget, malu sampai wajah memerah, lalu mundur ke belakang dan berbalik badan.

"Kamu pakai baju dulu, jangan genit begini!"

"Ngapain pakai baju? Lagipula nanti akan dibuka!" Colten sudah tidak sabar menunggu lagi dan tidak sabar merasakan rasa nikmat yaang seperti semalam.

Tadi Chloe tidak mandi bersamanya, dia juga tidak keberatan, karena dia tahu Chloe malu, tapi sekarang melihat Chloe menolak, membuat Colten menjadi tidak senang, lalu memukul pantat Chloe, "Kamu ingin aku bantu kamu membuka baju atau kamu buka sendiri?"

"Aku, aku belum mandi!" Chloe merasa pemikirannya menjadi lambat, sama sekali tidak bisa merespon cepat, baru dipegang Colten sebentar dia sudah merasa disetrum, membuat dia ingin kabur.

"Aku tidak keberatan!" Colten dari belakang memeluk Chloe dan tangannya menjadi lasak.

"Aku, aku keberatan!" Chloe saat ini seperti kucing yang terinjak ekor, bergegas melompat, lalu masuk ke dalam kamar mandi tanpa melihat Colten.

Tadinya Colten mandi Chloe menyadari bahwa kaca kamar mandi di sini transparan jadi dia baru bersembunyi ke tempat lain, tapi sekarang dia harus bagaimana? Jika dia mandi di dalam, maka akan terlihat jelas oleh Colten.

"Ngapain bengong? Jika tidak ingin mandi bisa ke sini!" Colten bersandar di tempat tidur, lalu dengan senang menatap ke arah Chloe yang bersandar dipintu kaca, dia menyadari dirinya sangat suka Chloe bersikap malu, merasa sangat lucu, paling tidak bisa menyatakan Chloe peduli padanya.

"Kamu, kamu menoleh kepala ke sana, tidak boleh lihat!" Chloe hampir menangis, ini termasuk hal apa!

"Kamu cepat! Jangan lama-lama, langit sudah mau terang!" Colten menoleh kepala, dia bisa sabar menunggu, sekarang tidak boleh lihat, sebentar lagi sudah boleh lihat!

Chloe diam-diam menoleh kepala melihat Colten, melihat Colten sudah menoleh kepala dan tidak melihat ke sini, dia baru lega lalu dengan cepat membuka baju dan dengan waktu tiga menit selesai mandi.

Namun belum tunggu dia mengelap tubuhnya, pintu sudah terbuka, kemudian menggendong dia, Chloe langsung kaget, bergegas dengan tangan menutup bagian terpenting.

"Tidak perlu ditutup, bagian mana saja aku sudah nampak!" Colten menggendong Chloe keluar, dia melihat Chloe sudah mau marah, langsung berbisik padanya: "Cloud, kamu ini ingin membuat aku menunggu lama?"

"Em, tapi semalam baru--" Chloe dalam hati masih sedikit menolak.

"Tidak cukup!" Colten dengan lembut meletakkan Chloe, lalu dengan lembut melihat dia, "Cloud, aku cinta kamu, berikan padaku ya?"

"Tapi--" Chloe merasa wajahnya mulai panas lagi, sialan, dia pasti tahu dirinya tidak bisa menolak perkataan mesranya!

"Tidak ada kata tapi!" Colten mencium Chloe dan tangan juga mulai menyentuh sini sana, "Jangan lupa, kita sekarang adalah suami istri yang syah, biarkan aku mencintaimu!"

Chloe tidak bisa menolak ciuman Colten, pelan-pelan dia juga terjerumus.

Colten yang antusias ini membuat Chloe tidak bisa menolak, tidak lama tubuhnya gemetar dan merasa dirinya seperti di dalam kondisi yang asing, terjerumus......

Namun hal yang membuat Chloe khawatir juga terjadi, Colten seperti binatang yang rakus, sekali berlalu, ingin sekali lagi, saat dua kali dia masih bisa menerima, tapi ketiga kali dia sudah tidak ada tenaga lagi, tapi Colten malah ingin yang ke empat kali.

"Kamu, kamu ingin membuat aku capek?" Kata Chloe dengan marah.

"Ini tidak perlu kamu bergerak!" Kata Colten.

"Tidak boleh! Kamu minggir!" Chloe melawan, tapi suaranya sudah seperti nyamuk dan tidak bertenaga.

"Cloud patuh sedikit!" Colten mulai berkata mesra dan terus mencium Chloe sambil membujuk dia.

"Patuh kepalamu, cepat minggir!" Chloe dengan kesal memukul tempat tidur, dia melihat Colten yang mendekatinya, dia bergegas melototi dia dengan marah: "Jika kamu berani datang lagi, aku, aku tidak akan mengikuti kamu kembali!"

Colten mendengar ini menjadi senang, "Cloud, kamu sudah bersedia pulang bersamaku?"

Chloe menarik selimut untuk menutup mukanya, dia hanya ingin mengabaikan dia.

"Baiklah, tidak buat lagi, Cloud, kamu sudah lapar kan, apa yang ingin kamu makan?" Meskipun Colten merasa kecewa, tapi terpikir bisa setiap hari memeluk dia tidur, dia juga merasa senang.

"Tidak ada tenaga!" Chloe benar-benar lapar, malam tadi menonton perlombaan Nenek Liao dan tadi sore dia dengan Colten keluar makan, saat kembali melakukan hal ini, tentu saja sangat lapar.

"Kalau begitu aku suruh mereka mengantar makan ke sini!" Colten menarik selimut Chloe, lalu mencium wajahnya.

Chloe sudah hidup 26 tahun, ini setelah dia dewasa pertama kali disuap makan orang dan dengan cara berbaring disuap Colten, tidak ada cara lagi, dia sekarang sudah sangat lelah tidak ada tenang!

Namun Colten sangat bertenaga, juga senang, mereka dua, kamu satu suap, aku satu suap, Chloe melihat tatapan Colten berubah lagi, dia juga bergegas berkata: "Sudah jam satu, cepat tidur dulu!"

"Sekali lagi ya?" Colten dalam hati masih ingin, jadi dia menggunakan dagunya menyeka leher Chloe.

Chloe juga tahu menghadapi Colten tidak bisa keras kepala, dia mengedipkan mata, sengaja membuat ekspresi kasihan, "Benar-benar tidak bisa lagi, sudah bengkak dan sangat sakit!"

Colten juga kaget lalu menunjukkan ekspresi merasa bersalah, "Maaf, aku lupa kamu--"

Kali ini Colten tidak meminta lagi, malah pergi mengambil kain basah membantu Chloe membersihkan badan, lalu mengoleskan obat, "Masih sakit ya?"

"Iya." Chloe bergegas menganggukkan kepala, dia benar-benar merasa sakit, ditambah hari ini dia baru ketiga kali mengalami hal ini dan ukuran dia benar-benar--em, sangat susah diterima!

Chloe benar-benar tidak tahu dirinya merasa beruntung atau tidak beruntung.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu