His Soft Side - Bab 38 Mari Bersulang!

Chloe bisa melihat samar-samar dari sudut matanya bahwa Sue sedang melemparkan tatapan tajam padanya. Tuan Bai adalah tuan rumah pesta malam itu, kalau ia yang berdansa dengan Colten untuk pembukaan, bukannya Sue Bai, itu akan sangat mempermalukan Keluarga Bai.

Ia mendesah dalam hati. Sudah enam tahun. Dia dulu juga seorang wanita yang sangat diperhatikan publik, hinga dirinya menjadi seperti sekarang yang lebih memilih untuk menjadi pegawai kantoran biasa. Ia sudah biasa dengan kehidupannya yang sekarang ini, ia hanya ingin mencari uang demi pengobatan ibunya, untuk membahagiakan ibunya. Itu saja sudah cukup baginnya.

Tetapi sejak bertemu dengan Colten, dia merasa dirinya telah ditarik kembali ke mata publik. Hal itu membuat Chloe merasa tidak tenang.

Chloe terdiam sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya di depan begitu banyak orang, "Tidak usah, aku tidak begitu pandai menari walaupun diajari. Nanti aku malah menginjak kaki CEO Huo dan membuat Anda malu."

Mendengar itu, wajah Colten langsung berubah suram. Chloe bisa merasakan hawa dingin yang menyelimutinya. Ia hanya bisa tertunduk, tak berani menatap Colten.

Para tamu mulai berbisik, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Tetapi untuk Sue ini adalah kabar baik. Chloe tidak bisa berdansa, jadi posisi pasangan dansa Colten pasti langsung jatuh pada dirinya.

Lagu dansa sudah diputar dari tadi, Colten tidak punya pilihan lain dan berbalik pergi.

Pada akhirnya Colten pun berdansa dengan Sue, Chloe hanya berdiri dikerumunan tanpa melihat mereka berdansa dan malah terus-terusan meneguk minumannya.

"Hebat kau, Chloe. Kau adalah orang pertama yang berani menolak Colten Huo." Robin yang juga malas melihat keramaian terus mengikuti Chloe.

"Bukannya menolak, tetapi aku memang tidak bisa berdansa!" tawa Chloe.

"Aku penasaran, memangnya kau sama sekali tidak punya perasaan sedikit pun pada Tuan Muda Colten?" tanya Robin ingin tahu sambil melirik sekilas kalung Lover's Heart itu, "Kau sama sekali tidak cemburu melihatnya berdansa dengan wanita lain?"

"Kenapa aku harus cemburu? Aku sungguh tidak ada hubungan apa-apa dengannya!" Chloe cemberut, "Perasaan? Maksudmu keinginan untuk menikah dengan orang kaya? Aku sih sama sekali tidak punya rencana untuk melakukan itu!"

"Kalau begitu apa tujuanmu?" tanya Robin masih penasaran.

"Tujuanku tentu saja rajin belajar dan meraih cita-cita setinggi langit!" seru Chloe sambil mengedip jahil. Melihat Robin yang menganga lebar melihatnya, Chloe pun tak songgup menghan tawanya.

"Ya, gapailah mimpi setinggi langit!" tawa Robin lepas. Sebenarnya begitu melihat kalung Lover's Heart itu sudah dipakai olles Chloe, ia menora bahwa Colten sudah serius dengannya.

Tetapi ia juga bisa merasakan bahwa Chloe sepertinya adalah orang yang penuh dengan misteri. Sepertinya ia punya banyak rahasia. Melihatnya menolak Colten dengan bebas, sepertinya juga tidak dibuat-buat. Mungkin ia memang tidak punya maksud apa-apa.

Sepertinya ia harus pergi mencari Aurora.

Robin sebenarnya agak resah. Sebagai seorang asisten khusus, dirinya harus membantu CEO Huo mengurus urusan kantor di pagi hari, sedangkan malam harinya ia juga harus mencari tahu alasan wanita yang disukai bosnya tidak menyukainya. Sungguh melelahkan.

Tetapi sekarang ia sungguh penasaran, ia sangat mengenal CEO Huo, tapi kenapa orang yang tidak pernah tertarik dengan wanita seperti Colten Huo langsung luluh hati begitu melihat Chloe, sampan-sampai kalung Lover's Heart pun diberikan padanya? Bukankah ini terlalu cepat?

Chloe Jian memang adalah seorang wanita yang sangat cantik, tetapi tidak berlebihan juga, mengapa seorang Colten Huo langsung jatuh hati begini?

Di saat bersamaan, kedua pasangan yang sedang berdansa di tengah aula itu pun sedang berbincang-bincang. Lebih tepatnya Sue sedang melakukan monolog seorang diri.

"Kak Colten, mengapa kakak Chloe bilang bahwa dia bukan kekasihmu?" tanya Sue berhati-hati. Ia mendongak untuk mengamati wajah Colten.

Colten tidak menggubrisnya. Wajahnya pun tidak berekspresi, seperti sama sekali tidak mendengar pertanyaannya barusan.

Melihat ekspresi itu Sue merasa kecewa. Ia lalu melihat ke tangan Colten yang sedang menggenggam pergelangan tangannya, lalu ia diam-diam mencoba menggandeng tanggan Colten.

Tetapi dicoba berapa kali pun ia masih gagal. Walaupun dirinya sedang berdansa dengan Colten, tetapi ia merasa begitu jauh.

Hal itu membuat Sue merasa sebal, apa yang kurang dari dirinya? Walaupun tidak sekaya keluarga Huo, keluarganya juga merupakan salah satu keluarga terbesar di Huaxia. Dari segi penampilan pun ada banyak pria yang berbaris

Tetapi mengapa Colten tetap tidak tertarik padanya?!

"Kak Colten, kau pasti menyukai kak Chloe 'kan? Kalung Lover's Heart itu pasti dari kakak 'kan?" Sue sebenarnya sangat ingin menanyakan langsung apa yang disukai Colten dari Chloe Jian. Tetapi ia tahu bahwa terlalu blak-blakan akan membuat Colten semakin menjauh darinya.

"Hm." gumam Colten pelan.

Sebenarnya Sue sama sekali tidak mengira bahwa Colten akan menjawab. Sejak mengenalnya di usia sepuluh tahun, ia terus-terusan mengejar Colten untuk bertanya berbagai macam hal. Dan selama dua belas tahun ini perkataan yang ditujukan Colten padanya bisa dihitung dengan jari.

Walaupun kali ini ia mendapat jawaban, hatinya tetap merasa tidak senang.

Tanpa terasa, lagu dansa pertama pun berakhir. Sue belum sempat bereaksi, namun Colten langsung melepaskan genggamannya dan berjalan pergi.

Sue hanya bisa memandang punggungnya yang menjauh hilang di kerumunan. Melihat itu membuatnya takut. Ia merasa bahwa setelah malam itu berakhir ia mungkin akan kehilangan Colten untuk selamanya.

Apa boleh buat? Tidak bolehkah dirinya untuk bermimpi saja?

Colten sebenarnya ingin langsung pergi mencari Chloe. Tetapi begitu dansa pembukaan berakhir, ia langsung dikerumuni oleh para pebisnis. Dan setelah dua puluh menit berlalu ia baru bisa melepaskan diri dari kerumunan itu.

Colten langsung bisa melihat Chloe yang sedang duduk dengan Robin. Dan saat ia berjalan menghampiri mereka, ia bisa mendengarkan suara tawa pelan mereka yang membuatnya penasaran.

"Wah, Kakak Keempat sudah datang. Apakah dansanya sudah selesai? Kenapa Sue tidak bersamamu?" sapa Robin tertawa mendongak menatap Colten.

Colten tidak mempedulikannya. Matanya terlekat pada Chloe yang terus menunduk. Merasa dirinya sedang diperhatikan, Chloe langsung akut mendongak. Melihat Colten, ia mulai tertawa.

Kedua pipinya memerah, dan kedua mata hitamnya berkilang.

Colten Huo terpana melihatnya.

"Duduklah CEO Huo!" Chloe menepuk-nepuk sofa kosong di sampingnya masih tersenyum.

Colten menurut dan duduk. Chloe menyodorkan segelas anggur padanya lalu merangkul pundaknya dan tertawa, "CEO Huo, minumlah ini! Mari bersulang!"

Colten pun sadar ada yang tidak beres dengan Chloe. Ia mencium bau anggur itu lalu mengerutkan alisnya. Ia lalu melihat ke arah Robin yang sedang menahan tawa, "Kau memberinya minum berapa gelas?" tanyanya dingin.

"Tidak banyak. Hanya empat lima gelas!" Jawab Robin

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu