His Soft Side - Bab 269 Aku Perkenalkan Pada Cucuku

Colten Huo mengambil ponselnya dan mengklik profil WeChat Chloe Jian. Melihatnya untuk waktu yang lama dan akhirnya meletakkan ponselnya tanpa melakukan apa-apa.

Apa yang harus dikatakan? Minta maaf? Tetapi apakah dia akan mendengarkannya? Gadis itu keras kepala seperti keledai. Jika dia mengatakan yang sebenarnya dari awal, mana akan ada kesalahpahaman dan prasangka?

Colten Huo tidak tahan lalu menjambak rambutnya dan tersenyum pahit. Dia merasa bahwa dalam hidupnya yang lebih dari tiga puluh tahun ini, dia tidak pernah menjadi kesusahan bingung dan tertekan seperti sekarang, dan lagi ini semua ternyata karena seorang wanita!

Tapi dia benar-benar merindukannya, dan ingin memeluknya seperti sebelumnya. Hari-hari tanpanya ini, dia benar-benar kesepian. Seolah-olah dia kembali ke waktu yang menyakitkan itu lagi...

Dalam dua hari berikutnya, empat tim dari kelompok tari senam di lomba komplek itu telah memasuki tahap final. Namun, Tim Zamrud memiliki Chloe Jian, anggota baru yang berpengalaman. Dibandingkan dengan tiga tim lainnya, Tim Zamrud jelas jauh lebih baik, tidak peduli dalam hal menari ataupun desain koreografi tari.

Hari kompetisi terakhir akan segera tiba. Tim dansa secara bersamaan kompak memesan kostum, dengan tema pakaian etnik tradisional. Dikenakan sekelompok nenek-nenek, yang ternyata terlihat harmonis dan berbeda dengan maksud yang bagus.

Hari ini adalah hari kesepuluh Chloe Jian tinggal di rumah Violet Yan. Selain kegiatan menarinya setiap hari, ia hampir hidup dalam kehidupan yang terisolasi. Untungnya, Violet Yan memiliki pekerjaan yang membuatnya beridam dan kerja dari rumah. Seperti malaikat bagi Chloe Jian, membuatnya tidak begitu kesepian.

Pada hari ini, Chloe Jian melihat Violet Yan berjongkok di samping tempat tidurnya menatapnya yang baru bangun, "Chloe Jian, bisakah kau membantuku?"

“Apa?” Chloe Jian merasa tidak akan ada hal baik yang akan terjadi dari gerak-gerik Violet Yan..

"Bukan apa-apa. Cuman temanku membuka restoran bernuansa barat, dan pemain piano restorannya sedang ada urusan dan meminta cuti. Dia meminta saya untuk membantunya mencari pengganti. Dan aku langsung teringat padamu," Violet Yan melambaikan tangannya sambil berkata.

"Kapan kita akan pergi?" Chloe Jian mengangkat selimut dan bangkit dari tempat tidur. Dia sudah bertahun-tahun bermain piano. Baginya, ini sama sekali bukan sebuah masalah.

“Besok siang, hanya bermain selama dua jam dan akan ada uang kompensasi sebanyak ini.” Violet Yan memperagakan angka delapan di tangannya.

“Aku tidak memedulikan uang kompensasinya jika itu temanmu. Lagian hanya membantu dengan angkat tangan saja!” Chloe Jian mengembalikan tangan Violet Yan.

“Aiyaa, aku tahu memang kamu yang terbaik Chloe Jian!” Violet Yan memeluk Chloe Jian dengan gembira, dan mencium wajahnya.

Chloe Jian menghindar, memalingkan kepalanya dan mendorong wajah Violet Yan. Ekspresinya terlihat jijik dan berkata , "Kamu belum menyikat gigimu! Jauh-jauh dariku!"

“Iih, kesal!” Violet Yan mengangkat jari tangan dengan posisi jari anggrek(jari tengah menempel pada ibu jari), dengan lebut menggerakannya dan bersuara kencang, berpose seperti sedang di opera, dan berbalik pergi.

Chloe Jian selesai mandi dan bersarapan, waktu menunjukkan pukul 9:30 ketika dia melihat jam waktu. Dia teringat bahwa dia harus membantu mengganti baju tari Nenek Liao dari rumah sebelah pagi ini. Nenek Liao berkata bahwa set yang dia terima terlalu besar.

“Kak Zi, aku akan pergi ke rumah Nenek Liao dan kembali lagi nanti.” Chloe Jian berpamit pada Violet Yan, yang sedang menulis di ruang kerja.

“Iya, kalau kamu keluar, bawakan aku kue kuning telur. Kalau tidak keluar tidak usah.” Teriak Violet Yan samar-samar.

Chloe Jian meng-iyakan, meraih ponsel dan dompetnya, lalu keluar. Sampai di pintu Nenek Liao dia membunyikan bel pintu. Cindy Cui datang membuka pintu. Chloe Jian hampir datang setiap hari ini untuk mengajar Nenek Liao, jadi sudah sangat akrab dengan Cindy Cui juga. Terkadang Cindy Cui akan memberi sup padanya dan Violet Yan.

"Nenek Cui," Chloe Jian menyapa dengan manis.

"Wah Cloud sudah datang, mari cepat masuk. Nona di ruang kerja sedang video call dengan tuan muda. Aku akan memanggilnya." Cindy Cui sangat menyukai Chloe Jian. Melihatnya datang, dia langsung sibuk menyapa dan membiarkannya masuk rumah. Kemudian dia berbalik dan pergi ke ruang kerja, "Nona, Cloud sudah datang."

Nenek Liao, yang sedang melakukan video call dengan Colten Huo, langsung bersemangat, "Bocah, guru kecil saya sudah datang. Apa perlu kupanggil dan menunjukkannya padamu? Nenek berani bertaruh bahwa kau pasti akan menyukainya!"

Colten Huo dengan cuek, langsung membalas tiga kata, "Aku tidak tertarik!"

Nenek Liao cemberut, "Baiklah, mari kita lihat kedepannya, jika kamu sampai menaksirnya, dan berlutut memohon pada nenek, nenek tidak akan bantu mengenalkan kalian! Yah, karena kamu tidak suka, aku berencana akan memperkenalkannya pada Robin Cheng. Aku rasa anak itu pasti akan menyukainya!"

"Nenek, mungkin saya tidak akan punya waktu untuk menonton kompetisimu. Saya telah berpartisipasi dalam forum ekonomi beberapa hari ini dan tidak bisa pergi jauh." Colten Huo tidak tertarik pada hobi Nenek Liao yang berlomba senam tari di alun-alun. Dia juga tidak berminat untuk pergi melihat sekelompok nenek-nenek menari senam di alun-alun dengan alunan music yang ekstra itu.

"Tahu, Tahu! Kamu sibuk! Benar-benar membosankan, sama seperti kakekmu!" Kata Nenek Liao kesal.

"..." Colten Huo terdiam.

"Okelah, tunggu aku sebentar. Ada yang ingin kutanyakan padamu. Aku pergi memberi tahu guru kecilku ukuran pakaianku dulu sebentar dan langsung kembali." Nenek Liao takut Chloe Jian menunggu terlalu lama, dan bergegas ke ruang tamu.

“Cloud, kamu disini, ayo makan. Di atas meja ada buah, ada cokelat. Kamu makan dulu, aku akan ambil pakaiannya.” Nenek Liao melambaikan tangannya ke Chloe Jian dan masuk ke kamar.

Colten Huo meletakkan ponselnya di atas meja dan mulai meninjau dokumennya. Dia mendengar panggilan “Cloud” dari Nenek Liao, dan dia tidak peduli, karena Nenek Liao mengenalkannya dengan nama Cloud ketika menceritakannya. Dia belum segila itu sampai mendengar nama itu mengartikannya pada Chloe Jian.

Chloe Jian sering datang dan sudah tidak malu-malu. Dia mengambil sepotong cokelat di atas meja dan memakannya. Dia mendengar cara Cindy Cui memanggil Nenek Liao, dan sadar bahwa Violet Yan telah menebak tebakan yang tepat. Nenek Liao bukan dari keluarga orang biasa, kalau bukan pejabat tinggi berarti keluarga kaya raya. Semua makanan yang ia gunakan juga adalah makanan impor. Coklat ini saja khusus diimpor dari Italia. Sungguh lezat dan meleleh ketika masuk ke mulut.

"Cloud, kamu suka cokelat ini? Disini ada banyak sekali, aku dan nona tidak begitu memakannya. Kamu ambil bawa pulang, untuk dimakan saja." Cindy Cui mengeluarkan sebuah kotak dari laci dan tidak tanggung berkata sambil memaksa memberikannya ke tangan Chloe Jian.

Chloe Jian dengan cepat melambaikan tangannya dan menolak: "Nenek Cui, tidak usah, aku tidak bisa makan terlalu banyak. Jika kalian tidak makan, bisa kasih makan ke cucu Nenek Liao!"

"Haha, cucu nona? Tuan muda sudah berusia 30 tahun. Dia tidak makan makanan seperti ini sejak kecil. Cloud, ambil saja untukmu! Setelah selesai makan, disini masih ada lagi! Sayangnya, sifat tuan muda itu aneh, tidak pernah menyukai wanita. Kalau tidak, nona sangat menyukaimu. Berharap kamu bisa menjadi cucu menantunya! "Cindy Cui berkata sambil tertawa.

"Haha, Nenek Cui benar-benar bisa bercanda!" Chloe Jian sedikit malu mendengarkan. Dia tidak tahu seberapa hebat cucu Nenek Liao, sampai dua nenek ini menceritakannya dengan senang seperti ini.

“Cloud, ayo sini, tolong bantu aku untuk lihat apakah pakaian ini terlalu besar?” Nenek Liao memakai pakaian tarinya dan keluar. Berbalik beberapa kali untuk menunjukkannya pada Chloe Jian.

“Benar kebesaran. Nek, ukuranmu sudah habis. Aku akan membawanya, mencari penjahit untuk mengubahnya.” Chloe Jian berjongkok, mengukur ukuran Nenek Liao, dan tersenyum.

“Oke, kalau begitu aku akan merepotkanmu.” Mata Nenek Liao menoleh dan menarik membawa Chloe Jian ke ruang kerja, “Cloud, aku dengar Violet Yan berkata bahwa kamu tidak punya pacar. Ayo, sini aku kenalkan pada cucuku! Kami sedang videocall, apa kamu mau datang dan melihatnya? Dia sangat tampan dan tingginya 186. Selain wajahnya yang lumpuh saraf, dia tidak ada kekurangan lain ataupun kebiasaan buruk. Kamu benar-benar boleh mempertimbangkannya!"

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu