His Soft Side - Bab 70 Wajah Yang Mudah Memerah

“Astaga, bisanya kamu bersikap seperti itu, kalau begitu, mengapa kamu tidak memperlihatkan foto CEO Huo kepada bibi? Aku berani menjamin bibi pasti merasa sangat amat puas padanya!” Aurora Wu juga melirik tajam Chloe Jian.

“Aurora Wu, bisakah kamu jangan berbicara sekeras itu!” Chloe Jian mendengar suara Aurora Wu semakin membesar, sehingga ia pun langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sekeliling.

“Semua orang sudah pergi, tidak perlu khawatir!” Aurora Wu tahu Chloe Jian bersikap sangat merendah, ia tidak ingin menjadi pusat perhatian, ia juga berani berbicara sekeras itu hanya karena ia melihat orang-orang sudah pulang sebelumnya.

“Ah, kamu pergi saja dahulu, perutku sangat sakit, aku akan pergi sebentar lagi,”Chloe Jian tidak ingin berbicara, ia pun melambaikan tangannya dan menyuruh Aurora Wu untuk jangan menganggunya lagi.

“Pulang ke rumah jika perutmu sesakit itu, jangan pergi dengan Pengacara Zhou lagi,”Aurora Wu mengelus kepala Chloe Jian, lalu menyampaikan beberapa kalima kepadanya sebelum akhirnya berpaling pergi.

Chloe Jian kembali meringkuk di mejanya sebentar lagi, laptopnya berada dalam keadaan menyala tetapi ia tidak menerima email baru lagi, ia mengangkat kepalanya dan melihat jam, waktu sudah hampir menunjukkan pukul setengah tujuh.

Chloe Jian menebak perusahaan seharusnya sudah berada dalam keadaan kosong pada saat-saat seperti ini, sekalipun ada orang, mereka juga akan lembur di ruang kerja mereka, ia kemudian berdiri, mematikan laptopnya, merapikan barang-barangnya, mengambil tasnya, lalu berjalan keluar.

DI dalam lift, Chloe Jian terus merasa ragu, aduh, segala tindakan malu yang pernah ia lakukan dalam hidupnya ini tidak akan sebanding dengan kemaluan hari ini sekalipun dijumlahkan!

Chloe Jian tiba-tiba teringat akan malam dimana ia pertama kali bertemu dengan Colten Huo, ia sedang berkencan buta dengan seorang lelaki paruh baya yang memiliki tinggi badan tidak sepadan dengannya dengan wajah yang penuh riasan, Sherin Xia kemudian menyiram kopi panas dan membuat keonaran, Colten Huo sedang berdiri di luar pintu, ia pasti merasa bahwa ia sangat konyol pada saat itu.

Huhuhu, Chloe Jian menutup wajahnya, mengapa ia selalu saja melakukan hal-hal yang memalukan setiap kali berada di depan hadapannya?

Suara bel pintu lift dibuka berbunyi, Chloe Jian mengangkat kepalanya dan melihat bahwa ia sudah tiba di lantai 28, ia menggenggam erat tasnya dengan rasa gugup, lalu tiba-tiba memiliki dorongan untuk ingin melarikan diri, ia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Colten Huo aaaaaaa!

Namun ponselnya berada di tangannya, ia tidak bisa tidak pergi mengambilnya, jika tidak, ibunya pasti akan merasa khawatir jika ibunya tidak bisa menghubunginya.

Chloe Jian memberanikan dirinya, menghirup nafas yang dalam, lalu mengangkat kakinya dan melangkah keluar dari lift.

Ia berjalan melewati meja kerja seorang asisten khusus yang luas, ketika Chloe Jian berdiri di luar pintu ruang kerja CEO, hatinya tiba-tiba berdebar kencang.

Namun ia tetap saja bersikeras mengetuk pintunya.

“Masuk,”suara Colten Huo yang rendah seperti biasanya terdengar.

Chloe Jian ragu sejenak, ia terus-menerus tidak menggenggam daun pintunya seakan-akan daun pintunya itu berduri. Hingga akhinrya pintu dibuka dari dalam, tangan besar itu langsung mengulurkan tangannya dan langsung menariknya masuk.

“Mengapa kamu berdiri di luar lama sekali, apakah kamu berencana untuk menjaga pintuku?” Colten Huo menggenggam tangan Chloe Jian sambil melangkah masuk dan mengisenginya.

“Lepaskan, jangan sentuh aku!” Chloe Jian ingin menyingkirkan tangan Colten Huo, namun ia menggenggamnya dengan sangat erat sehingga ia tidak bisa menyingkirkannya, ia hanya bisa terus bergumam dan membiarkannya jalan menggandengnya.

“Jika aku tidak boleh menyentuhmu, apakah aku boleh menciummu?” Colten Huo berpaling ke arah Chloe Jian, hidungnya terlihat sangat tinggi, alisnya juga terlihat sangat tebal, wajah tampannya itu terlihat seperti sebuah ukiran, tatapan tajam matanya tetap saja terlihat penuh senyuman.

“Brengsek jelek!” Chloe Jian memarahinya, namun ketika ia selesai mengucapkannya, ia merasa kurang tepat, suaranya terdengar lemas sehingga terdengar memanja.

Chloe Jian mengangkat kepalanya dan melihat Colten Huo sedang tersenyum, wajahnya pun langsung memerah.

“Wajahmu yang mudah sekali memerah itu dapat membuat orang salah paham!” Colten Huo mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Chloe Jian, rasa lembutnya itu membuatnya tidak ingin melepaskan tangannya.

“Hei! Kamu bisa saja meninggalkan bekas dari cubitanmu itu!” Chloe Jian langsung memukul tangan Colten Huo ketika melihatnya tidak mau melepasnya.

Colten Huo langsung menahan tangannya dan menahannya duduk di sofa,”Aku masih harus menyelesaikan beberapa dokumen lagi, duduk disini dan tunggu aku sejenak”

“Tidak tidak, silahkan sibukkan dirimu, aku akan pergi setelah mengambil ponselku,”Chloe Jian tidak ingin menetap bersama dengan Colten Huo lebih lama lagi, ketika ia melihatnya berjalan ke arah meja kerjanya, ia pun bergegas mengikutinya.

“Kemana kamu akan membawa ponselmu? Berkencan dengan pengacara itu?” Colten huo duduk, mengambil penanya, lalu bertanya sambil membaca dokumennya.

“......,”Chloe Jian malas menjawabnya, ia langsung memalingkan kepalanya dan berjalan kembali ke arah sofa untuk duduk.

“Gelas itu berisi air hangat,”ucap Colten Huo tanpa mengangkat kepalanya.

Chloe Jian merasa lebih baik ketika bergerak, saat ia duduk, rasa sakit pada perutnya kembali kambuh, ia menahan perutnya dengan tasnya dan tidak ingin berpikir terlalu banyak lagi, lalu mengambil gelas air panas itu dari meja teh dan meminumnya.

Namun, ketika Chloe Jian baru saja merasa sedikit lebih nyaman, ia tiba-tiba sadar, bukankah gelas dalam ruang kerja CEO ini adalah gelas milik Colten Huo? Bukankah dia mengidap mysophobia, mengapa ia dapat membiarkan orang lain menyentuh bendanya semudah itu, terutama ini adalah sebuah gelas untuk minum.

“Maaf, aku lupa ini adalah gelas milikmu, aku akan pergi mencucinya,”Chloe Jian tidak ingin disalahkan, sehingga ia pun langsung berdiri dan bersiap-siap untuk pergi ke toilet dan mencucinya.

“Tidak perlu! Aku tidak akan menyalahkanmu!” Colten Huo meliriknya sejenak dan tersenyum.

Chloe Jian menghentikan langkah kakinya ketika mendengarnya, lalu mengerutkan bibirnya,”Apakah aku harus merasa beruntung?”

“Tentu saja!” Colten Huo meninggikan alisnya.

Chloe Jian kesal hingga ia tidak bisa berbicara, jika ia sudah berkata bahwa ia tidak akan menyalahkannya, maka ia juga tidak perlu mencuci gelasnya lagi, ia hanya meminum beberapa teguk air hangat lagi untuk menunjukkan rasa “beruntungnya”.

“Pada saat kamu memaksa untuk menciumku, kamu juga sudah mengotori wajahku dengan ludahmu, aku bahkan tidak keberatan dengan hal itu, bagaimana aku kini mungkin menyalahkanmu karena kamu menggunakan gelasku untuk minum?” Ucap Colten Huo.

“Pfft!” Chloe Jian baru saja meminum air hangat itu ketika mendengarnya berbicara, ia langsung tersedak dan membuatnya menyemburkan airnya.

“Ehm ehm ehm......,”Chloe Jian tersedak cukup kuat, ia langsung meletakkan gelas dalam genggamannya itu dan berlari ke kamar mandi, suara batuknya terdengar mereda setelah cukup lama.

Chloe Jian kini juga dapat mendenar suara tawa pelan dari luar toilet, ia benar-benar merasa sangat kesal.

“Keluar, ada telepon!” Colten Huo tiba-tiba mengetuk pintunya.

Chloe Jian membuka pintunya dan melihat Colten Huo sedang bersandar pada sisi dinding, kaki panjangnya terlihat tegak, jari panjangnya terlihat sedang mengayunkan ponselnya, setelah melihat Chloe Jian keluar, ia pun memutar layarnya ke arahnya dan meliriknya,”Tolak dia!”

“Tidak!” Chloe Jian mengulurkan tangannya dan hendak mengambil ponselnya.

Colten Huo hanya perlu mengangkat tangannya hingga Chloe Jian akhirnya tidak bisa mengambilnya.

“Berikan padaku!”Chloe Jia benar-bnear merasa kesal hingga ia menjinjitkan kakinya, tetapi Colten Huo tetap saja meninggikannya, Chloe Jian merasa kesal hingga mencoba untuk melompat, Colten Huo pun hanya perlu memindahkannya ke tangannya yang satu lagi, selisih tinggi tubuh mereka terlalu jauh, sehingga Chloe Jian tetap saja tidak bisa menggapainya setelah melompat beberapa kali.

“Apa yang sedang kalian berdua permainkan?” Chloe Jian terus berusaha untuk mengambil ponselnya kembali sehingga ia tidak menyadari sejak kapan Robin Cheng masuk, ia kemudian langsung memalingkan kepalanya ketika mendengar suaranya, ia melihatnya datang membawa setumpuk barang sambil bersandar panda pintu, bersiul beberapa kali dan melihat ke arah mereka dengan ekspresi iseng.

Chloe Jian langsung merebut kembali ponselnya pada saat Colten Huo tidak memperhatikannya, ia kemudian menghapus keringat pada kepalanya, tubuhnya berkeringat pada saat ia terus berusaha melompat, perutnya bahkan tidak terasa terlalu sakit lagi.

Ponselnya kini berdering tanpa henti, Chloe Jian membuka ponselnya dan melihat, ternyata itu adalah panggilan dari Jackie Zhou.

Ia menekan nomornya dan bersiap-siap untuk meneleponnya kembali, ketika ia baru saja menempelkan ponselnya di sisi telinganya, ia kemudian melihat Colten Huo menggoyangkan ponselnya secara diam-diam.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu