His Soft Side - Bab 589 Rendah Seperti Semut

“Kamu berani bicara satu kata lagi, aku akan menyuruh kakekmu mengirimmu ke pulau terpencil selama setahun!” Melihat Paul Liao masih juga banyak bicara, Nenek Liao benar-benar marah. Ia paham betul hati anak ini tidak buruk, hanya mulutnya saja yang buruk. Dia dari awal berpikir Chloe Jian mendekati Colten Huo karena uang, jadi pantaslah dia tidak suka begini dengannya.

Kali ini, Paul Liao sendiri juga yang ingin ikut. Siapa yang tahu kata-kata yang kemudian dilontarkannya selalu membuat orang mau memukul?

“Nenek, mengapa kamu berpihak pada orang luar? Yang aku omongkan adalah kebenaran. Wanita ini jelek dan punya latar belakang keluarga yang buruk, tidak ada layak-layaknya dengan Colten Huo. Dia pasti memakai susuk sampai Colten Huo tergila-gila padanya.” Si pria ternyata masih punya satu pernyataan yang ingin diungkapkan……

“Masih bicara juga!” Si nenek tiba-tiba mendaratkan pukulan ke wajah si pria. Wanita tua itu lalu menunjuk ke arah pintu, “Keluar!”

“Nenek, kamu memukulku?” Si pria tampak sangat terkejut.

“Keluar!” Nenek Liao berteriak lagi.

“Kakak Besar, kamu keluar untuk menenangkan diri dulu sana!” Ignas Liao ikutan membujuk.

Paul Liao berkulit tebal, jadi pukulan tadi sama sekali tidak menyakitkan. Ia hanya bingung mengapa nenek bisa-bisanya memukul dia di hadapan orang luar. Ia merasa kehilangan muka, namun secara bersamaan tidak berani mendebatkan ini ke si nenek. Pria itu pun menatap Chloe Jian dengan tajam dan melontarkan kata-kata keras, “Ingat baik-baik, aku akan mencarimu lagi!”

Di ruang tamu yang luas, langakah kaki si pria terdengar menjauh. Suasana membeku.

Dalam keheningan, Ignas Liao bertutur kepada Chloe Jian: “Nona Jian, Kakak Besar-ku memang bicaranya serampangan. Ia tidak punya maksud buruk, jangan diambil hati ya!”

Chloe Jian menunjukkan senyuman satir, “Iya, kalian punya hak dan uang. Sekarang kalian hanya teriak-teriak ingin pukul dan ingin bunuh, tetapi kalau pun nanti benar-benar dilakukan, kalian juga tetap akan mengganggap itu bercandaan. Aku tidak akan ambil hati, pasti tidak akan!”

Kata-kata ini dilontarkan tanpa keseganan sama sekali. Sudut mata Ignas Liao agak terangkat, namun segera diturunkan karena dia juga paham mereka mendesaknya melakukan sesuatu tanpa justifikasi apa ppun. Belum lagi, Paul Liao juga terus mengejek Chloe Jian. Semua orang pasti marah kalau mendapat perlakuan begini!

“Chloe Jian, aku hari ini kemari untuk membicarakan urusan ini. Nenek tahu ini sangat berat buatmu, tetapi tenanglah, kalau pun kamu dan Colten Huo sudah bukan suami istri lagi, kamu selamanya akan jadi cucu Nenek. Nenek tidak akan membiarkan siapa pun macam-macam padamu!” Nenek Liao meraih tangan Chloe Jian. Hatinya terasa hangat, namun ia berkeras memendam perasaan itu. Si nenek bertutur lagi, “Kamu ingin apa? Kamu bisa bilang padaku.”

“Aku tidak ingin apa-apa!” geleng yang ditanya sambil melepaskan tangannya dengan perlahan. Chloe Jian lalu duduk di sofa dan tersenyum pahit, “Pergilah kalian.”

“Chloe Jian, kamu——” Nenek Liao agak panik, namun ketika berhadapan dengan si wanita, ada kata-kata yang memang tidak layak ia lontarkan. Si nenek hanya bisa menengok ke Ignas Liao.

“Nona Jian——” Yang ditengok mengerutkan kening. Mereka datang ke Kota Qinghu dengan tugas membawa pulang surat perjanjian cerai yang telah ditandatangani Chloe Jian. Namun, hingga saat ini, sasaran mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan tunduk.

“Bukankah tenggat waktunya belum tiba? Kalian ngebet apa sih? Takut aku kabur? Ibuku saja ada di tangan kalian, aku mau kabur ke mana coba?” Chloe Jian mengangkat kelopak mata dan bulu matanya yang panjang pun bergetar.

Saat ini, tatapannya sangat dingin. Baru melihatnya sesaat, Ignas Liao bisa-bisanya dibuat gemetar.

Tidak berani mengambil alih jalannya diskusi, pria itu menoleh ke Nenek Liao. Setelah mendapat anggukan, ia baru menyodorkan selembar kartu nama ke Chloe Jian, “Kalau sudah ambil keptuusan, telepon aku!”

Si wanita tidak menerima sodoran itu, jadi si pria langsung meletakkannya di meja teh.

“Kami pamit dulu!”

Ignas Liao memberi kode mata pada Yohan Zhang. Yang diberi kode mengangguk, lalu ikut berjalan di belakang Ignas Liao dan Paul Liao. Sementara itu, Nenek Liao tetap bertahan di tempat. Ia menatap Chloe Jian seperti masih ingin membicarakan sesuatu, namun akhirnya melontarkan kata-kata pamit.

“Chloe Jian, aku pergi dulu. Kalau ada sesuatu yang tidak bisa diatasi, kamu boleh menelepon Ignas Liao.” Nenek Liao pun berjalan menjauh.

Di ruang tamu kini hanya tersisa Chloe Jian seorang. Ia duduk ke sana dalam diam, kemudian tiba-tiba memeluk kedua bahu secara bersilangan dan membenamkan kepala di tengahnya.

Colten Huo, kamu di mana? Kalau kamu tidak kembali juga, aku benar-benar segera runtuh!

Sudah berjalan ke pintu, Nenek Liao masih tidak tahan untuk menengok ke belakang. Ketika menengok, ia menjumpai Chloe Jian lagi membenamkan kepala dengan kedua bahu bergetar pelan. Kedua matanya langsung panas, lalu ia mempercepat langkahnya keluar.

“Nenek!” Paul Liao menyambutnya sembari melirik ke dalam. Pria itu melampiaskan kekesalan, “Menurutku, kita culik dan paksa saja dia untuk tandatangan, lalu kelar deh urusannya! Kita sudah jauh-jauh datang kemari, dia bisa-bisanya membiarkan kita pulang dengan tangan kosong. Wanita itu sungguh tidak tahu diri!”

“Diam!” Si nenek menatap si pria dengan tegas, lalu menarik lengannya untuk melanjutkan langkah.

“Kakak Besar, kalau kamu melakukan sesuatu dan berkata-kata tanpa dipikir dulu lagi, hati-hati Kakak Kedua akan “mengobatimu”!” Ignas Liao juga dibuat sakit kepala oleh Paul Liao. Orang ini kok tidak sadar diri sama sekali sih, pantas saja sudah usia segini pun belum dapat pasangan!

“Kalau kamu berani bercerita pada Kakak Kedua, hati-hati aku pukul kamu!” Paul Liao mengayunkan tinju dengan garang.

“Kalian berdua cepat jalan lagi!” Sudah berdiri lebih di depan, si nenek menjumpai kedua pria masih beradu mulut di belakang. Ia pun menghentikan langkah dan menegur.

Paul Liao dan Ignas Liao buru-buru menyusul, tetapi kali ini Nenek Liao malah belum melanjutkan langkah juga. Wanita itu menoleh ke Yohan Zhang, menengok ke ruang tamu, dan menghela nafas, “Kamu kelihatannya sangat protektif pada dia, pasti interaksi kalian cukup baik. Tenangkan dia ya!”

“Siap!” angguk yang diperintah.

“Pelaksanaan tugasmu ini sangat buruk. Sudah lama kamu ditugaskan untuk menjaga dan membujuknya tanda tangan, kok belum berhasil juga? Dasar pengawal jadi-jadian!” ejek Paul Liao pada Yohan Zhang.

Yang diejek terlalu malas untuk meladeni. Ia mengangguk pada Ignas Liao, lalu berbalik badan dan kembali ke villa.

“Ayo pergi!” Mendengar Paul Liao masih kritik sana kritik sini, Nenek Liao langsung menegurnya. Ia menyuruh Ignas Liao untuk untuk menyeretnya pergi.

Di sisi yang lain, Yohan Zhang memasuki ruang tamu dan duduk di seberang Chloe Jian. Pria itu menyodorkan selembar tisu, “Mereka sudah pergi!”

Chloe Jian mengangkat kepala dan menerima sodoran tisu, namun hanya menatapnya saja tanpa memakainya. Ia terlihat sedikit bengong.

“Mau minum? Aku tuangkan ya.” Si pria bangkit berdiri.

“Mengapa kamu begitu baik padaku?” Si wanita mengangkat mata.

“Karena aku sudah pernah mengalami semua yang kamu sekarang alami.” Yohan Zhang tersenyum tipis, “Aku mengerti perasaanmu sekarang.”

“Tidak, kamu tidak mengerti!” Chloe Jian menggeleng dengan ekspresi tertekan, “Semua penghinaan yang aku terima beberapa hari ini lebih sadis dari total semua penghinaan yang pernah kuterima dari kecil. Aku tidak pernah menyangka diriku serendah ini di hadapan orang-orang kaya dan berkuasa. Aku mirip seekor semut yang bisa diinjak kapan saja, yang tidak perlu dipedulikan harga dirinya, dan yang tidak perlu dipertimbangkan bersedia atau tidak bersedianya…… Huh!”

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu