His Soft Side - Bab 230 Apa Harus Menangis Melihatmu?

“Kalian ini kenapa suka sekali bergunjing seperti wanita? CEO Huo bisa memilih kalian, tentu bukan berharap agar kalian membahas tentang kehidupan pribadinya!” Celine Zhang mengerutkan kening, suaranya terdengar sangat dingin.

Beberapa pria itu segera terdiam.

“Ada kesempatan harus dimanfaatkan, kalian yang paling jelas, apa artinya jika bisa bekerja dengan CEO Huo!” Celine Zhang masih tetap bersikap dingin.

“Benar yang dikatakan Kak Zhang, bisa dipilih oleh CEO Huo, kita yang paling mengerti apa maksudnya, dibanding dengan Huo’s Corp, Ming’s Corp sebagai anak perusahaan pun nyaris tidak memenuhi standard, jika tidak ingin baru naik pangkat tapi diusir karena banyak mulut, lebih baik kurangi bicara banyak bekerja!” Fani Zhang mengangguk setuju, karena mereka sudah bisa menempati posisi menengah ke atas di Ming’s Corp, otomatis selera mereka juga lebih tinggi, bisa memiliki kesempatan untuk ke tempat yang lebih baik, mana mungkin mereka akan bertahan di Ming’s Corp?

“Haha, kami juga hanya asal berbicara.” Mike Wang tertawa ringan.

“Kamu berani asal berbicara di depan CEO Huo?” Celine Zhang hanya meliriknya sekilas dengan tatapan dingin, lalu menyindir, “Lagipula, meskipun CEO Huo tertarik pada Chloe Jian juga wajar, mereka sama-sama belum berkeluarga, bukanlah hubungan yang tidak senonoh!”

Selesai Celine Zhang berbicara, saat itu juga pintu lift terbuka, dia hanya berjalan keluar tanpa menoleh ke belakang.

“Wanita hebat memang hebat, ckckck!” Mike Wang menatap kepergian Celine Zhang, dia tertawa canggung, karena dia bisa mendengar, kalimat Celine Zhang tentang hubungan tidak senonoh itu sedang menyindirnya, dulu dia berselingkuh dengan sekretarisnya, baru sjaa bercerai setahun yang lalu.

“Hati-hati terdengar oleh Kak Zhang, mampus kamu!” ucap Gary Chen sambil berjalan keluar dari lift.

“Haha, Gary, apa rencanamu malam ini? Mau pergi ke bar bersamaku?” Mike Wang tertawa sambil merangkul bahu Gary Chen.

“Tidak deh, pulang rumah menonton pertandingan bola.” Tolak Gary Chen sopan.

Sekarang adalah jam pulang kerja, saat beberapa orang keluar dari lift, tidak sedikit karyawan yang melihat ada yang dikenal segera bergabung mendekat, dengan tatapan kagum mencari tahu tentang lantai 28, apakah CEO Huo sangat tegas, apakah pekerjaannya sangat sibuk dan sebagainya, beberapa orang itu merasakan tatapan kagum orang banyak, memang tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajah mereka, tapi dalam hatinya merasa bangga dan senang.

Tapi, dibandingkan dengan pekerjaan beberapa orang itu, jelas-jelas mereka lebih penasaran tentang Chloe Jian yang bisa terpilih, semuanya sedang mencari tahu.

Gary Chen dan Fani Zhang hanya bilang kurang tahu, CEO Huo memiliki alasannya sendiri dalam memilih orang, hanya Mike Wang yang berbisik dengan ekspresi misterius dengan orang-orang itu.

Setelah Chloe Jian mengikuti Colten Huo masuk ke dalam ruangan kantor, dia mengira Colten akan berbuat sesuatu terhadapnya, malah sengaja menjaga jarak, tapi tak disangka Colten Huo malah tidak melakukan apa-apa, hanya membereskan dokumen di atas meja, lalu menyuruhnya mengambilkan mantelnya, dan dia membawa kotak tempat makan siang tadi, berjalan menuju pintu.

“Kamu ada urusan malam ini?” Chloe Jian yang kebingungan mengikutinya dari belakang, tidak tahu kenapa tuan besar ini kembali memasang tampang dingin.

“Ya.” Colten Huo keluar, Chloe Jian sekalian mematikan lampu dan menutup pintu, lalu mengambil tas dan pakaiannya sendiri, dan mengikutinya masuk ke dalam lift.

“Kenapa kamu tidak pergi ke pesta itu?” Chloe Jian merasa Colten Huo sedikit aneh, kehidupannya tampak sangat monoton, selain bekerja, dia hanya membaca buku di rumah, atau melakukan konferensi video, bagi seorang pria yang terlampau kaya raya, kehidupan seperti ini sangat tidak normal.

”Tidak ingin minum alkohol.” Colten Huo melirik jam tangannya.

Chloe Jian mencoba menahan diri, tetap saja bertanya, “Kenapa kamu tidak keluar bermain dengan temanmu?”

“Main apa?” Colten Huo menoleh melihat Chloe Jian.

Lampu di dalam lift bersinar terang, dia terlalu tinggi besar, lampu menyorot dari atas, membuat sebagian wajahnya tertutup bayangan, Chloe Jian memiringkan kepala untuk melihatnya, ruang di dalam lift terlalu kecil, begitu dia masuk, di dalam sini dipenuhi aura hormon intimidasi, membuat detak jantungnya berdegup semakin kencang.

“Kalian orang kaya bukankah seharusnya pergi bermain kartu, menunggang kuda, bermain golf atau mengadakan pesta di kapal pesiar?” Chloe Jian menahan degup jantungnya, bertanya dengan penasaran.

“Itu hanyalah hiburan saat santai untuk merilekskan diri, di waktu biasa harus bekerja, mana bisa bermain setiap hari?” Colten Huo memicingkan mata, “Kamu penasaran akan kehidupanku?”

“Bukan, aku hanya penasaran bagaimana kehidupan orang kaya.” Ucap Chloe Jian seraya tersenyum kaku, dia tidak ingin Colten salah mengira dirinya mulai suka padanya.

Meskipun sebenarnya memang ada sedikit perasaan itu, yah, lama menghabiskan waktu bersama, dia juga sadar, Colten Huo tidak sedingin yang terlihat, ada kalanya dia menjaga batas saat berbicara, sangat berbeda dengan imej dia yang biasanya.

“Benarkah?” Colten Huo tersenyum, deretan gigi putihnya bersinar di bawah sorot lampu, saking indahnya senyuman itu membuat Chloe Jian tidak bisa memalingkan tatapannya.

Dia merasa jika terus seperti ini, cepat atau lambat dia akan terpesona akan ketampanan Colten Huo. Bahkan dia merasa orang-orang di Ming’s Corp itu sudah buta, darimana dia mengandalkan kecantikan baru terpilih menjadi sekretaris di kantor CEO, malah sebaliknya, Colten Huo lah yang setiap hari menggunakan ketampanannya menggodanya!

“Kamu jangan setiap hari tersenyum padaku!” Chloe Jian berkata dengan serius, dia tersipu malu, memaksa diri mengalihkan pandangannya.

“Kenapa?” Colten Huo mengulurkan tangan merangkul pinggang rampingnya, dia memainkan alis mata, “Kamu takut akan jatuh cinta padaku?”

Chloe Jian bisa mencium aroma tubuhnya, wajahnya kembali memanas, dia berusaha memasang tampang datar, “Ada lagi yang senarsis kamu?”

“Kalau begitu kenapa aku tidak boleh senyum? Tidak boleh galak padamu, tidak boleh berwajah dingin, apa harus aku menangis melihatmu?” Colten Huo merasa sangat tidak berdaya.

“Baik, menangislah!” begitu Chloe Jian membayangkan CEO Huo yang selalu berwajah dingin menangis dan memandangnya dengan wajah kasihan seperti anak kecil, dia tidak bisa menahan tawanya.

Jelas saja tidak lama dia bergembira, dia mendapati wajah Colten Huo mendekat, terasa udara panas mengelilinginya, Colten Huo mengecup bibirnya dengan lembut……

Lift sampai di parkiran bawah tanah, setelah berhenti, pintu lift terbuka, tapi dua orang ini sepertinya tidak sadar, kecupan lembut Colten Huo yang langka itu membuat wajah Chloe Jian memerah dan jantungnya berdegup kencang, dia tidak bisa menolaknya.

Hingga saat ujung mata Chloe Jian menangkap cahaya dari luar lift, barulah dia menepuk ringan pundak Colten Huo, dan mengedipkan matanya yang bening itu, “Sudah sampai.”

Colten Huo tidak ingin melepaskan Chloe Jian, dia menunduk menatapnya, Chloe Jian juga sedang memandangnya, tatapan mereka bertemu, suasana saat ini penuh dengan kehangatan dan kemesraan yang belum pernah ada sebelumnya.

Setelah beberapa saat, Colten Huo barulah berkata, “Pulang.”

Colten Huo menyetir, setelah Chloe Jian masuk, mendadak merasa tidak enak, dia berpikir, apakah sikapnya terhadap Colten Huo berubah terlalu drastic? Beberapa hari lalu masih bertengkar dan berperang dingin, dia juga bersumpah tidak akan berurusan dan memiliki perasaan terhadapnya, akhirnya dia jatuh sakit, lalu dinas keluar kota, lalu pulang kembali, tak disangka dia tidak bisa menolaknya lagi, apakah seperti ini bisa membuatnya berpikir dirinya tidak konsisten, plin plan, atau salah paham bahwa dia murahan, suka mempermainkan perasaan pria?

Hati Chloe Jian seperti terjerat, sifatnya yang mudah canggung mulai membuatnya bingung.

“Sedang memikirkan apa?” tanya Colten Huo karena menyadari ekspresi Chloe Jian yang kusut sejak masuk ke dalam mobil.

“Aku sedang berpikir, hubungan kita sepertinya berkembang dengan sangat mendadak!” ucap Chloe Jian setelah terdiam sejenak.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu