His Soft Side - Bab 401 Menganggap Dia Sebagai Aku

"Apa rangsangan yang dia terima?" tangan Colten terus saja merambat di badan Chloe, dia sambil bertanya.

Dia sekarang semakin membenci wanita yang bernama Rosy itu, dia sudah pergi saja masih membuat Chloe terus mengungkitnya, dan menganggu kehidupannya yang bahagia, sungguh tidak boleh ditahan!

"Hmm, jika aku tidak salah menebak, dia sedang meniruku." Chloe membuat bentuk pistol dengan menggunakan jarinya, dia meletakkannya dibawah dagunya dan mengerutkan keningnya, tampangnya mirip dengan Conan saja, "Ketika aku kuliah, aku terkadang suka mengenakan rok putih, waktu itu dia juga meniruku dan sering mengenakan yang sama denganku, Ocean terakhir memberitahuku bahwa dia pertama kali melakukan hubungan itu dengan Rosy benar-benar karena mengira dia adalah aku, karena waktu itu baik dari penampilan maupun tata pakaiannya, dia sangatlah mirip denganku."

"Lalu apa hubungannya denganku?" Colten melihat Chloe mengungkit Ocean beberapa kali, dia sangatlah tidak senang, terutama ketika dia mendengar Chloe mengatakan bahwa Ocean dan Rosy melakukan hal itu namun mengira bahwa itu adalah Chloe, itu membuat hatinya sangatlah tidak senang.

"Aku berpikir, apakah dia merasa bahwa kamu suka dengan tipe seperti begini dan dia berencana untuk melakukan trik yang sama lagi?" Kata Chloe, dia semakin merasa tebakannya tidak salah.

"........" Colten benar-benar salut dengan pemikiran Chloe.

"Aduh, kamu jangan berekspresi seperti begini, aku masih belum mengatakan hal intinya!" Choe menoleh dan melihat wajah Colten berubah, dia bergegas berkata, "Aku merasa bahwa Rosy mendekatimu tidak hanya karena kamu adalah lelaki aku, aku merasa bahwa dia masih punya tujuan lain."

"Maksudmu adalah, ada orang yang menyuruhnya?" Colten sangatlah pintar, dia langsung menebak maksud yang ingin disampaikan oleh Chloe.

"iya." Chloe mengulurkan jarinya dan menyentuh pipinya sendiri." Selama diluar negeri beberapa tahun ini, kehidupannya sangatlah mewah, ayahku sama sekali tidak mempunyai begitu banyak uang untuknya, jadi aku tebak dia pasti sudah mendapatkan sponsornya."

Colten menyipitkan matanya.

Chloe berpikir, dia berkata, "Tapi ini tidak masuk akal juga, sekalipun sponsornya tahu hubungan dia dan aku, tapi hubungan aku dan kamu juga baru dipublikasi belakangan ini, apakah akan ada hal yang kebetulan seperti ini?"

"Jangan dipikir dulu, mari lakukan hal serius!" Colten sangatlah terangsang, dia sudah tidak sabaran Chloe masih mengobrol, Colten langsung maju.

"Eh, aku masih belum berpikir dengan saksama!" Chloe berbalik badan dan kabur.

"Berpikir apa, orang dan hal seperti itu mana perlu dipikirkan terus!" Colten sudah benar-benar tidak tahan, dia mengulurkan tangannya dan menarik Chloe kembali, "Kemari!"

"Eh, eh, eh, kamu tadi mesum-mesum, aku masih belum memaafkan kamu!" Chloe berpikir segala cara untuk kabur.

"Kalau begitu biarkan aku sang suami untuk beraksi dan melayanimu dengan nyaman, kamu pasti akan memaafkan aku." Colten tersenyum mesum, dia berkata dengan tidak tahu malu.

Chloe juga tertawa karena perkataan Colten ini, dia menatapi Colten dan terlihat Colten melapangkan tangannya kearah Chloe, Chloe langsung masuk kedalam pelukannya.

Rasa mesra menyebar.

Namun hari ini adalah hari yang tidaklah tenang, disini mereka berdua masih baru siap-siap, hp Colten langsung berbunyi.

"Dasar!" Colten marah, dia awalnya ingin menghancurkan hpnya, namun ketika dia melihat nama orang yang meneleponnya, dia juga mengangkatnya.

Chloe juga menghempaskan nafasnya, meskipun dia bukan sangatlah niat dengan hal dibidang itu, namun setiap kali sudah siap dan tidak jadi, dia juga tidak bisa menerimanya.

Colten mendengar perkataan dari sisi lain sana, Chloe langsung merasakan bahwa badan Colten menjadi kaku dan wajahnya menjadi marah.

"Ada apa?"

Setelah Colten mengakhiri panggilan, Chloe langsung bergegas bertanya.

Colten bangun dan mulai mengenakan pakaian, jelas terlihat bahwa dia sudah tidak tertarik untuk terus melakukan hal itu lagi, "Telepon dari Nathan, orang itu mati."

"Apa? Mati?" Chloe kaget dan duduk kembali, "Lalu bagaimana ini?"

Sekarang adalah zaman damai, jika ada orang yang mati, itu adalah urusan besar, meskipun identitas dan kedudukan yang tinggi seperti keluarga huo, tapi jika tidak bisa menyelesaikannya dengan baik, juga akan menjadi sebuah berita buruk, jika dipergunakan oleh orang yang niat, maka akhirnya akan sulit untuk dibayangkan.

"Jangan khawatir." Colten melihat Chloe tegang, dia berbalik badan dan memegang pipinya, dia mencium keningnya, dan menasehatinya, "Orangnya mati di kantor polisi, tidak ada paksaan interogasi, dia hanya minum air saja dan langsung mati, tidak ada dampaknya terhadapku."

"Baguslah kalau begitu!" Chloe lega dan menghapus keringat dingin dikepalanya.

Siapa juga yang tahu bahwa didetik itu dia seberapa takutnya, dia tidak ingin karena dirinya membebani Colten.

"Aku mau keluar sebentar, kamu disini, Robin ada diluar, jika ada apa-apa bisa panggil saja." Colten menatapi Chloe dan menciumnya dalam-dalam.

"iya, Baik!" Chloe melihat sosok Colten menghilang dibalik pintu, namun hatinya masih saja tidak tenang.

Dia punya firasat bahwa sepertinya ada bahaya yang mendatang, namun entah dari mana rasanya itu juga tidak bisa dikatakan dengan jelas.

Setelah sesaat kemudian, suara ketukan pintu terdengar, dan Robin berkata, "Adik Jian, bajunya sudah aku antarkan, aku taruh disini, aku keluar dulu."

"Baik." Chloe menjawabnya, dia turun dari kasur dan mendengar suara tutup pintu, barulah dia membuka pintu ruang istirahat, dia melihat pakaian di dekat pintu.

Chloe mengambilnya dan mengantinya di ruang istirahat, dia melihat jam bahwa sekarang sudah jam 1 lebih.

Terdengar suara dari perutnya, "Lapar sekali."

"Adik Jian, setelah selesai ganti baju, keluarlah." Robin keluar dari luar dan ditangannya membawa sebuah makanan, dia mengeluarkan makanannya dan diletakkan dengan baik.

Chloe keluar dan menciumnya, "Wangi sekali."

"Cepat keluar untuk makan, jika tidak nanti akan dingin." Robin tersenyum, "Ini dipersiapkan oleh kakak keempat."

"Adik Jian, apakah kamu ketakutan hari ini?" Robin duduk diseberangnya, dia melihat Chloe makan dan sambil bertanya-tanya.

"Masih lumayan, waktu itu tidak begitu terasa takut, setelah itu barulah sekarang sangatlah takut." Chloe meminum sup dan berpikir sejenak lalu bertanya, "Apakah kakak keempatmu sudah makan atau belum?

"Tidak, dia bersiap untuk makan bersama kamu." Robin menaikkan alisnya.

"Aku sisakan untuk dia." Chloe memasukkan masakannya dengan baik.

Robin kaget, "Adik Jian, kamu jangan-jangan mengira kakak keempat akan tidak ada makanan kan? Lagipula kakak keempat tidak pernah makan makanan sisahan orang lain."

"Benarkah?" Chloe seolah teringat akan sesuatu, dia bertanya kepada Robin, "Oh iya, belakangan ini kenapa tidak kelihatan kamu? Kamu kemana? Jangan-jangan pergi kencan buta?"

"Aku begitu tampan dan menawan, mana perlu kencan buta?" kata Robin, dia lalu melanjutkan, "Kakak ipar keempat, aku tidak mengira bahwa kamu akan begitu perhatian terhadapku."

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu