His Soft Side - Bab 503 Di Mana Anakmu dan Melisa Chen?

“Aku pikir kamu setidaknya bakal mendeskripsikan dia sedikit, misalnya dalam delapan ratus kata.” Mulut Chloe Jian bergerak-gerak. Dengan ketenangan Colten Huo, Chloe Jian sebenarnya sudah dari awal menebak bahwa dia tidak akan banyak bicara hal tidak penting.

“Delapan ratus kata? Kamu pikir ini esai ujian tes masuk perguruan tinggi?” tanya si pria tidak percaya. Ia bergeser ke sebelah Chloe Jian, lalu memegang tangannya dan bertutur hati-hati: “Aku sudah menjawab pertanyaanmu. Kamu sudah sepakat untukt tidak marah ya!”

Chloe Jian mengerutkan kening dan dan bertanya: “Kamu bilang kepribadian kalian kurang cocok. Mananya yang kurang?”

“Bertahun-tahun sudah berlalu, mana aku ingat coba!” Si pria jadi risih.

“Bukankah cinta pertama selalu paling mengesankan? Kok kamu bisa lupa?” tanya si wanita dengan raut tidak percaya dan mata yang berputar. Wanita itu lalu bertanya ragu: “Atau Melisa Chen bukan cinta pertamamu? Kamu sebelumnya punya wanita juga ya?”

Colten Huo memutar mata juga. Nada bicaranya jadi tidak sabaran, “Tidak ada! Tidak ada! Kamu sendiri kan tahu sejarah hidupku, mana mungkin aku punya waktu buat banyak-banyak pacaran?”

“Benarkah?” Chloe Jian memicingkan mata sebagai tanda belum percaya.

“Cloudy, kamu boleh tidak mempercayaiku, tapi jangan meragukanku!” kaata Colten Huo tegas. Ia sekarang sangat kesal. Semua yang lagi mereka bahas ini sudah terjadi lama sekali, mana mungkin ia ingat detailnya? Ia sungguh bingung Chloe Jian sebenarnya lagi menggelisahkan apa……

“Baik. Aku sudah selesai bertanya.” Si wanita menunduk, bulu matanya yang panjang menutupi bola matanya.

Si pria menghela nafas, lalu mengulurkan tangan untuk mendekap wanitanya. Dengan nada lembut, ia mengingatkan, “Cloudy, kata-kataku masih sama, aku menyesal tidak bertemu denganmu dari awal! Mulai sekarang jangan pikirkan masa lalu lagi, oke?”

Chloe Jian bersandar di pelukan Colten Huo dan mengangguk patuh. Meski begitu, warna gelap di matanya yang sembab tidak menghilang

Si pria menundukkan kepala untuk mencium si wanita, namun si wanita membuang mata. Akibatnya, ciuman itu hanya jatuh di sudut bibirnya.

Colten Huo mengerutkan kening. Kesabarannya hampir habis, namun setiap menghadapi Chloe Jian, ia tidak pernah sanggup buat benar-benar marah.

“Aku mau mandi!” Colten Huo tiba-tiba melepaskan Chloe Jian, turun dari ranjang, dan berjalan ke kamar mandi. Sembari berjalan, ia sekalian membuka kancing kemeja.

Chloe Jian meremas sprei dengan erat. Ia bisa merasakan ketidaksenangan prianya, juga mengerti “investigasi”-nya ini agak kelewatan, tetapi mau apa lagi? Hatinya terasa masam dan tidak nyaman, namun ia tidak dapat menemukan cara buat melampiaskannya!

Si pria tahu wanita itu terus menatapnya. Ia ingin balik ke sisi ranjang dan memeluknya lagi, namun ia sungguh lelap dengan tingkah Chloe Jian yang terus mengulik masa lalunya. Dengan sangat terpaksa, pria itu memutuskan mendiamkan wanitanya saja.

Ia sudah mengatakan semua yang harus dikatakan. Sekarang terserah Chloe Jian mau menganggap semuanya lewat atau apa……

Sesampainya Colten Huo di pintu kamar mandi, ia tiba-tiba mendengar suara samar Chloe Jian dari belakang, “Aku ingin menanyakan satu pertanyaan terakhir.”

“Ya,” jawab yang diajak bicara tanpa menoleh ke belakang. Pria itu sendiri lagi membuka kancing terakhir kemejanya.

Chloe Jian terdiam sejenak dengan tatapan mengarah ke punggung Colten Huo, lalu bertanya dengan suara rendah: “Di mana anakmu dan Melisa Chen? Ada di mana dia sekarang?”

Tiba-tiba mendengar kata “anak”, entah karena kaget atau merasa bersalah, Colten Huo menubruk pintu kamar mandi. Kancing baju yang lagi dibukanya bahkan robek karena refleks tangannya untuk menahan pintu.

Melihat ini, Chloe Jian ingin tertawa sekaligus menangis.

Ia ingin tertawa karena belum pernah melihat prianya melakukan tindakan konyol begini. Di sisi lain, ia ingin menangis karena tindakan ini bisa bermakna Colten Huo panik rahasianya terbongkar.

Jadi, apa dia benar-benar punya anak dengan Melisa Chen?

Mata Chloe Jian berkaca-kaca. Sebelum tetesan pertama jatuh ke pipinya, ia menjumpai Colten Huo berbalik badan dan menghampirinya cepat-cepat. Wajahnya, yang sebelumnya santai, kini dipenuhi amarah dan ketidaksukaan!

Di hadapan si wanita, si pria melepaskan kemeja dan melemparkannya pada dia. Colten Huo lalu bertanya emosional, “Jelaskas padaku, apa yang kamu maksud dengan anak? Kapan aku punya anak dengan Melisa Chen? Dari mana kamu mendengar cerita tolol ini?”

Chloe Jian ketakutan sampai menyusutkan tubuh ke tempat tidur. Secara reflkes, ia juga mengayunkan tangan untuk menangkap kemeja lemparan prianya. Si wanita merasa Colten Huo saat ini sangat menyeramkan. Saking seramnya, ia bahkan menahan air matanya untuk tidak tumpah dulu buat sementara.

“Jawab! Dari mana kamu mendengarnya?” Kemarahan si pria makin meluap.

“Dari Robin, dari Robin Cheng……” Si wanita sudah lama tidak melihat prianya begitu marah seperti sekarang. Dengan hati yang gemetar, ia makin lama makin menyusutkan diri ke kepala ranjang.

“Robin Cheng, lagi-lagi Robin Cheng!” Colten Huo meremas rambutnya yang sangat pendek, kemudian berjalan mondar-mandir dengan bertelanjang dada. Ia iba-tiba berteriak pada wanitanya: “Kamu lebih percaya pada orang luar dibanding aku? Aku sebegitu tidak layak dipercaya kah?”

Chloe Jian meremas kemeja si pria dengan punggung yang sudah bersandar ke kepala ranjang. Mendengar dua pertanyaan barusan, ia dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Melihat Chloe Jian sangat terpojok begini, mana tega Colten Huo tetap melampiaskan amarah? Ia mendongak dan menarik nafas dalam-dalam beberapa kali. Setelah hatinya sudah lebih sedikit tenang, ia mendekati Chloe Jian dan bertanya dengan suara yang dibuat normal, “Sekarang, coba beritahu padaku bagaimana sebenarnya cerita Robin Cheng?”

Dari sisi si wanita, mana berani ia masih menyembunyikan hal ini? Ia menjawab tanpa berpikir: “Ia bilang Melisa Chen adalah mantanmu, lalu dia meninggal waktu bersalin……”

Brak! Mendengar potongan kalimat terakhir, Colten Huo meninju dinding sekaligus menghancurkan vas antik di atas lemari.

Chloe Jian menjerit kaget. Melihat darah mengalir dari tangan Colten Huo, ia lompat dari tempat tidur dengan panik. Tanpa memedulikan suasana hati prianya yang lagi sangat panas, ia berlari ke arahnya dan menggapai tangannya untuk memeriksa.

“Kamu, kamu, ngapain kamu tinju dinding dan vas? Lihat, sekarang tanganmu luka dan berdarah!” Dengan air mata yang mengucur keluar, si wanita meniup-niup luka Colten Huo.

Melihat dirinya diperhatikan begini oleh Chloe Jian, kemarahan Colten Huo seketika menghilang.

Wanita itu memang terlihat sangat iba pada si pria. Setelah meniup buat beberapa saat, ia mengambil kotak obat dari lemari, membersihkan lukanya, dan membalutnya. Chloe Jian lalu bertanya, “Sakit sekali ya pasti? Ayo kita ke rumah sakit buat rontgen tulangnya.

Sehabis bertutur begini, si wanita mau bangkit berdiri untuk mengambil tas.

Colten Huo meraih tangan Chloe Jian sebelum dia berdiri, lalu tiba-tiba menciumnya.

Wanita itu sama sekali tidak menyangka bakal dicium pada saat begini. Dengan mata melebar, ia refleks mendorong-dorong Colten Huo.

Sayang, badan pria itu tidak bisa ia jauhkan sama sekali. Walau tangannya terluka, keganasasn dan agresivitas ciuman Colten Huo sama sekali tidak berkurang.

Jantung Chloe Jian berdebar kencang sampai jantungnya mau keluar dari dada, wajahnay jgua memerah. Meski begitu, ketika melihat emosi yang intens pada mata Colten Huo, dorongannya pada tubuh si pria perlahan memelan. Tidak lama kemudian, Chloe Jian memeluk leher Colten Huo dan membalas ciumannya dengan agresif juga.

Setelah ciuman ini berakhir, suasana mencekam di dalam kamar menghilang begitu saja. Suasana itu tergantikan oleh keheningan.

Di tengah kesunyian, air mata si wanita tiba-tiba mengalir lagi.

Colten Huo mengulurkan tangan untuk menghapus air mata Chloe Jian. Ia lalu bertanya lembut: “Kamu iba padaku?”

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu