His Soft Side - Bab 72 Terimakasih Ayah Huo !

“Apakah kamu...... ingin mempermainkanku?”

Chloe Jian hanya bisa memikirkan kemungkinan ini, bukan karena ia tidak percaya diri, tetapi kehidupan dan pengalaman yang ia dan Colten Huo miliki sangat berbeda, walaupun dari kecil keadaan keluarganya juga cukup bagus, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Colten Huo, jadi, jika ia jatuh cinta pada pandangan pertamya pada dirinya, Chloe Jian sungguh tidak akan percaya.

Sejak pertama kali bertemu di cafe malam itu, Colten Huo mengantarnya ke rumah sakit, dan juga menjaganya hri ini saat dia sedang menstruasi, semua yang terjadi membuat Chloe Jian curiga jika Colten Huo tidak ada tujuan lain.

Sekarang selain dirinya yang cantik dan masih muda, apa yang bisa diinginkan oleh Colten Huo?

“Sembarangan berbicara apa!” Colten Huo melah semakin mengerutkan alis, dan mengetuk kepala Chloe Jian, berkata dengan tidak senang: “Aku tidak seberandal yang kamu pikirkan!”

Chloe Jian menyentuh kepalanya, dia mengangkat kepala, Colten Huo mengatakan bahwa dirinya tidak seberandal yang ia pikirkan, bukankah yang dia maksud Colten Huo tidak bermaksud mempermainkannya, jika tidak ingin mempermainkannya, apakah Colten Huo serius dengan dirinya?

Tapi bagaimana mungkin?

Chloe Jian melihat Colten Huo yang tidak ingin bicara, dia juga tidak ingin bertanya, mereka berdua makan dengan diam, Chloe Jian meminum egg pour soup yang diberikan Colten Huo padanya, Chloe Jian memainkan bola mata, kemudian dia bertanya dengan sembarangan: “Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?

Kemudian, tangan Colten Huo yang memegang sumpit sedikit bergetar, dia mengangkat kepala, dan melihat Chloe Jian, di saat itu, Chloe Jian melihat api yang terbakar dimata Colten Huo.

“Jangan-jangan, kamu adalah ayahku yang hilang selama ini?” Chloe Jian sengaja menyanggah dagu dengan tangan, melihatnya dan berkata.

“Pfff!” Sekali ini giliran Colten Huo yang terkejut, api dimatanya segera mati disaat itu.

“Tapi umurmu tidak mirip, kalau kamu adalah ayahku, bukankah di umur 6 tahun kamu sudah melahirkanku?” Chloe Jian melihat wajah Colten Huo dengan serius, dia memegang dagu dan berpikir, “Jangan-jangan kamu adalah kakakku yang terlantar diluar sana?”

“Bodoh!” Colten Huo sangat kesal, dia segera memukul kepala Chloe Jian, “Kepalamu ini, apa yang kamu pikirkan tiap hari!”

“CEO Huo, kamu bisa mengatakan kata bodoh!” Chloe Jian snagat terkejut, dia juga tidak perhitungan dengan Colten Huo yang memukul kepalanya.

“Aku juga bermain internet!” Colten Huo sungguh tidak berdaya, dia melihat wajah Chloe Jian yang terkejut, membuat dirinya seperti orang tua berumur 70 tahunan yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

“Dan juga, jangan memanggilku CEO Huo!” Ucap Colten Huo menambahkan.

“Maka aku memanggilmu apa? Ummm, aku tahu.” Chloe Jian menggigit sendok, sudut matanya terlihat ada senyuman, kemudian memanggil dengan jelas: “Ayah!”

Sekali ini Colten Huo bukan hanya memuncratkan makanan, dia juga langsung marah, dia tiba-tiba membentangkan lengan dan merangkul leher Chloe Jian, memeluknya, tidak menunggu reaksi Chloe Jian, ia sudah menutup mulutnya menggunakan bibirnya, kemudian menciumnya.

ColtenHuo menyipitkan mata, dan tersenyum licik, “Apakah ayah bisa melakukan ini?”

Sejenak kemudian Chloe Jian baru tersadar, wajahnya memerah, dia sangat marah dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tadi memang dirinya yang mulai bercanda, dan juga dia sudah makan makanan Colten Huo, dia sudah banyak untung disini, jadi, sekali ini dia hanya bisa menahannya.

“Marah?” Colten Huo melihat wajah Chloe Jian yang memerah, dia sangta ingin menyubit pipinya.

“Tidak!” Chloe Jian menunduk, sambil meminum anggur, sambil menjawab pertanyaannya.

“Selesai makan mau melakukan apa?” Tanya Colten Huo.

“Pulang tidur!” Ucap Chloe Jian.

“Temani aku menonton film.” Ucap Colten Huo.

“Tidak tertarik!” Chloe Jian memelototinya.

“Kamu tertarik dengan apa?” Tanya Colten Huo.

“Tidur!” Ucap Chloe Jian.

“Aku temani kamu tidur!” Ucap Colten Huo.

“Hei!” Chloe Jian awalnya tercengang, kemudianmenatap Colten Huo dengan marah, sekali lagi dirinya di buat terkejut dengan Colten Huo yang tidak tahu malu.

“Apa sekarang kamu sedang mengekspresikan keantusiaanmu?” Colten Huo sengaja mengusili Chloe Jian.

Chloe Jian memutuskan untuk tidak meladeninya, dia memegang gelas anggur kemudian membalikkan badan dan meminumnya dengan ganas.

Colten Huo memegang hidungnya, dan tertawa, dia tidak mengusilinya lagi, ia berdiri dan membereskan mangkuk dan sumpit di meja.

“Aku saja!” Chloe Jian tidak berani membiarkan Colten Huo melakukan semua ini, dia segera meletakkan mangkuk, berdiri dan mengambil mangkuk dan sumpit dari tangan Colten Huo.

Colten Huo juga tidak mencegahnya, dia hanya berdiri disamping, sambil melihat Chloe Jian membereskan meja dengan teliti, kemudian membawa semua itu berjalan menuju kamar mandi.

“Masukkan dikantong saja, nanti aku bawa pulang dan menyuruh bibi pengurus rumah mencucinya.” Colten Huo tidak ingin Chloe Jian melakukan semua ini.

“Aku saja yang mencucinya, sekalian.” Chloe Jian tidak mendengarkan perkataan Colten Huo, dia sudah bertemu dengan banyak orang yang lain dimulut lain di hati, mereka berkata tidak usah, tapi jika kamu tidak melakukannya, mereka pasti akan marah.

“Tidak usah!”

Siapa yang tahu, Colten Huo langsung mengambil mangkuk dan sumpit dari tangan Chloe Jian, dia sungguh tidak ingin Chloe Jian melakukan semua ini.

“Mari pulang.” Colten Huo juga sudah membereskan dokumen, dia mengambil jaker, dan mau pergi bersama Chloe Jian.

“Pergi kemana?” Chloe Jian mengambil tas, dan memegang kantong tempat mangkuk dan sumpit.

“Mengantarmu pulang tidur.” Colten Huo mematikan lampu, sambil mengunci pintu sambil berkata.

Mereka berdua bersama-sama turun lift, saat sampai dimobil, Chloe Jian tidak berbicara, saat mobil melaju beberapa saat kemudian, Colten Huo melihat Chloe Jian yang terlihat lelah, dia pun bertanya dengan khawatir: “Masih tidak nyaman?”

“Umm.” Chloe Jian mengangguk, dulu saat dirumah ada ibu yang menjaganya, saat datang menstruasi dia tidak pernah sesakit ini, kemudian setelah terjadi tragedi di rumahnya, dia harus menanggung semua biaya hidup sendiri, dia bekerja keras, dan setiap datang menstruasi tidak pernah istirahat, jadi akhirnya setiap masa mesntruasi datang selalu semakin sakit.

“Apakah mau pergi kerumah sakit?” Colten Huo bertanya.

“Aku sudah sering kerumah sakit, mereka mengatakan tidak apa-apa.” Chloe Jian menggunakan tas dan meletakkan diperut, dia bersandar di pintu mobil, dia juga tidak manja, dengan sangat santai membahas mengenai masa menstruasinya dengan Colten Huo, “Pulang nanti memasak air jahe dan gula merah saja sudah cukup.”

Aih, hari ini sungguh memalukan.

“Bibi pengurus rumah sudah memasaknya untukmu, ada di dalam kantong.” Saat menunggu lampu merah, Colten Huo mengulurkan tangan menuju kursi belakang, kemudian mengambil botol minum tahan hangat dari dalam kantong dan memberikan kepada Chloe Jian.

“......” Chloe Jian melihat Colten Huo yang sedang fokus mengemudi, dia menunduk dan melihat botol minum ditangannya, tiba-tiba hatinya muncul rasa aneh.

Jika Colten Huo hanya ingin mempermainkannya, tidak perlu seserius ini, tapi jika berkata Colten Huo serius ingin mengejarnya, Chloe Jian juga merasa ini tidak mungkin.

Chloe Jian menoleh dan melihat Colten Huo, lampu jalanan di kota besar ini bersinar dan menyinari tubuh Colten Huo, dalam sinar lampu yang terkadang terang dan gelap, membuat wajahnya terlihat begitu sempurna seperti di ukir. Saat ini, ia juga sedang melihat Chloe Jian, kedua bola mata yang hitam, tersimpan perasaan yang tidak di ketahui orang.

“Kenapa? Terharu sampai tidak bisa berbicara?” Colten Huo melihat tatapan Chloe Jian, tatapan matanya juga menjadi lebih lembut, dan ia tersenyum.

“Umm! Sangat terharu!” Chloe Jian tersenyum, dia mengangguk dengan sekuat tenaga, kemudian berkata dengan serius: “Terimakasih Ayah Huo!”

Senyuman Colten Huo tiba-tiba membeku.

Chloe Jian sudah mempersiapkannya dari awal, dia segera menunjuk lampu lalu lintas: “Sudah lampu hijau!”

“Aku akan mengingatnya!” Colten Huo memelototi Chloe Jian, dia menginjak gas, dan mobil segera melaju.

Chloe Jian melihat wajah Colten Huo yang terlihat seperti dihina, dia pun tidak tahan untuk tertawa.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu