His Soft Side - Bab 193 Merasa Jijik Karena Dia

Colten langsung melepaskan Chloe, Colten mundur dan menatapi Chloe, seolah mendengar sebuah lelucon, dia menyindir, "Apa lagi yang ingin kamu permainkan?"

"Aku tidak bermain-main, aku benar-benar adalah perawan!" Chloe mengulanginya, dia benar-benar bingung, zaman sekarang mengapa jujur malah tidak dipercaya!

"Lalu?" Tanya Colten.

"Apanya lalu?" Chloe menatapinya.

"Nona Perawan, apakah kamu berencana untuk melewatkan malam ini bersama aku?" Tanya Colten.

"Tidak! Malam pertamaku harus aku sisakan untuk orang yang paling aku cintai!" Chloe mendengar sindiran dari perkataan Colten, dia juga sedikit marah, benar-benar cukup dengan lelaki ini, juga bukan karena dirinya yang ingin saja terus bersama dengannya, mengapa dia malah menyindir dirinya?

"Benarkah? Kalau begitu orang paling kamu cintai adalah Ocean Xu kah? Malam pertamamu mau diberikan kepada dia?" Colten menaikkan alisnya, nada bicaranya tenang, dia sudah merasa jijik karena perkataan Chloe, tadi keinginan terhadapnya juga terpadamkan dan tidak berbekas lagi.

"Siapapun saja juga boleh, yang penting bukan kamu!" Chloe marah besar, apa maksud Colten ini, dia berkata seolah Chloe berzinah dengan Ocean, dia membuat Chloe merasa tidak enak.

Colten menyipitkan matanya, sebuah tatapan seram terpancar, seluruh aura disekitar tubuhnya berubah, suasana seolah menjadi dingin dan membuat orang gemetaran.

Dibawah tatapannya, Chloe merasa terjatuh kedalam jurang es, dia tidak berani membuat Colten marah algi, tatapannya langsung membuatnya merasa Colten akan memakannya saja.

Mereka berdua berdiri didepan pintu dan saling bertatapan.

Chloe tidak berani menatapi mata Colten lagi, dia menundukkan kepalanya, Chloe menatapi kakinya dan melongo, didalam hatinya merasa bingung, dia bingung mengapa mau mengatakan hal beginian untuk membuat Colten marah.

Namun dengan begitu juga membuat Chloe sadar bawha hubungannya dengan Colten tidak mungkin ada perkembangan lebih lanjut, ketenangan dan bercandaan mereka sebelumnya, dan juga perhatian serta pemanjaan Colten terhadap Chloe semuanya hanya adalah sebuah kebohongan saja.

Diantara mereka, tidak hanya ada celah besar antara identitas dan kedudukan, serta sifat dan juga pengalaman.

Colten terlalu tidak peduli, dia sama sekali tidak mengenalnya, Colten juga tidak pernah menceritakan tentang dirinya, sekalipun adalah kejadian 6 tahun lalu, dia juga tidak mau mengungkitnya, ini membuat Chloe sangatlah deg-degan, dia sudah mulai menyesal, dia menyesal tidak seharusnya begitu mudah untuk mempercayainya dan menyesal tidak seharusnya mengurus surat nikah dengannya!

Sama seperti tadi saja, tatapan Colten begitu mengerikan, Chloe tidak curiga bahwa jika dia mengatakan lebih banyak lagi, Colten mungkin saja akan langsung mencekiknya.

Sesuai dengan identitas dan kedudukan Colten, Chloe tahu bahwa sekalipun malam ini dirinya mati disini, Colten juga punya sejuta cara untuk menyangkal tanggung jawab, tuduhan pembunuhan juga tidak akan jatuh padanya, bagi orang-orang seperti mereka, Chloe bagaikan hanya seekor semut saja.

Sekali terpikiran hingga disini, Chloe merasa gemetaran, dia merasa takut.

Dia memegang erat tangannya dirinya sendiri, bahkan kukunya sudah menusuk kedalam telapak tangannya sendiri, Chloe sama sekali tidak merasakan rasa sakit.

Chloe membuat sebuah keputusan, mulai dari malam ini, dirinya harus lebih berhati-hati lagi, dia tidak boleh sembarangan membuatnya marah, bagaimanapun juga sekarang dirinya tengah berada didalam wilayan Colten, sekalipun dia dibully, dia juga harus menahannya, satu tahun itu juga sangatlah cepat, asalkan melewati tahun ini saja sudah cukup.

"Kamu, apakah kamu merasa lapar? Aku akan pergi memasak!" Chloe sadar, dia merasa bahwa terus saja berada disini juga bukanlah sebuah hal yang baik, lebih baik mencari sebuah pekerjaan saja.

Colten tidak terpikiran bahwa Chloe akan membuka mulut duluan, sebelumnya, ketika mereka bertengkar, Chloe pasti akan keras kepala sekali, jika Colten tidak meminta maaf kepadanya, Chloe tidak akan bertanya duluan, ini membuat Colten merasa kaget, oleh karena itu, dia menoleh kearah Chloe lagi lebih lama.

Siapa sangka sekali dilirik, itu langsung membuat Colten mengerutkan keningnya, mengapa baru saja lewat beberapa menit saja Chloe seolah berubah sifat, tadinya masih bagaikan seekor landak yang dipenuhi duri, sekarang malah menjadi seperti seekor kucing kecil?

"Kamu, lewat dulu, aku mau ambil barang!" Chloe melihat kantong yang berada dibelakang Colten, didalamnya adalah barang yang tadi baru saja dibeli.

Colten menundukkan kepalanya, dia tidak mengatakan apa-apa, dia bersandar kearah samping.

Chloe pergi dan mengambil kantong itu, didalam sana ada minyak, kecap dan lainya, sedikit berat, Chloe tidak bisa langsung mengangkatnya, Colten mengulurkan tangannya dan ingin membantu Chloe, namun tangannya baru saja menyentuh punggung tangan Chloe, Chloe langsung seolah terkena sesuatu yang panas dan langsung menarik tangannya.

Colten semakin mengerutkan keningnya, ternyata Chloe sedang takut dengannya?

"Kamu, kamu taruh saja, aku saja yang mengambilnya!" Chloe sedikit canggung, dia berhati-hati untuk menghindar dari tangan Colten, kedua tangannya digunakan untuk mengangkat kantong itu, dia menundukkan kepalanya dan langsung berjalan kearah dapur.

Colten juga meluruskan badannya, dia menatapi sosok belakang Chloe, tatapannya aneh.

Gerakan Chloe sangatlah lincah, dia mencuci beras dan memasaknya di kompor nasi, lalu mencuci sayur, tidak sampai setengah jam, dia sudah menyiapkan 4 lauk dan 1 sup, semuanya terlihat enak.

Chloe mengambil nasi untuk Colten, dirinya juga duduk untuk makan, dimeja makan sangatlah diam, hingga setelah selesai makan, mereka juga tidak mengatakan satu kata pun.

Seusai makan, Chloe langsung membereskan mangkok, keempat piring lauk sangatlah bersih, semua masakannya habis dimakan, Chloe juga tidak tahu apakah harus berterima kasih karena Colten sudah memakannya, namun dia sekarang tidak berani berbicara dengannya.

Setelah mencuci piring, Chloe menundukkan kepalanya dan bertanya kepada Colten, "Apakah masih ada hal lain? Jika tidak aku akan kembali ke kamar!"

Setelah Chloe menunggu sesaat, dan tidak mendengar balasan dari Colten, dia mengangkat kepalanya untuk menatapi Colten, namun terlihat Colten tengah menatapinya, Chloe merasa kaget, dia bergegas menarik tatapannya, Chloe tidak lagi menunggu balasan Colten, dia bergegas menghindar dari Colten dan kembali ke kamarnya sendiri lalu mengunci pintunya, barulah dia terbaring diatas kasur dengan lega.

Aura Colten sungguh kuat, Chloe bahkan salut dengan keberanian dirinya, dulu dirinya sendiri pasti bodoh sekali barulah berani melawannya.

Malam ini dia benar-benar tahu apakah yang dinamakan tatapan seolah membunuh orang!

Kedepannya masih harus berhati-hati lagi!

Chloe berguling diatas kasur, dia merasa baru saja makan dan terbaring pasti akan menjadi gendut, dia tidak ingin menjadi wanita gendur, dia lalu bangun dan berdiri disamping jendela dan mulai main hp.

Chloe awalnya ingin mencari Aurora dan Lola, namun ketika dia membuka wechat, dia menyadari ternyata ada permintaan teman baru, seorang wanita, dibawahnya tertulis aku adalah Carol, nama ini sangatlah familiar bagi Chloe, Carol adalah wanita paling cantik di Ming's Corp, dia adalah wanita cantik berkaki panjang disamping GM Gu.

Ketika Chloe meminta izin kepada GM Gu, orang inilah yang membawanya masuk, namun dia tidak ada hubungan dengan wanita cantik ini mengapa Carol ingin menambahnya?

Chloe tidak bisa mengerti, namun dia sedikit penasaran dengan tujuan Carol menambahkannya, lalu dia menekan tombol terima.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu