His Soft Side - Bab 199 Apakah Kamu Akan Perhatian Terhadapku?

"Eh, kamu sudah dewasa, mengapa masih seperti anak kecil saja!" Chloe kehabisan kata-kata, "Jika sakit harus kerumah sakit."

Colten membuka matanya dan menatapi Chloe, "Kamu perhatian terhadapku?"

Kata ini sungguh susah untuk dijawab, Chloe mengertakkan bibirnya dan memutuskan untuk menghindar dari pertanyaan ini, "Sekalipun tidak pergi kerumah sakit, kamu juga harus makan obat! Jika tidak bagaimana jika menjadi oon karena panas?"

"Tidak apa-apa, aku sudah melewati yang lebih parah daripada ini, ini hanya panas saja!" Colten sepertinya sangatlah kecewa, dia menutup matanya dan terlihat sangatlah lelah.

Chloe melihatnya tidak mendengarkannya, dia juga bingung apa yang harus dikatakan, dia mengambil handuk yang berada dikening Colten dan pergi keluar.

Baru saja Chloe pergi dan Colten menatapi sosok belakangnya, adegan ini sungguh familiar sekali, ini sudah berada didalam mimpinya selama 6 tahun, namun sang wanita sudah tidak bisa mengenalnya lagi.

Colten tidak tahu juga mengapa dirinya tiba-tiba panas, badannya biasanya sangatlah baik, jarang sekali sakit, bahkan jarang demam, namun entah kenapa, hari ini ketika bangun, dia langsung merasa pusing, mungkin karena dia terlalu kangen.

Sejenak kemudian, Chloe kembali masuk lagi, kali ini dia membawa seember air, ketika masuk dia meletakkan air disamping kasur, dia meremas handuk dan awalnya ingin memberikanya kepada Colten untuk menyuruhnya lap wajahnya sendiri, namun Colten menutup matanya dan tidak mempedulikannya, Chloe hanya bisa turun tangan sendiri, dia lap wajah Colten, lalu leher dan bagian atas tubuhnya.

Hanya saja Chloe malu untuk menghadapi tubuh Colten, ketika lap bahunya, dia sudah tidak bisa turun tangan lagi, dia lalu meremas lagi handuk dan meletakkannya dikening Colten.

Colten tidak bergerak sama sekali dari awal. dia tahu jika saat ini dia membuka matanya dan menatapi Chloe, Chloe pasti akan ketakutan dan kabur, jadi dia lebih baik menutup matanya untuk menikmati layanan dari Chloe.

Dan Chloe juga jarang sekali bisa begitu baik, Colten juga tidak ingin merusak suasana saat ini.

Chloe keluar lagi dua kali, dia mencari obat dirumah Colten, namun dia tidak tahu apakah dokternya yang meletakannya, obat didalam kotak obat sangatlah lengkap, semuanya adalah obat yang sering ditemui dirumah, Chloe menemukan obat pereda panas, setelah melihat petunjuk penggunaan, dia menuangkan air lagi dan kembali kekamar.

"Eh, dirumahmu ada obat pereda panas, cepat makan." Chloe mengikuti porsi petunjuk penggunaan dan mengambil obatnya, lalu dia mencoel badan Colten dengan jarinya untuk menyuruhnya bangun untuk makan obat.

"Rumahku? Bukan rumahmu?" Colten membuka matanya dan terlihat sedikit sedih.

"Makan obatlah!" Chloe tidak ingin memperdebakan ini dengannya, bagaimanapun juga, dari dalam hatiny, tempat ini tidak mempunyai rasa dimiliki, bagi Chloe tempat ini bahkan lebih kurang perasaan daripada tempat yang dia sewa sebelumnya.

Hanya saja dia tidak berani mengatakan ini kepada Colten, dia hanya bisa terus menghindar.

"Tidak mau!" Colten mendorong tangan Chloe, wajahnya sangatlah marah.

Chloe kehabisan kata-kata lagi, apakah orang sakit semuanya akan seperti anak kecil saja? Orang seperti Colten ternyata juga akan manja?

"Baiklah, makanlah nanti!" Chlow memutuskan untuk tidak berdebat dengan Colten, bagaimanapun juga Colten sakit, Chloe hanya bisa bersabar saja.

Chloe menemukana alat pengukur suhu badan dikotak obatnya, itu adalah pengukur lewat telinga, yang ini lebih praktis, dia lalu mengukur suhu badan Colten, 39,8.

Chloe langsung kaget, begitu panas, Colten bahkan tidak mau makan obat dan tidak mau kerumah sakit!

Tidak bisa, dia harus membuat Colten makan obat dulu.

Chloe juga tidak mempedulikan Colten, dia menarik tangan Colten dan mengelusnya.

"Kenapa ini?" Colten menyipitkan matanya untuk menatapi Chloe.

"Panas kamu terlalu tinggi, tanganmu dingin sekali, efeknya buruk jika makan obat saja, harus buat panas dulu tanganmu dan makan obat!" Chloe menundukkan kepalanya dan kedua tangannya terus mengelus tangan Colten.

Colten sering mengandeng tangan Chloe, Chloe pertama kalinya menyadari bahwa ternyata tangan Colten jauh begitu besar dibandingkan dengannya, telapak tangannya luas, jarinya panjang, tulangnya beraturan, tangan yang cantik, jika terlihat oleh orang pecinta tangan, mereka pasti akan tergila-gila.

Chloe meletakkan tangan ditas telapak tangan Colten, seolah asalkan dia sekali merapatkan tangannya, dan bisa membungkus seluruh tangan Chloe.

Kebetulan sekarang adalah siang hari, cahaya menyinari masuk kedalam, Colten menutup matanya namun dia bisa lebih dengan nyatanya merasakan kelembutan tangan itu mengelus tangannya, hatinya juga menjadi lembut, sama seperti 6 tahun yang lalu.

Chloe dengan seriusnya mengelus satu tangan Colten menjadi panas, dia mengambil tangan lain dari Colten dan hingga kedua tangan Colten tidak lagi dingin, barulah dia mengangkat kepalaanya dan mengambil obat pereda panasnya dan dimasukan kedalam mulut Colten, "Cepat makan obat!"

"Tidak suka makan obat!" Colten membuka matanya, dan memuntahkan obatnya, dia terlihat tidak senang.

"Kamu panas, bagaimana caranya bisa reda jika kamu tidak makan obat?" Chloe bingung, apakah Colten sedang manja kepadanya?

"Kamu bantu elus tanganku sebentar lagi!" Colten mengulurkan tangannya kepada Chloe lagi, dia merasa sentuhan dari tangan Chloe sungguh nyaman, jika Chlow bisa selalu seperti begini, Colten rela dirinya terus saja panas dan tidak sembuh.

"Kamu makan obat dulu!" Chloe melihat Colten sangatlah panas, dia mulai khawatir, obatnya sudah dimuntahkan kelantai, Chloe lalu mengeluarkan obat lagi dari botolnya, dan memasukkan kedalam mulut Colten, sambil berkata, "Teanng, setelah makan aku elus tanganmu nanti!"

Mata Colten berputar, apakah Chloe benar-benar menganggapnya adalah anak kecil?

Tapi tidak apa-apa, asalkan Chloe bersedia menemani disampingnya, sekalipun Chloe sekarang memanggilnya si manis cilik sekalipun Colten juga tidak akan keberatan.

"Minum air dulu!" Chloe melihat kali ini Colten akhirnya tidak memuntahkan obatnya lagi, dia lalu segera mengambil gelas air, tadi dia meletakkan sebuah sedotan didalamnya, jadi Colten tidak perlu bangun saja sudah bisa minum.

Kali ini Colten tidak menolaknya, dia memakan obatnya dengan nurut.

"Banyak minum air!" ingat Chloe.

"Aku lapar!" Colten menatapi Chloe.

"Apa yang ingin kamu makan?" Chloe melihat Colten sudah selesai minum air, dan dia meletakkan gelas dimeja disamping kasur dan mempertanyakannya.

"Daging!"

"Sudah panas, harus makan yang tawar sedikit, aku buatkan bubur untukmu!" Chloe mengerutkan keningnya, Colten ini benar-benar ingin makan daging setiap saat.

"Tidak mau makan bubur!" kata Colten.

"......" Chloe tidak mempedulikannya, dia langsung keluar dan sejenak kemudian dia masuk lagi, kali ini dia memberikan sebuah botol yang berisi air panas, dia memberikannya ke Colten, "Banyaklah minum air!"

Colten tidak menerimanya, dia bangun dan terduduk, tampangnya dia akan bangkit.

Chloe melihat dia hanya mengenakan celana dalam saja dan langsung memutarkan badannya, "apa yang kamu lakukan?"

"Kencing!" jawaban Colten seperti memang sewajarnya.

Chloe mendengar langkah kaki Colten menjauh, barulah dia memutarkan badannya dan meletakkan botol dimeja dan keluar.

Didapur masih sedang memasak bubur, Chloe pergi melihatnya, namun dia menabrak seseorang, dia melihatnya dan menyadari bahwa entah kapan Colten keluar dan berada dibelakangnya, tatapannya mengarah ke Chloe.

Chloe lalu menatap kebarah, lalu dia tenang, untung saja untung saja, Colten mengenakan sebuah celana panjang casual, meskipun diatas badannya masih saja tidak mengenakan apapun, namun lebih baik daripada dia hanya mengenakan celana dalam dan kesana kemari.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu