His Soft Side - Bab 271 Fur Elise

Tapi, kalau orang suruhan Colten menemukannya, apa dia masih bisa tinggal diam di rumah dengan aman seperti sekarang ini?

Chloe sangat bingung, melihat wajah Chloe yang tampak cemas, Violet pun duduk di sebelahnya dan bertanya, "Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa sedikit panik saja." kata Chloe sambil mengerutkan alisnya dan memegangi dadanya.

"Kenapa panik? Apa kau sedang memikirkan pacarmu?" Violet menggigil sebuah apel sambil melirik ke arah Chloe.

"Iya, karena aku sedang memikirkannya makanya aku panik!" kata Chloe serius, "Satu lagi, dia bukan pacarku!"

"Dasar, tidak tahu bersyukur kau ini!" kata Violet sambil menyundul kepala Chloe dengan jari telunjuknya, "Ada berapa wanita yang berbaris untuk mendapatkan cinta dari Colten, kau malah mau kabur!"

"Kak Violet, kau bukan kau, kau tidak akan mengerti." Chloe tersenyum kecut, "Kalau ada orang yang mengataimu kotor, apa yang akan kau lakukan?"

"Mandi!" jawab Violet cepat.

"Bukan luarnya yang kotor." Chloe membalikkan matanya, "Aku hanya punya satu mantan pacar saja, bisa-bisanya dia mengataiku kotor!"

"Dia mementingkan soal keperawanan?" Violet mengangkat kedua alisnya.

"Dia bilang dia tidak peduli, di satu sisi, dia bilang ia tak peduli pada masa laluku, lalu di sisi lainnya, ia malah mengataiku kotor, sok genit......" setelah dipikir-pikir, Chloe semakin bertambah marah, kalau ia tidak mempunyai keinginan lain, ia pasti sudah tidak akan mempedulikan Colten lagi, Chloe merasa Colten sangat tidak menghargainya.

"Kalau benar begitu, rasa sukaku terhadapnya benar-benar langsung hilang. Bisa-bisanya seorang pria dewasa mengatai wanitanya sendiri?" Violet meletakkan apel yang sudah ia gigit itu ke atas meja, lalu mengambil tisu basah untuk mengelap tangannya, dengan mengerutkan keningnya ia berkata, "Tapi kalau dilihat dari sudut pandangku sebagai orang luar, dia pasti sangat menyukaimu, atau mungkin mencintaimu!"

"Apa kau akan mengatai orang yang kau sukai seperti itu?" tanya Chloe kesal.

"Tidak!" Cilet menggeleng-gelengkan kepalanya, namun setelah itu ia malah menganggukkannya, "Tapi, kalau aku mencintainya namun membencinya, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama."

"Tapi, aku kan juga tidak melakukan apapun yang membuat dia membenciku?" kata Chloe dingin.

"Mungkin dia merasa ada?" kata Violet sambil menepuk-nepuk pundak Chloe, "Menurutku, ada perlunya juga kau bicara dengannya baik-baik, bersembunyi darinya seperti ini terus juga tidak akan menyelesaikan masalah, kau juga tidak mungkin bersembunyi seumur hidup."

"TIdak mau!" Chloe juga tahu kehidupannya harus tetap berlanjut, ia tak mungkin harus menginap di tempat Violet terus, tapi, ia masih belum siap untuk menghadapi semua ini.

Tapi, beberapa hari ini ia sudah mempertimbangkannya, kali ini, ia pasti akan mengundurkan diri, ia memang harus berbicara baik-baik dengan Colten, kalau begini terus, ia pasti akan gila, gila karena pemikiran yang tidak-tidak seperti ini.

Keesokan sorenya, Violet membawa Chloe ke sebuah restoran Perancis di tengah kota, dalam perjalanan, Violet menelepon seseorang, lalu temannya yang ia telepon pun berdiri di depan pintu restoran, saat Chloe turun dari mobil, ia pun melihat seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang sangat elegan dan rapi berdiri di depan pintu.

"Nona Jian?" begitu melihat Chloe, pria itu pun segera melangkah kemari sambil tersenyum.

"Iya! Kau Tuan Wang kan." Chloe tersenyum, hari ini dia berdandan, ia mengenakan sebuah rok panjang berwarna biru, dengan atasan kemeja putih, rambutnya sampai ke pundak, ujungnya sedikit melengkung, ia terlihat sangat cantik, siapa pun yang melihatnya pasti tidak akan melirik ke arah lain.

Begitu melihat Chloe tersenyum kepadanya, seketika hati Calvin pun merasa sangat bahagia, ia segera berjalan ke arah Chloe dan Violet untuk menjemput mereka.

"Hei, hei, hei, bola matamu sampai mau copot keluar tuh!" goda Violet sambil berjalan ke arah Calvin.

"Haha, Nona Yan, kau masih saja suka bercanda seperti ini." Calvin merasa sedikit malu, setelah melihat Chloe yang sedang tersenyum, wajahnya pun bertambah merah, sambil mengelus-elus batang hidungnya, ia berkata, "Nona Jian jadi ikut tertawa juga kan!"

Chloe mengangkat alisnya, ia merasa sangat terkejut, di zaman sekarang ini ternyata masih ada pria yang malu-malu seperti ini, sama seperti dirinya.

"Sudah, sudah, di mana pianonya? Aku masih belum pernah mendengar Chloe ku sayang ini bermain piano secara langsung." begitu masuk ke dalam restoran, Violet pun menengok ke kanan dan ke kiri.

"Apa Nona Jiang mau istirahat terlebih dahulu?" kata Calvin ramah.

"Tidak perlu, sudah lama aku tidak bermain piano, aku harus melakukan pemanasan dulu." kata Chloe sambil tersenyum, karena ia sudah berjanji untuk membantunya, ia harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, jangan sampai ia membuat malu.

"Baik, kubawa kau ke sana!" Calvin pun membawa Chloe dan Violet ke tengah-tengah restoran tempat piano itu berada.

Begitu melihat piano itu, Chloe pun terkejut, Tuan Wang ini benar-benar rela merogoh kantongnya untuk membeli piano ini, piano ini kelihatannya sangat tidak murah, meskipun tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan piano di rumah Colten, tapi piano ini juga termasuk piano yang sangat bagus.

Lalu, Chloe pun tercengang sejenak, karena tiba-tiba ia teringat, sudah selama ini ia tinggal bersama dengan Colten, tapi sampai sekarang pun ia belum pernah memainkan piano di rumah itu......

"Nona Jian?" melihat Chloe tiba-tiba terdiam, Calvin pun merasa mungkin Chloe kurang puas dengan pianonya ini, oleh karena itu ia segera bertanya, "Apa pianonya kurang bagus?"

"Oh, bukan!" Chloe pun tersadar dari lamunannya, ia segera tersenyum, lalu meletakkan tasnya ke sebelah, lalu duduk dan mulai mencoba memainkannya.

Sekarang waktu masih cukup pagi, restoran itu masih sepi, Chloe pun berlatih sejenak, bagaimana pun ia sudah belajar piano selama belasan tahun, ia bisa disebut pianis profesional, tak lama kemudian, ia pun bisa memainkannya dengan lancar.

Dan tentu saja, Calvin juga mengerti tentang piano, begitu ia mendengar Chloe memainkannya, wajahnya pun tampak sangat terkejut, kedua matanya menatap Chloe dengan menggebu-gebu, ia sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Chloe.

Clhoe mulai bermain piano dari jam setengah lima, kata Violet ia hanya perlu bermain sampai jam enam saja, Chloe juga tidak merasa tertekan sama sekali, hanya saja, tamu restoran malam ini sungguh sangat banyak, banyak juga orang yang datang bukan untuk makan, tapi untuk melihat Chloe memainkan piano, hal ini membuat Chloe merasa seperti sedang mengadakan sebuah konser tunggal.

Di tiga puluh menit terakhir, ada seorang tamu yang bertanya apa ia bisa me-request sebuah lagu, Chloe pun tersenyum sopan dan berkata, "Kalau aku bisa memainkannya, tentu saja boleh!"

Tak lama, orang-orang pun mulai memberikan daftar pesanan lagu mereka pada Chloe, Chloe pun memilih beberapa lagu dan memainkannya, seketika restoran itu pun berubah menjadi ruang konser musik.

Tiba-tiba, ada orang yang berjalan kemari, orang itu memberikan secarik kertas pada Chloe, kertas itu ditulis dengan sebuah tulisan tangan yang sangat indah, isinya hanya dua kata saja: "Fur Elise".

Chloe melihat isi kertas itu sejenak, baru saja ia hendak memainkan pianonya, tiba-tiba ia pun melihat ke arah kertas di tangan orang itu lagi, kali ini wajahnya terlihat sangat bingung, matanya terlihat sangat terkejut, ia segera melihat-lihat sekeliling restoran itu, lalu, ia pun bertanya pada orang yang memberinya itu dengan pelan, "Tulisan ini, kau yang menulisnya?"

"Boss ku yang menulisnya." kata orang itu sambil tersenyum ramah.

Chloe menggigit bibirnya, ia tak peduli pada tatapan mata orang-orang yang bingung di sekitarnya, setelah berpikir sejenak, ia bertanya lagi, "Apa boss mu bermarga Huo?"

"Nona, kenapa kau bertanya seperti itu?" orang itu mengangkat alisnya, ia tidak menjawab pertanyaan Chloe, ia hanya tersenyum melihatnya.

"Ti, tidak apa-apa!" Chloe merasa sedikit malu, ia berpikir, apa dirinya terlalu berlebihan, hanya tulisan tangan yang mirip saja, kenapa ia bisa mengira bahwa tulisan itu adalah tulisan Colten!

Chloe tidak bertanya apa-apa lagi, ia menggerakkan jarinya dan memainkan lagu romantis itu, namun hatinya terus merasa gelisah dan tidak tenang, ia merasa ada sepasang mata yagn sedang menatap ke arahnya di sebuah sudut restoran itu.

Dan Alice adalah nama Inggris Chloe, ia merasa ada yang aneh, ia merasa seperti lagu ini dipesan untuk dirinya sendiri.

Tidak bisa, entah yang memesan lagu itu adalah Colten atau bukan, ia tidak bisa tetap tinggal di sini lagi.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu