His Soft Side - Bab 389 Anaknya Akan Keguguran

"Albert Qin. Kamu berani!" Melihat Albert Qin mengulurkan tangannya, Aurora Wu pun mengira bahwa dia akan memukul Lola Luo. Aurora Wu seketika marah, bergegas kesana dan menghadang Lola Luo. Aurora Wu mendorong Albert Qin, yang sedikit lebih pendek darinya, ke belakang.

"Kamu berani memukul orang!" Melihat putranya didorong, Ibu Qin pun marah. Dia bergegas kesana untuk memukul Aurora Wu.

Tubuh Ibu Luo bergemetar saking marah. Dia pun tidak melakukan apa-apa.

"Heh heh, apakah kalian anggota keluarga sang pasien? Di sini adalah rumah sakit, jika ingin berantam, silahkan berantam di luar!” Seketika terdengar teriakan dokter dan suster yang meminta mereka untuk berhenti.

Pada saat ini, Chloe Jian menyadari ada suatu masalah pada raut Lola Luo. Lola Luo mengerutkan kening dan menggigit bibirnya, seolah-olah dia tampak sangat tidak enak. Chloe Jian dengan panik bertanya, “Kamu kenapa, Lola?”

"Perutku… perutku sakit sekali!" Lola Luo segera meraih tangan Chloe Jian.

Chloe Jian pun panik dan segera memanggil dokternya. “Dokter, Lola bilang bahwa perutnya sakit! Cepatlah kemari!”

Dokter itu segera berlari kemari. Tetapi begitu dia membuka selimutnya, dia langsung mengernyit dan berkata, "Kenapa bisa pendarahan lagi? Bukankah barusan sudah dihentikan? Pemantauan detak jantung janinnya juga sangat baik.”

"Janin? Anaknya tidak keguguran?" Ibu Qin pun terkejut dan bertanya, "Albert, bukankah kamu bilang..."

"Aku tidak bilang bahwa bayinya keguguran, aku hanya——” Keringat dingin menetes keluar dari dahi Albert Qin. Saking paniknya, dia tidak tahu harus berbuat apa. Tadi pagi, ibunya tiba-tiba datang ke rumahnya dan bilang bahwa dia sudah menghitung harinya Lola Luo dan yakin bahwa bayi di perut Lola Luo bukan bayinya. Albert Qin hanya mengatakan beberapa kata membela Lola Luo dan bertengkar dengan ibunya. Ibunya pun marah dan pergi. Albert Qin pun khawatir dan segera mengejarnya.

Rumahnya sangat dekat dengan rumah orangtuanya. Begitu sampai di rumah, dia langsung mendapatkan Lola Luo sedang menghubunginya. Pada saat itu, ibunya sangat marah dan tidak henti menangis. Ayahnya pun memarahinya, sehingga dia tidak sempat menjawab teleponnya.

Beberapa saat kemudian, Lola Luo lagi-lagi menghubunginya. Kali ini dia terus menelepon beberapa kali. Tidak mudah bagi Albert Qin untuk membujuk ibunya. Dia mengira bahwa Lola Luo meneleponnya untuk memintanya pulang ke rumah. Karena dia berpikir bahwa dia akan segera pulang, makanya dia tidak menjawab teleponnya. Kemudian, dia pun mematikan ponselnya karena takut ibunya tidak akan bahagia.

Siapa yang menyangka begitu selesai membujuk ibunya, dia keluar dari rumah, menyalakan ponselnya dan langsung melihat pesan yang dikirimkan Aurora Wu, yang mengatakan bahwa Lola Luo berada di rumah sakit, mengalami pendarahan besar dan bayinya kemungkinan akan keguguran. Albert Qin seketika panik dan meminta orangtuanya untuk mengantarnya ke rumah sakit. Semakin dia memikirkannya, semakin jengkel dirinya. Dia pun marah karena ibunya selalu mencari masalah dan selalu ikut campur dalam urusannya, jadi dia sengaja membuat masalah ini terlihat serius. Dia awalnya ingin menakuti orangtuanya, membuat orangtuanya khawatir.

Namun, Albert Qin juga tidak menyangka bahwa orangtuanya tidak merasa diri mereka, langsung memarahinya dan bahkan memarahi dan menyalahhkan ibunya Lola Luo. Mereka bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskannya.

Sekarang, tidak hanya Lola Luo yang akan membencinya, orangtuanya pasti juga akan mengomelinya.

"Bagaimana dokter?" Ibu Luo menjadi sangat panik begitu melihat banyak darah di seprai. Bagaimana mungkin dia bisa memiliki waktu untuk mempedulikan reaksi Keluarga Qin, kan.

Dokter itu meminta Lola Luo membuka kakinya. Setelah memeriksanya, wajah sang dokter seketika berubah menjadi serius. “Kantung ketubannya pecah, anaknya akan keguguran! Darahnya tidah berhenti mengalir. Cepat dibawa ke ruang bersalin! Biarkan dia melahirkannya dulu dan perhatikan perdarahannya."

“Hah!” Chloe Jian dan Aurora Wu segera menutupi mulut mereka. Air mata mereka seketika mengalir keluar.

“Tidak mungkin. Ini tidak mungkin. Dokter, bukankah kamu barusan memeriksa dan bilang bahwa semuanya masih baik-baik saja.” Ibu Luo juga menangis.

"Dokter, tolong selamatin anakku!" seru Albert Qin panik.

"Hah, kita juga sudah mengatakan untuk jangan sampai merangsang emosi ibu hamil ini serta membuatnya marah. Posisi plasentanya dari awal tidak tepat. Kalian barusan bahkan masih membuat onar di sini..." Sang kepala dokter, yang berusia sekitar lima puluh tahun, menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas. Setiap keluarga memiliki masalah sendiri. Mereka sudah lama di rumah sakit dan telah berjumpa dengan segala macam orang dan masalah, jadi mereka juga tidak terkejut ketika melihat hal ini.

"Dokter, apakah tidak ada jalan lainnya? Tolong pikirkan caranya!” seru Chloe Jian sambil menangis.

"Non, jika ada cara, kita pasti akan melakukannya. Tetapi kantung ketubannya sudah membengkak dan darahnya pun banyak yang keluar. Bahkan jika kita memaksa untuk memasukkan kantung ketubannya, itu pun akan menyebabkan infeksi. Jika itu terjadi, maka nyawa ibu hamil ini akan terancam!" Dokter melihat para perawat sedang sibuk. Dia pun dengan sabar menjelaskan kepada mereka.

“Chloe, tolong temanin aku! Aku takut!” Lola Luo dengan panik terus menggenggam tangan Chloe Jian. Chloe Jian menyadari bahwa tubuhnya sangat dingin dan terus menggigil. Chloe Jian segera mengikutinya dan mencoba untuk menenangkannya. Dia dengan lembut berkata, "Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu nanti bisa memiliki anak lagi. Jangan takut. Aku akan menemanimu. Kami akan menemanimu!"

Melihat Lola Luo didorong keluar dari bangsal, kedua orangtua Albert Qin berdiri terbengong di sana, sedangkan Albert Qin malah melihat ranjang yang dibasahi dengan darah itu. Matanya seketika memerah.

"Lola. Lola." Albert Qin akhirnya tersadar dan segera berlari mengejarnya

Namun, Lola Luo sampai akhir tidak menoleh ke arahnya dan hanya menggenggam tangan Chloe Jian. Sekarang, Chloe Jian juga memandang rendah Albert Qin. Pada awalnya, dia hanya mengira bahwa Albert Qin adalah anak mama saja. Tetapi tidak disangka bahwa dia masih tidak bisa hidup mandiri, apapun selalu mendengarkan perkataan ibunya. Memangnya perkataan ibunya itu dekrit!

Pria semacam ini sama sekali tidak layak mendapatkan Lola Luo!

Lola Luo memasuki ruang bersalin. Chloe Jian mereka pun menunggu di luar. Selama satu jam, mereka lagi-lagi menunggu di sana. Sebelumnya mereka masih memiliki harapan, tetapi kali ini, harapannya malah menghilang.

Chloe Jian belum pernah melahirkan anak. Dia sama sekali tidak tahu rasa sakit apa yang sedang dialami Lola Luo pada saat ini. Dia hanya mendengar tangisan yang menyakitkan, dimana setiap suaranya seakan telah menusuk hatinya.

Waktu tiba-tiba berlalu sangat lambat. Setiap menit dan setiap detik terasa seperti penyiksaan.

Ibunya Lola Luo sedang duduk bersama Aurora Wu. Dia pun terdiam sepanjang waktu, dan tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya. Albert Qin pun berjongkok di ujung dinding, memegang kepala dengan kedua tangan dan tidak bergerak selama setengah jam. Tidak ada yang tahu kemana kedua orangtua Albert Qin pergi.

Satu jam kemudian, pintu ruang bersalin terbuka. Perawat keluar dengan membawa plastik hitam di tangannya dan bertanya, "Siapa Keluarganya Lola Luo?"

Albert Qin dan Ibu Luo segera menjawab, "Aku!"

Sang perawat menyerahkan plastik hitam itu dan berkata, "Kalian lihatlah sebentar dan boleh dibawa pulang untuk mengurusinya. Jika kalian tidak mau, kalian boleh meletakkannya di ember sana dan pihak rumah sakit yang menanganinya."

Chloe Jian dan Aurora Wu juga dapat menebak apa yang ada di dalam plastik hitam itu. Mereka tidak memiliki keberanian untuk pergi melihatnya. Albert Qin juga tidak berani melihatnya. Hanya Ibu Luo seorang yang mengulurkan tangan yang bergemetar itu dan mengambil kantong plastiknya. Kemudian, dia membukanya dan melihat ke dalamnya. Lalu air matanya menetes keluar.

"Bagaimana dengan Lola?" Chloe Jian dan Aurora Wu bertanya pada perawat tersebut.

"Pendarahan agak banyak dan dokter sedang mengoperasikannya." Perawat itu menjawab dengan tenang dan masuk ke dalam begitu selesai mengatakannya.

Chloe Jian merasa sekujur tubuhnya bergemetaran. Dia duduk di kursi dengan Aurora Wu di sebelahnya. Mereka pun memeluk satu sama lain, mengabaikan Albert Qin yang menangis keras setelah melihat kematian anaknya.

Di sisi koridor sana juga terdengar suara tangisan seseorang, yaitu tangisan Ibu Qin. Dia pun membenturkan kepalanya ke dinding, sambil menginjak kakinya, melompat, menangis dan menjerit, "Cucuku yang malang! Kamu bahkan sudah pergi sebelum dapat melihat dunia ini… Ah…Ah…Huu…Huuu….”

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu