His Soft Side - Bab 284 Apakah Kau Cemburu?

“Aku tak akan menyeleweng!” Colten Huo menatap Chloe Jian dan berkata dengan nada bersumpah, “Selamanya tidak akan!”

Tapi meskipun Colten Huo telah berkata seperti itu, Chloe Jian tetap merasa tidak tenang.

“Kuharap begitu.” Kata Chloe Jian dengan lirih sambil menundukkan kepala.

“Percayalah padaku kali ini saja, oke?” Colten Huo tak suka merasa diragukan, ia mengangkat dagu Chloe Jian dan berkata dengan tidak senang, “Kenapa kau sangat tidak percaya diri? Tidakkah kau menganggap pesonamu sudah cukup untuk mengikatku, membuatmu selalu ada di hatiku? Aku lebih suka kepribadianmu yang dulu yang ceria dan penuh rasa percaya diri.”

Chloe Jian mengerjapkan mata, dalam hatinya muncul suatu rasa gembira, tapi kemudian ia mengerutkan kening dan menggigit bibirnya.

“Kenapa lagi?” tanya Colten Huo.

“Kurasa, kau berbeda dengan kau yang dulu, matamu juga berbeda, karena itulah aku tak mengenalimu.” Kata Chloe Jian dengan ragu, memang penampilan dan sikap seseorang bisa berubah, tapi mata tidak akan pernah berubah, dan Colten Huo yang berada di hadapannya ini sama sekali tak memiliki kesamaan dengan gelandangan yang ditemuinya saat itu.

Sikap Colten Huo sangat dingin, sampai-sampai membuat orang lain tak berani mendekatinya, tapi sepasang mata pria itu tampak sangat lembut dan bijaksana.

“Waktu bisa mengubah segalanya!” Colten Huo tersenyum.

Chloe Jian menatap matanya dan ikut tersenyum, karena mata pria di hadapannya ini jelas sama dengan sepasang mata dalam ingatannya itu.

Chloe Jian juga tahu, pasti banyak hal telah terjadi pada Colten Huo setelah itu, tapi jika ia tak ingin menceritakannya sekarang, ia juga takkan menanyakannya. Ia menganggap, jika ia ingin menceritakannya, ia pasti akan menceritakannya.

“Baiklah, apakah masih ada pertanyaan? Jika tidak, temani aku makan.” Colten Huo mencubit hidung Chloe Jian.

“Ini baru jam 9 lebih, tidakkah terlalu awal untuk makan siang?” Chloe Jian menatap jamnya.

“Sarapan!” Colten Huo mendengus menatap Chloe Jian.

“Apakah sejak tadi kau menungguku disini?” Chloe Jian mengerutkan bibirnya.

“Menurutmu?” Colten Huo memicingkan mata.

“...” Chloe Jian mengatupkan bibirnya, ia menatap baju Colten Huo, iya, pakaiannya masih sama dengan yang dikenakannya saat hendak lari pagi tadi, baguslah, akhirnya ia tidak selalu mengenakan kemeja dan jas, saat mengenakan kaus dan celana training seperti ini, CEO Huo tampak sangat berbeda.

Biasanya ia tampak sangat dingin, membuat orang tak berani mendekatinya, tapi hari ini ia tampak sangat bersinar, dan Chloe Jian tak dapat mengalihkan pandangannya darinya.

Colten Huo menggandeng tangan Chloe Jian dan perlahan berjalan menyusuri jalan setapak di taman, angin sejuk berhembus, dan cuaca di bulan Mei sangat cerah, bunga-bunga bermekaran, pemandangannya sangat indah, tapi tetap tak bisa menandingi pasangan yang sangat rupawan ini.

Sepanjang perjalanan, tubuh mereka seperti mengeluarkan aura bersinar, menarik perhatian banyak orang, tapi lagi-lagi Colten Huo memasang ekspresi dingin, sehingga tak ada yang berani menghampiri dan menyapa mereka.

Saat mereka berdua telah duduk di sebuah kedai, Colten Huo tiba-tiba berkata, “Ke depannya jangan hiraukan mereka yang menghampirimu untuk menanyakan arah.”

“Hah?” sejenak Chloe Jian tak bisa membalas, kenapa tiba-tiba ia menyinggung tentang menanyakan arah?

“Tidak sadarkah kau bahwa sejak tadi yang menanyakan arah padamu adalah pria?” Colten Huo memicingkan mata dan menatap Chloe Jian dari atas ke bawah, hari ini ia mengenakan sebuah kaus putih dan rok hitam selutut, bagian bawah kausnya dimasukkannya ke dalam roknya, dan rambutnya dibiarkan tergerai. Ia tampak sangat segar bagaikan ranting-ranting di musim semi yang mulai ditumbuhi bunga, membuat orang ingin menghampirinya untuk mencium wanginya.

“...” Chloe Jian tak bisa berkata-kata, lalu ia memicingkan mata menatap Colten Huo, “Rupanya kau cemburu?”

Kata Chloe Jian menggodanya, tapi setelah mengatakannya, ia tiba-tiba merasa tidak enak, meskipun sudah ada perkembangan dalam hubungannya dengan Colten Huo, tapi sepertinya mereka tidak cukup dekat untuk ia berkata seperti itu, rasanya sangat canggung jika ia berkata seperti ini.

Mendengarnya, Colten Huo mengangkat alisnya lalu mengangguk dengan ekspresi serius, “Iya, aku cemburu! Maka ke depannya jangan lagi berbicara dengan pria lain, cukup denganku saja!”

Wajah Chloe Jian tersipu memerah dan ia berbisik, “Sudah berapa usiamu, masih saja mengatakan hal yang kekanak-kanakan ini.”

“Kekanak-kanakan dari mana?” Colten Huo menggenggam tangan Chloe Jian, “Aku serius.”

“Aku, aku pergi membeli sesuatu dulu, makanlah dulu, aku akan segera kembali.” Chloe Jian masih terlalu sensitif akan hal ini, setiap kali Colten Huo menggodanya, telinganya langsung memerah, ia merasa jika ia terus berada di sini, ia akan semakin memerah, maka sebaiknya ia pergi dulu untuk menenangkan diri.

Setelah berkata, tanpa menunggu Colten Huo menjawab, ia segera berbalik dan pergi, Colten Huo menatap sosoknya dari belakang sambil tersenyum.

Dengan cepat Chloe Jian telah kembali, ia melihat Colten Huo sedang memakan bakpaonya, di meja terdapat dua cangkir susu kedelai, ia ragu sejenak, saat melihat Colten Huo tak memperhatikannya, ia segera memasukkan obat itu ke mulutnya dan menelannya dengan susu kedelai.

“Barusan kau pergi membeli obat?” meskipun Colten Huo sedang menunduk, tapi ia tetap mengetahui apa yang dilakukan Chloe Jian dan segera bertanya.

“Oh, iya.” Chloe Jian tertegun, ia mengira ia tak melihatnya.

“Obat apa?” tanya Colten Huo lagi.

“Hmm, obat flu...” gumam Chloe Jian, ia tak ingin mengatakan yang sebenarnya, ia merasa malu.

“Sini kulihat!” Colten Huo mengulurkan tangannya.

“Tak perlu, hanya obat flu biasa.” Chloe Jian terbelalak.

“Kalau obat flu biasa, kenapa aku tak boleh melihatnya?” nada bicara Colten Huo menjadi dingin.

Chloe Jian tak ingin bertengkar dengan Colten Huo hanya karena masalah kecil ini, tapi ia tak tahu apakah ia akan marah saat melihatnya nanti, maka ia sejenak merasa ragu, tapi melihat tatapan tegas Colten Huo, ia akhirnya meraih kotak obat di dalam tasnya dan menyerahkannya pada Colten Huo.

Tadi ia keluar untuk membeli pil KB, ia tidak ingin hamil setelah kejadian kemarin malam.

“...” Begitu melihat obat itu, mata Colten Huo terbelalak dan ia mendongak menatap Chloe Jian.

Chloe Jian terkejut melihat ekspresinya, sebelum ia sempat menjelaskan, Colten Huo berkata, “Ke depannya jangan minum ini lagi, tidak baik untuk kesehatanmu.”

“Lalu bagaimana kalau aku hamil?” Chloe Jian merasa heran, jangan minum pil KB, apakah ia menginginkan seorang anak?

“Gunakan cara lain!” Colten Huo tersenyum, bagus, gadis ini akhirnya bersedia berhubungan seksual dengannya, tidak menolaknya mentah-mentah.

Chloe Jian merasa heran melihat Colten Huo tersenyum, “Kau tidak marah?”

“Kenapa aku harus marah?” tanya Colten Huo dengan heran.

“Tidakkah semua pria berharap sekali berhubungan, langsung hamil dan mempunyai anak, dengan begitu bisa membuktikan kehebatannya?” tanya Chloe Jian sambil memiringkan kepala.

“Apakah kau ingin hamil?” tanya Colten Huo.

“Untuk saat ini, tidak.” Jawab Chloe Jian dengan hati-hati.

“Aku tak suka anak kecil!” Colten Huo menyisip susu kedelainya lalu memberi isyarat pada Chloe Jian, “Minumlah susu kedelainya.”

Chloe Jian membungkus selembar roti dan sekotak susu, ia akan memakannya di jalan, sekarang ia tidak lapar, ia hanya minum susu kedelai. Tapi dalam hati ia merasa bingung, karena ia tak mengerti apa maksud Colten Huo.

Ia bilang ia tak suka anak kecil? Apakah ini berarti ia tak ingin mempunyai anak?

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu