His Soft Side - Bab 437 Aku Sedang Menunggu Kejutanmu

Chloe Jian menggigit sumpitnya saat melihat Colten Huo berjalan pergi, dalam hati ia berpikir, kenapa ia lagi-lagi marah padanya? Sepertinya ia tak membuat masalah apapun dengannya.

Chloe Jian menghabiskan dua mangkok nasi, dalam hati merasa agak jengkel, di satu sisi karena temperamen Colten Huo, di sisi lain karena ia merasa ia memang terlalu mengatur segalanya, kenapa ia harus mencemaskan segala hal?

Sepertinya karena akhir-akhir ini ia terlalu menganggur.

Tapi sebentar lagi ia sudah akan bisa pergi bekerja, setiap kali memikirkan ia akan kembali bekerja dan melakukan sesuatu yang disukainya, suasana hati Chloe Jian menjadi lebih baik.

Ia merasa ia terlahir untuk bekerja keras, ia merasa tak cocok dengan kehidupan sebagai istri orang kaya.

Setelah makan malam, pelayan datang untuk mencuci piring, melihat masih belum terlalu larut, Chloe Jian berjalan ke taman dan menelepon.

Sekembalinya dari taman, Chloe Jian hendak mandi, siapa sangka begitu ia masuk ke rumah, ia melihat Colten Huo sedang duduk di sofa dengan ekspresi dingin, tangannya memegang sebuah buku, tampak sedang membaca dengan serius.

Melihatnya tak mendongak menatapnya, Chloe Jian memutuskan untuk tak mengganggunya dan berjalan memutari sofa dan segera naik ke atas.

Tapi baru saja Chloe Jian melangkah, ia mendengar suara dingin Colten Huo di belakangnya, ia terdengar jengkel, “Apakah kau tak melihatku?”

Chloe Jian yang baru saja melangkah naik menoleh dan berkata, “Aku melihatmu.”

“Lalu kenapa kau tak mempedulikanku?” tanya Colten Huo tanpa mendongak dan meletakkan bukunya.

Chloe Jian tak bisa berkata-kata, “Bukankah kau juga tak mempedulikanku?”

Kali ini akhirnya Colten Huo meletakkan bukunya dan memicingkan mata menatap Chloe Jian, “Aku sedang menunggu kejutanmu.”

Chloe Jian tertawa dalam hati, tapi ia tetap menunjukkan ekspresi tenang di wajahnya, ia menunjuk ke meja makan, “Bukankah aku telah memasakkan makanan untukmu?”

Colten Huo tampak jengkel, “Aku tak menginginkan kejutan itu!”

“Lalu apa yang kau inginkan?” tanya Chloe Jian sambil tersenyum.

Colten Huo berkata dengan serius, “Kemarin malam belum bersenang-senang!”

Mendengarnya, wajah Chloe Jian memerah, ia segera menatap ke sekeliling, saat memastikan tak ada orang lain di ruangan itu, barulah ia mencibir, “Kenapa kau begitu tak tahu malu!”

Colten Huo mengangkat alisnya dengan ekspresi seolah tak bersalah, “Tidak tahu malu dari mana? Kenapa bermain dianggap tak tahu malu? Permainan kemarin malam belum selesai!”

Ekspresi Chloe Jian tampak suram, ia menatap Colten Huo dengan garang, lalu berbalik dan pergi, lagi-lagi ia menggodanya, ia pasti sengaja mengatakan perkataan yang membuat orang salah paham ini!

Terdengar suara langkah kaki di belakangnya, dan tanpa menoleh, Chloe Jian sudah tahu pasti Colten Huo mengikutinya. Ia segera mempercepat langkahnya, masuk ke dalam kamar, meraih baju ganti, dan mandi.

Baru saja ia menyalakan air, ia mendengar ponselnya berdering, maka ia memanggil Colten Huo, “Tolong angkatkan teleponnya!”

Saat ia keluar dari kamar mandi, ia melihat Colten Huo sedang duduk di pinggir ranjang sambil memainkan ponselnya, ekspresinya tampak dingin.

Jantung Chloe Jian berdegup kencang, yang pertama terlintas di pikirannya adalah, apakah ia melihat sebuah rahasia yang tak seharusnya diketahuinya di dalam ponselnya? Tapi setelah memikirkannya, ia telah menghapus semua pesan dan obrolan yang mungkin akan menyebabkan kesalahpahaman, berjaga-jaga jika Colten Huo akan memeriksanya secara mendadak.

“Kenapa? Apa yang membuatmu jengkel?” tanya Chloe Jian sambil mengusap ujung rambutnya yang basah sambil berusaha menyelidiki dengan hati-hati.

Colten Huo mendongak menatap Chloe Jian, mengibaskan ponselnya dan berkata “Jadi sejak awal kau telah mendapatkan pekerjaan? Kau bertanya padaku hanyalah untuk basa-basi?”

Chloe Jian menghela nafas lega, dikiranya masalah apa, “Dari mana, malam ini saat pulang baru aku menelepon untuk menanyakannya.”

“Benarkah?” Colten Huo memicingkan mata. Tadi saat ia mengangkat teleponnya, lawan bicaranya telah menyuruh Chloe Jian untuk pergi ke sekolah mulai besok untuk mengajar. Maka ia menganggap sejak dulu Chloe Jian telah memutuskannya, dan beberapa hari ini ia hanya menanyainya secara basa-basi.

“Benar,” Chloe Jian berjalan menghampiri Colten Huo dan mengambil inisiatif untuk duduk di pangkuannya. Ia merangkul lehernya dengan kedua tangannya dan tersenyum, “Monica adalah teman Nyonya Bernard, saat kuliah aku kerja part-time di tempatnya. Ia mengenalkanku padanya untuk menjadi guru piano untuk Coco, dan salah satu teman SMA ku juga menjadi guru di sekolah mereka, mengajar biola. Setelah makan malam aku baru menelepon mereka, tak kusangka mereka begitu cepat memutuskan untuk menerimaku.”

Chloe Jian hampir tak tahu bagaimana menjelaskan sikap Colten Huo, ia sungguh pria yang tak berperasaan, kenapa ia begitu mempermasalahkan hal-hal kecil ini.

Setelah mendengar penjelasan Chloe Jian, Colten Huo mengangguk, ia tahu ia sangat ingin mengontrol dalam hal ini, ia tak suka jika Chloe Jian menyembunyikan sesuatu darinya, apapun itu.

“Apa yang dikatakannya di telepon tadi? Kapan aku mulai bekerja?” tanya Chloe Jian.

“Besok,” jawab Colten Huo dengan dingin, “Sepertinya kau sangat ingin menjauh dariku dan tak suka selalu bersamaku setiap hari!”

“Siapa bilang, aku sangat ingin bertemu denganmu setiap hari!” mendengar ada yang tak beres dari nada bicaranya, Chloe Jian segera menenangkannya, “Jangan marah, bukankah kemarin aku telah menjelaskan? Aku ingin bekerja supaya aku bisa jadi lebih pantas untukmu.”

Setelah mengatakannya, ia mencium Colten Huo, dan ia melihat matanya kembali berbinar.

Colten Huo menatap Chloe Jian lekat-lekat dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, ia tak mengatakan apapun lagi, dan segera bertindak, ia segera menjadi agresif dan mencium Chloe Jian...

Dan mereka lagi-lagi bermain semalaman, paginya Chloe Jian hampir saja bangun kesiangan.

Tapi hari ini Chloe Jian hanya perlu pergi ke sekolah musik untuk menyerahkan laporan, maka tak masalah jika ia sedikit terlambat, maka setelah bangun tidur, ia masih sempat mengomeli Colten Huo.

Ia tak bisa tak mengomelinya, pria ini sungguh terlalu bernafsu, kemarin malam ia membuatnya hampir-hampir tak bisa turun dari ranjang.

Jarak Sekolah Musik Tianle agak jauh dari Ming’s Corp. Colten Huo mengantar Chloe Jian kesana dulu, baru pergi ke Ming’s Corp. Ini bukanlah pertama kalinya Chloe Jian ke tempat ini, dulu saat kuliah ia pernah bekerja part-time di sini, bertahun-tahun telah berlalu, tapi sekolah itu tidak banyak berubah. Ia segera pergi ke ruang kepala sekolah untuk menemui Monica.

Monica berusia 40an tahun, walaupun dipanggil dengan nama Inggris, sebenarnya ia orang Chinese asli. Tapi ia tumbuh besar di luar negeri dan gayanya sangat kebarat-baratan.

Sudah bertahun-tahun Chloe Jian tak bertemu Monica, tapi ia merasa ia sama sekali tak berubah. Monica masih tetap berdandan dan berpakaian elegan, wajahnya tampak tegas, tapi ia tahu wanita ini sangat baik hati dan memiliki kemampuan yang hebat. Sekolah Musik Tianle telah berkembang pesat di bawah pimpinannya, hampir menyerupai sebuah universitas.

Monica menyambut Chloe Jian setelah begitu lama tak berjumpa, ia juga sangat senang karena kini Chloe Jian telah menikah.

Pagi itu, Monica membukakan sebuah kelas untuk Chloe Jian, untuk menyambut anak-anak yang mulai masuk sekolah, sekaligus agar ia familiar dengan lingkungan sekolah. Chloe Jian memang menyukai anak kecil, dalam kelas itu ada 20 an anak berusia 7-8 tahun, ia dengan cepat segera beradaptasi dengan pekerjaan barunya.

Hari berlalu dengan cepat, pukul 11 siang, Chloe Jian menerima telepon dari Colten Huo.

“Nanti kita makan siang bersama,” kata Colten Huo tanpa berbasa-basi.

“Tidak bisa, aku sudah janji untuk makan siang bersama rekan kerjaku,” Chloe Jian sedang di dalam kantor, baru saja selesai membereskan mejanya, dan melambai pada beberapa rekan kerjanya yang berdiri menunggunya di depan pintu.

Telepon itu segera menjadi hening.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu