His Soft Side - Bab 10 Kekuatan Dari Hormon

Chloe menarik baju Robin secara diam-diam, dia berbisik, "Mengapa Direktur Huo datang juga?"

"Ada apa? Tidak menyambut kedatangan Direktur Huo?" Robin menaikkan alisnya, dia balik bertanya.

"Bukan!" Chloe mengerakkan hidungnya, dia ingin sekali bilang bahwa dia sama sekali tidak menyambut kedatangan Direktur Huo, melihat Colten akan membuat Chloe teringat akan kelakuan buruk Colten, namun dia tidak berani mengatakannya, bagaimanapun juga, dia adalah orang yang tidak mampu disinggung olehnya.

Aurora sekali turun dari mobil, dia terus saja mengipas menggunakan tangannya, sambil berbisik disamping Chloe, "Astaga, Kekuatan hormon dari Direktur Huo ini sungguh kuat, sudah hampir menyaingi senjata biologi, jika masih tidak turun lagi, aku pasti akan mati karena gagal jantung."

Chloe sebenarnya juga merasa seperti begitu, meskipun didalam hatinya, Colten adalah orang brengsek yang meninggalkan orang lain setelah menghamilinya, mulutnya jahat, dan tidak berekspresi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dia memang sangatlah mempunyai daya tarik, hanya dengan berdiri disana saja sudah menggoda banyak orang.

Robin dekat dengan mereka, jadi perkataan Aurora juga terdengar olehnya, dia menyipitkan matanya dan tersenyum, lalu dia menundukkan kepalanya dan berbisik kepada Chloe, "Kapan-kapan kalau Tuan Muda Huo pergi ke gym, aku beritahu kalian untuk menonton, itu baru namanya senjata biologi!"

Seketika, Colten yang berada didepan tiba-tiba berhenti, dia sedikit memutarkan kepalanya dan menunjukkan wajahnya yang serius.

Colten langsung berdiam, Colten juga hanya berhenti sebentar saja, ketika dia lanjut jalan, Chloe mulai melirik kearah sosok belakang Colten, dia harus mengakui bahwa postur tubuh Colten memang bagus, dia sangatlah tinggi, bahunya juga lebar dan kakinya panjang, sebuah kemeja yang biasa saja tidak bias menahan postur tubuhnya yang bagus itu.

Hanya dengan sekali tatapan saja, Chloe langsung menundukkan kepalanya, setelah berjalan beberapa langkah, dia tiba-tiba teringat dengan masalah baju, dia lalu menoleh kearah Robin, "Oh iya, kemarin aku lupa mengembalikan bajumu, aku sudah mengantarkannya untuk dilaundry, nanti setelah aku ambil, aku kembalikan kepadamu, terima kasih!"

Robin menyipitkan matanya dan tersenyum, "Tidak perlu berterima kasih kepadaku, baju itu milik Tuan Muda Huo, jika kamu mau berterima kasih, berterima kasihlah kepadanya."

Chloe sedikit tercengang, dan juga sedikit curiga, dia belum lupa dengan tadi malam Colten hanya menyentuhnya saja langsung membersihkan tangannya menggunakan tisu, ini jelas bahwa dia punya mysophobia, orang seperti ini mana mungkin bisa meminjamkan bajunya kepada seorang wanita asing?

Tapi, sekalipun Chloe ingin berterima kasih kepada Colten, tapi tampang tidak pedulinya itu juga membuat Chloe mundur.

Restoran in bernama Xu's Restaurant, tidak besar, namun tatakannya indah, ketika Chloe masuk, dia menyadari bahwa banyak ruangannya ada orang, bosnya jelas mengenali Colten dan Robin, melihat mereka datang, dia langsung menyapa mereka.

Robin bertanya dengan kesukaan Chloe dan Aurora, lalu dia memesan lauk.

Colten tetap saja tidak berkata, dia hanya mengambil hp dan tidak tahu sedang melihat apa, Chloe juga tidak berkata, sampai sekarang dia masih canggung, sekali terpikiran tadi adegan berada dimobil, wajahnya langsung panas lagi, dia bahkan tidak berani melirik Colten lagi, malahan Robin mulai mengobrol bersama Aurora.

Ruangan tempat Chloe berada tidaklah besar, mejanya itu adalah meja persegi tipe lama, mereka masing-masing duduk satu sisi, Chloe kebetulan duduk disamping Colten, dia juga hanya bisa mengeluarkan hp untuk menghabiskan waktu.

Semenjak tadi malam naik mobil Colten, Chloe langsung merasa ada kejanggalan, namun dia tidak bisa mengekspresikannya.

Ketika Chloe melongo menatapi layar hp, terdengar suara ketuk meja dari sampingnya, dia menoleh, terlihat Colten tengah mengambil sebungkus rokok dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu keberatan?"

Chloe menganggukkan kepalanya dengan sendirinya, dia menatapi Colten menyalakan rokoknya dengan begitu gagah, sebelum merokok akan menanyakan orang lain dulu, ini sungguh adalah perilaku gentlemen, Chloe saat ini jelas tidak bisa menyamakan Colten yang sekarang dengan lelaki yang tadi malam berada dirumah sakit menggodanya lalu memberitahunya bahwa dirinya adalah orang brengsek bernama Colten dan sampai hari ini di Ming's Corp mempermainkan dia dan mengambil kacamatanya.

Colten melihat Chloe terus menatapinya, dia lalu merokok sambil memandanginya, diantara asap rokok, wajah Chloe sedikit tertutup, matanya yang besar dan jernih itu seolah tertutup oleh sebuah kain tipis.

Robin diam-diam mengangkat teleponnya dan memotret adegan ini, lalu dia membuka wechat dan melihat dulu pesan yang beratus-ratus jumlahnya dulu, meskipun sekitar 300 pesan terakhir semuanya sedang memakinya, namun Robin tidak peduli, dia sangatlah puas dirinya membuat kehebohan, dia juga tidak menjawab pesan apapun, dia langsung mengirim foto yang tadi dia potret dimobil dan mengaturnya menjadi mode pesawat lagi.

Hingga setelah Chloe menyadari dirinya menatapi Colten hingga melongo, rokok Colten sudah tinggal setengah, dan dia juga terus saja memandangi Chloe, Chloe malu hingga ingin mencari sebuah lubang untuk bersembunyi.

Dia bankan tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya sendiri, jelas bahwa dirinya tidak menyukai Colten namun mengapa sekali bertemu denganya seolah kehilangan jiwanya saja.

Jika selalu begitu pasti akan membuat orang merasa dia adalah orang yang tidak sembrono.

Untung saja lauknya sudah disajikan, meskipun masakan restoran ini sungguh enak, namun Chloe tidak punya suasana hati untuk menikmatinya, rasanya hambar baginya, lalu dia mencari alasan untuk membayar dan pergi bagaikan kabur.

Seperginya Chloe, Aurora juga tidak bisa duduk tenang lagi, dia bergegas mengikuti Chloe, didalam ruangan hanya tersisa Colten dan Robin saja.

"Kakak keempat, Chloe si gadis ini lumayan kan!" Robin tersenyum licik.

Colten tidak melanjutkan perkataan Robin, seketika hapenya berbunyi dan dia menundukkan kepalanya, setelah melihatnya, Colten mengerutkan keningnya.

Teleponnya diangkat, langsung terdengar sebuah suara lelaki yang halus bagaikan wanita dari sisi telepon, "Saudara keempat, apakah Robin sibajingan itu bersama denganmu?"

"Mencarimu!" Colten melirik Robin dan langsung melemparkan hp kepadanya.

Robin belum mengambil hpnya saja sudah mendengar makian dari ujung sana yang bagaikan gunung meletus, hingga setelah disisi sana sudah sedikit reda memakinya, barulah Robin meletakkan hp disamping telinganya disana langsung terdengar sebuah suara yang sangatlah senang namun sengaja merendahkan suaranya, "Apakah saudara keempat benar-benar jatuh cinta? Cepat beritahu aku, siapakah gadis itu?"

"Sebelum sebelah sana selesai berkata, Robin langsung mematikan teleponnya, "Sudah selesai makan, ayo pergi!"

Colten menyipitkan matanya, dan melirik Robin dengan maksud tertentu.

Ketika Colten dan Robin keluar, Chloe tengah bertelepon disamping pintu, Aurora juga berada disampingnya.

"Chloe? Apakah kamu mendengar apa yang ibu katakan tadi?" Sisi dari sana sepertinya adalah ibu Jian, dan suasana hatinya sepertinya senang, Colten tidaklah dekat dengannya saja sudah bisa mendengar suaranya, "Kali ini adalah lulusan dari kuliahan Amerika, yang dipelajarinya adalah hukum, tampangnya juga bagus, latar belakang keluarganya juga baik......"

"Ibu, aku tidak ingin menikah, bolehkah tidak menyuruhku pergi kencan buta lagi?" Chloe memotong perkataan ibunya, dia terlihat sangatlaht idak berdaya.

"Tidak kencan buta, kalau begitu kamu bawakan seorang pacar untuk ibu dulu!" Nada suara Ibu Jian langsung naik tinggi, seolah sedang menjerit, "Jangan kira ibu tidak tahu bahwa setiap kali kencan buta kamu selalu berdandan seperti seorang setan saja! Tuan Li tadi malam dia usaha sendiri dan syaratnya begitu bagus, mengapa kamu tidak suka dengannya?"

"Ibu!" Chloe marah dan panik juga, dia menoleh, kebetulan Colten berdiri dibelakangnya, sepasang matanya tengah menatapinya, itu membuat Chloe terkejut, dia bergegas menutup hpnya, dan berkata, "Ibu, aku masih ada sedikit masalah, nanti aku telepon kamu lagi!"

Seusai berkata, dia tidak menunggu jawaban dari Ibu Jian dan langsung mematikan telepon.

Chloe tidak tahu apakah Colten mendengarnya apa tidak, atau mungkin seberapa banyak yang telah dia dengar, dia merasa canggung, lalu dia ingin mengatakan sesuatu, hanya saja ketika dia baru saja membuka mulutnya, dia melihat Colten melewatinya, sama sekali tidak ingin mendengarkannya menjelaskan.

Chloe yang membuka mulutnya menjadi terpaku disana, namun dia lalu tersenyum menyindir sendiri, sepertinya dia sendiri berpikir terlalu banyak.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu