Innocent Kid - Bab 701 Pemberontak

Hari ini Alex Gu datang sambil membawa dokumen yang telah tertata rapi, ia mengetuk pintu Theo Jin.

“Masuk.”

“CEO, ini kabarnya.”

Kata Alex Gu sambil menyerahkan tablet yang ada di tangannya.

“Dari sini, Levita Zi tak terlihat lagi, sepertinya ada orang yang melindunginya, dan juga masalah Levita Zi ini sangat rahasia, tapi tiba-tiba beritanya bocor keluar, kurasa ada seseorang yang mencurigakan di perusahaan ini.”

Setelah berkata, Alex Gu bergeser ke samping, menunggu perintah dari Theo Jin.

Menatap titik merah yang berkedip di layar tablet itu, ekspresi Theo Jin tampak suram.

Sebenarnya ia telah mendengar tentang masalah internal dalam perusahaan beberapa hari terakhir ini, tapi ia belum punya waktu untuk mengurusnya.

Sekarang setelah Scarlett Jiang telah melewati masa kritis, ini adalah saatnya mengurus persoalan pelik ini.

Setelah menutup tablet itu, Theo Jin mengatupkan kedua tangannya.

Ia menatap Alex Gu dengan tatapan tajam, “Jika kali ini ia berhasil, nanti ia pasti akan mengulanginya lagi, kita amati dulu saja, dan perhatikan pergerakan orang-orang dari seluruh departemen.”

“Baiklah, Tuan, lalu bagaimana dengan Levita Zi?”

Akhirnya, Alex Gu tak bisa menahan diri untuk menanyakan tentang Levita Zi.

“Lanjut membuntutinya, jangan sampai melewatkan satu jejak atau petunjuk pun, aku ingin tahu kemana ia bisa pergi.”

Setelah mengatakannya, Theo Jin meraih mantelnya dan pergi ke rumah sakit.

Ia berhenti di depan pintu kamar pasien Scarlett Jiang.

Dari jendela, ia bisa melihat wajah pucatnya.

Ia juga jauh lebih kurus, melihatnya, Theo Jin merasa sangat pedih.

Ia mengerutkan kening, ini semua terjadi karena ia tidak melindunginya dengan baik.

Theo Jin dalam hati merasa sangat bersalah.

Saat ini, dokter jaga yang hendak memeriksa Scarlett Jiang lewat, dan melihat Theo Jin yang berdiri di depan pintu sambil terus menatap ke dalam kamar.

Ia berkata dengan lembut, “Apakah anda anggota keluarga Scarlett Jiang?”

Entah karena tak mendengarnya atau tak ingin menjawab, Theo Jin hanya terdiam dan tak membalas.

Melihatnya tak menjawab, dokter jaga itu mengulangi pertanyaannya, dengan suara yang lebih tinggi.

“Maaf, Tuan, apakah anda anggota keluarga Scarlett Jiang?”

Mendengarnya, Theo Jin membalikkan badan, dan dokter jaga melihat wajahnya yang begitu tampan itu mengangguk dengan sopan.

Melihat dokter jaga itu tampak tak mengenalinya, Theo Jin dengan ragu bertanya, “Anda bukan dokter yang waktu itu?”

“Benar.” Jawab dokter jaga itu sambil memeriksa dokumen di tangannya.

Setelah membacanya, ia mendongak, dan menatap mata Theo Jin.

“Kondisi pasien sementara ini stabil, tapi ia terus menerus mengucapkan kata “Theo Jin” dalam tidurnya, apakah kau mengenal orang ini?”

Mendengarnya, Theo Jin tersenyum berseri-seri, tapi dengan cepat ekspresinya kembali seperti semula.

Ia menoleh menatap Scarlett Jiang yang terbaring di ranjang pasien, lalu mengangguk pada dokter itu.

“Kalau begitu panggillah ia untuk datang ke sini lain kali, agar proses pemulihan pasien ini lebih cepat.”

Setelah itu, dari dalam kantor terdengar seseorang memanggil nama dokter jaga itu, ia segera berkata, “Maaf, aku pergi dulu.”

“Baik.” Kata Theo Jin sambil mengangguk sopan, lalu ia mengenakan jubah rumah sakit dan memasuki kamar pasien.

Wajah Scarlett Jiang yang terbaring di ranjang seolah berbaur dengan ruangan di sekitarnya, sangat pucat.

Theo Jin duduk di sebelah ranjangnya, tangannya menyentuh pipinya yang pucat.

Ia sendiri tak tahu apa yang ia katakan, ia menceritakan hampir seluruh kejadian dan masalah yang terjadi akhir-akhir ini.

Waktu berjalan dengan lambat, dan cahaya matahari terbenam menembus jendela kaca yang tebal itu, memantulkan bayangan tubuh tinggi dan tegap pria itu.

Sudah pukul 8 saat Theo Jin kembali ke perusahaan, ia duduk di mejanya dan menghadapi komputer, untuk mengurus pekerjaan hari ini.

“Tuan, ini adalah pergerakan para pekerja hari ini, tak ada sesuatu yang mencurigakan.”

Kata Alex Gu sambil menyerahkan tabletnya.

Theo Jin menatapnya sekilas, dan bergumam, “Hm.” Menyuruh Alex Gu pergi.

Tentu saja musuh takkan begitu cepat mengungkapkan identitasnya, ia pasti baru akan muncul saat masalah ini akan berakhir.

Sambil memikirkannya, mata Theo Jin menatap keluar jendela, wajahnya tanpa ekspresi, seolah sedang menikmati indahnya pemandangan di luar jendela.

Beberapa hari setelahnya, Theo Jin setiap hari pergi ke kantor, dan perusahaan juga berjalan seperti biasa. Beberapa pekerja yang melakukan kinerja yang baik juga menerima bonus yang besar.

Biasanya di dalam perusahaan besar, pasti akan ada beberapa pekerja yang berkumpul untuk bergosip, untuk melepaskan kepenatan setelah seharian bekerja.

“Kurasa CEO sangat baik pada kita, ia seharusnya tak seperti yang Levita Zi katakan saat itu, penuh kekerasan, kejam, dan brutal.”

“Orang itu pasti hanya mencari sensasi, perusahaan sebesar ini bisa bertahan sampai sekarang, jika pemimpinnya tidak cerdas dan memiliki kemampuan, mungkinkah orang-orang masih akan berbondong-bondong ingin masuk bekerja disini? Dan lagi, sistem baru yang baru saja diberlakukan oleh CEO juga sangat bagus dan menguntungkan para pekerja. Tidak seperti perusahaan lain yang mengeksploitasi pekerjanya.”

“Menurutku itu pasti ulah perusahaan lain yang iri terhadap perusahaan kita, maka mereka menyebarkan rumor untuk mengacaukan kita.”

Saat ini, seorang pria paruh baya yang memegang secangkir kopi panas, bersandar di tembok, sedang mendengarkan pembicaraan orang-orang ini.

Ekspresinya sangat serius, dan ia mengerutkan kening.

Tapi, ia tak menyadari, ada sebuah kamera kecil tepat di depannya.

Setelah meminum kopinya, pria paruh baya itu kembali bekerja, tapi ekspresinya tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.

Ia terus melamun sampai para rekan kerja di sekitarnya memperingatkannya, barulah ia tersenyum lalu kembali bekerja.

Theo Jin menatap layar komputer di hadapannya lekat-lekat, di dalam layar itu terlihat seorang pria paruh baya yang mengerutkan kening setelah mendengar pembicaraan orang-orang itu.

Ia menatapnya dengan lebih seksama, jarinya mengetuk-ngetuk mejanya.

Sepertinya akan terjadi sebuah pertunjukan.

Pukul 3 dini hari.

Malam yang gelap, dan angin bertiup kencang, waktu yang cocok untuk berbuat kejahatan.

Gudang belakang JS Corp sangat sunyi, dan seluruh petugas keamanan sedang tertidur.

Hanya cahaya bulan yang menerangi langit malam yang pekat ini, dan suara serangga terdengar dari rerumputan di sekitar.

Sesosok bayangan turun dari pagar yang tinggi dengan tangkas.

Sambil mengendap-endap, ia menatap ke sekeliling, lalu ia menapaki jalan menuju ke gudang, dan mengeluarkan kunci dari sakunya, dan berjalan masuk.

Di dalamnya adalah barang-barang yang akan dikirim ke mall-mall besar besok, dan tugasnya adalah menghancurkan semuanya, lalu mengemasnya ulang dengan baik.

Dengan begitu, besok JS Corp akan masuk ke berita utama, dan sahamnya akan jatuh, dan mereka harus gulung tikar.

Saat ia akan mulai melakukannya, tiba-tiba pintu gudang terbuka, dan cahaya menyinari seluruh penjuru gudang.

Di belakang Theo Jin ada sekelompok orang berbaju hitam, ia menatap pria paruh baya itu dengan tatapan garang.

“Bawa dia.” Suaranya bagaikan Raja Neraka, begitu menggentarkan.

Dan saat awal-awal diinterogasi, pria paruh baya itu tak mau mengakui siapakah yang memberinya perintah.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu