Innocent Kid - Bab 311 Kamu Harus Membantu Ku

Sekali Scarlett tertimpa masalah, Oscar pun langsung lapor polisi, juga memberikan tekanan pada pihak kepolisian, agar mereka secepatnya bisa menangkap penjahat itu.

Namun dengan keadaan dimana pihak kepolisian mengerahkan banyak tenaga polisi untuk menangkap orang itu, tetap saja tidak ada hasil.

Hal ini membuat pihak kepolisian dan Oscar sangat kesal!

“Kak, Kota Jin begitu besar, dicari kemana-mana, pun hampir mengangkat tanah , juga tidak bisa menemukan orang tersebut. Menurut kamu apakah dia mempunyai kemampuan menyembunyikan diri atau kemampuan melewati tanah?”

Karena tidak bisa menemukan orang, Oscar pun tidak tahan untuk mengeluh di depan Theo.

Scarlett yang disamping mendengar hal itu, sesaat tidak bisa menahannya, tertawa dengan suara “dengus”

Oscar seketika tidak gembira, membalikkan kepala, “Kakak ipar, aku bukan sedang bercanda!”

Bisa terlihat dia sungguh sangat gelisah, Scarlett dengan segera menyimpan senyumannya, menenangkannya dan berkata: “Sebenarnya kamu juga tidak perlu secemas ini,cari pelan-pelan pasti bisa ditemukan.”

“Cari pelan-pelan?” Oscar mengerutkan alis, lalu menunjuk Scarlett dan berkata pada Theo: “Kak, kamu dengar tidak, kakak ipar ingin aku cari pelan-pelan.”

Theo menjuling Scarlett, mengangkat matanya, dengan pandangan yang dingin melihat Oscar, bertanya: “Kamu dengar kata-kata ku atau dia?”

“Dengar kamu.” Oscar menekan bibirnya.

Beberapa hari ini dia tersiksa karena masalah ini hingga kepala nya hampir botak, jika tidak bisa menemukan orangnya lagi dia benar-benar akan botak.

Theo menyimpan kembali pandangannya, dengan tenang menganalisa dan berkata: “ Orang masih di Kota Jin, mungkin bersembunyi du tempat tertentu, dia akan muncul lagi.”

“Muncul? Mungkinkah ?”

Menurut Oscar, meskipun sudah membuat 2 kasus berturut-turut, berdasarkan sifatnya, pasti mau melarikan diri, lari semakin jauh semakin baik.

“Dia bisa melakukan sesuatu terhadap Lett, hanya karena ingin membalaskan dendam komplotannya yang tertangkap. Kemarin tidak sukses, pasti akan melakukannya lagi.”

Mengatakn sampai disini , ekspresi wajah Theo mendalam, kali ini dia sama sekali tidak akan membiarkan Lett kembali terluka sedikit pun.

“Kalu begitu aku akan mengutus beberapa orang lagi untuk melindungi kakak ipar.” Kata Oscar.

Scarlett mengerutkan alis, dengan ragu berkata: “Se.... Seharusnya tidak separah itu kan?”

Merasa dia akan segera hewan yang dilindungi, apakah hanya dengan orang tidak tertangkap, maka kelak ia keluar masuk pun harus diikuti oleh pengawal?

Oscar membalikkan kepala melihatnya, “Kakak ipar, tidak peduli separah itu atau tidak, lebih hati-hati akan selalu lebih baik.”

Scarlett mengangguk-anggukkan kepala, ini memang benar.

Pengalamannya hari itu ia sungguh tidak ingin mengalaminya lagi.

“Mommy!”

Pun pada saat ini, sebuah tubuh kecil berlari ke arah Scarlett.

Namun masih belum bersentuhan dengan Scarlett, kera bajunya pun di pegang oleh Theo, diangkat, lalu dilepaskan kembali dengan jarak 10 hingga 20 cm dari kasur.

Baru saja dilepaskan, Ace pun hendak berlari kesana lagi.

Theo hanya bisa menangkapnya, menegurnya dengan suara yang keras : “Ace Jin!”

Mata Ace seketika memerah, detik berikutnya, “Waa” tangisan nya pun terdengar.

“Aku ingin memeluk Mommy.”

Dia menangis terisak dengan saat menderita.

“Theo, kamu....”

Scarlett dengan sedikit tidak senang menatap Theo, lalu memberi isyarat pada Ace, “Ace, kamu kemari.”

Ace mengangkat kaki mau kesana, namun teringat perlakuan Daddy tadi, ia pun melihat Theo dengan takut.

Theo menganggukkan kepala.

Dia hanya takut ia bisa menekan sakit Scarlett.

Mendapatkan persetujuannya, Ace baru berani berjalan kesana.

Scarlett mengusap air mata di wajahnya, dengan tertawa membujuknya: “Ace, jangan menangis lagi ya. Tunggu Mommy sembuh, kamu boleh peluk sesuka mu, ok?”

“Ya.” Ace menganggukkan kepala dengan imut.

“Ace sangat penurut.” Scarlett dengan lembut mengelus-elus kepalanya.

Setelah itu, Theo dan Oscar pergi bersama, dan karena Ace ingin menemani Mommy nya, ia pun tinggal disana.

Ditemani oleh Ace, Scarlett juga tidak merasa bosan, kamar pasienkadang-kadang terdengar suara yang menggembirakan.

……

Bertepatan pada saat ini, di sebuah kawasan tua tertentu di Kota Jin , Clarissa memberhentikan mobilnya di bawah 1 gedung.

Ia membuka pintu dan turun dari mobil, mengangkat kepala melihat rumah tua yang sudah dipenuhi dengan lumut, membuat wajah dengan riasan yang indah itu dipenuhi dengan rasa jijik.

Jika bukan karena pria itu menyuruhnya datang kesini, dia benar-benar tidak ingin datang ke tempat seperti ini.

Tangga yang sempit hanya bisa dilewati oleh 1 orang , dinding yang berbintik-bintik, garis cahaya yang redup, dalam Clarissa pun merasa was-was.

Berjalan hingga ke lantai 3, dia mengetuk pintu di sebelah kiri.

Tidak lama, pintu pun terbuka, namun hanya terbuka sedikit, wajah seorang pria pun muncul.

Sekali pria itu melihat ada Clarissa, barulah ia membuka pintu, dan membiarkannya masuk.

Aroma busuk dari rumah tua ini tercium, ditambah dengan sampah-sampah yang berantakan yang memenuhi rumah ini seakan-akan tidak ada tempat lagi untuk menginjakkan kaki.

Clarissa mengangkat tangan menutup mulut dan hidungnya, alis mata nya penuh dengan ekspresi jijik.

Menggeser dengan menendang sampah itu, setelah berdiri dengan baik, barulah Clarissa memutar kepala melihat pria itu, “Katakanlah, kamu mencari ku untuk apa?”

“Keadaan diluar seperti apa?” Tanya pria itu.

“Bisa keadaan apa lagi, pihak kepolisian terus mencari mu.”

Mendengar hal itu, pria ini mengerutkan alis, “Tidak boleh,aku tidak bisa menetap di Kota Jin, kamu harus membantukan meninggalkan kota ini.”

Ujung alis Clarissa naik, “Kamu ingin pergi, tidak masalah. Tapi juga harus kamu bisa pergi.”

“Apa maksud mu?” Pria itu dengan waspada melihatnya.

“Keluarga Jin dan pihak kepolisian sudah mengutus orang di masing-masing halte bus dan bandara, terlebih kamu adalah burnonan, ingin meninggalkan tempat ini tidak semudah itu.”

Pria itu seketika risau, “Jadi bagaimana? Aku tidak ingin masuk penjara.”

Clarissa dengan cuek menjulingnya, dengan ejekan berkata: “Kamu masih seorang pria tidak? Perlukah risau seperti ini?”

“Apa kamu bilang?” Pria itu marah karena nada menghina dalam perkataan Clarissa, dengan ganas menatapnya, “Kamu lebih baik hati-hati dalam berbicara, lagi pula aku sudah menjadi buronan, tidak takut melakukan kejahatan lagi.”

Clarissa sangat tahu orang seperti dia ini, dibawah amarah ia bisa melakukan apa saja.

Demi keamanan nyawanya sendiri, dia pun hati-hati dalam perkataan nya.

“Kakak besar, kamu jangan khawatir, aku akan memikirkan cara untuk membantu mu meninggalkan Kota Jin.”

“Aku beritahu pada mu, jika tiba saatnya aku tidak meninggalkan Kota Jin, tertangkap, kamu juga jangan berharap bisa hidup tenang, tahu tidak?”

“Tahu.”

Alis Clarissa menurun, menutupi rasa sedih yang berlalu cepat di matanya.

Meskipun pria itu tidak mengancamnya, dia juga sangat jelas jika pria itu tertangkap, dia juga tidak bisa lari.

Uang, jadi untuk kebaikannya sendiri, dia harus memikirkan cara untuk mengantar pria itu pergi.

Hanya saja apa yang harus ia lakukan agar bisa terhindar dari penglihatan pihak kepolisian dan Keluarga Jin, dan mengantar nya pergi?

Melihat Clarissa tidak tahu sedang memikirkan apa dan tidak berbicara, pria itu pun berkata: “Kamu lebih baik jangan mengambil kesempatan dan merencanakan sesuatu, jika tidak aku sama sekali tidak akan melepaskanmu.”

Clarissa mengangkat mata melihatnya, wajah nya dipenuhi senyuman membujuk, berkata: “Bagaimana bisa? Kakak besar kamu berpikir terlalu banyak.”

Pria itu menatap dia sesaat, baru berkata: “Uang yang kamu janjikan , ingat ya.”

“Ingat. Aku akan menariknya untuk mu.”

Saat ini barulah pria itu dengan puas mengangguk-anggukkan kepala, “Ok, melihat ketulusan kamu, kamu masih butuh aku untuk melakukan sesuatu tidak?”

“Tidak perlu lagi, kamu baik-baik berlindung saja.”

Sekarang dia tidak cocok keluar rumah, sekali keluar sama artinya dengan memasukkan diri ke dalam perangkap.

Clarissa melihat tidak ada masalah dengannya lagi, pun duluan meninggalkan tempat itu.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu