Innocent Kid - Bab 949 Hanya Sebuah Insiden Kecil

Setibanya di tempat duduk, Nesya menjelaskan kejadian yang barusan terjadi.

“Mommy, kakak tidak sengaja menabrak seorang tante.”

Setelah mendengarkannya, Scarlett dengan segera bertanya kepada Ace, “Apakah kamu meminta maaf kepada orang tersebut?”

Ace menganggukkan kepalanya, “Iya, aku telah meminta maaf kepada tante tersebut.”

Scarlett terlihat sangat puas dan mengelus kepalanya, “Ace adalah kebanggaannya kita.”

“Mommy, tante tersebut sangatlah cantik.” Nesya mengatakan ini, “Jika aku tumbuh besar nanti, aku ingin cantik seperti.”

Ketika mendengar putrinya memuji orang lain, Scarlett dan Theo saling melirik lalu dengan sedikit berpura-pura cemburu lalu bertanya: “Nesya, Mommy dan tante tersebut siapakah yang lebih cantik?”

“Hmm...”

Nesya memiringkan kepalanya lalu melihatnya dengan lama dan berkata: “Tentu saja mommy lebih cantik.”

Scarlett tersenyum berniat untuk memujinya lalu terdengar dia menambahkan : “Tante itu juga cantik, Nesya juga menyukainya.”

Yang bisa membuat Nesya seseorang, membuat Scarlett penasaran dengan penampilan wanita tersebut.

“Nesya, kamu harus ingat, jika mommy merupakan wanita paling cantik di dunia.” Theo dengan serius mengajarkan Nesya

Nesya menganggukkan kepalanya, “Aku tahu, daddy juga orang yang paling tampan sedunia, aku dan kakak juga merupakan anak yang paling mengemaskan di dunia.”

Perkataan yang polos tersebut membuat kedua orang dewasa itu tertawa.

“Sungguh anak yang cerdas.” Scarelett tersenyum ringan dan mencubit pipinya.

Nesya yang mendapatkan pujian ini tersenyum sambil melengkungkan alis matanya.

Tetapi hal ini berlangsung secara cepat dan tidak dimasukkan ke dalam pikiran mereka, anggap saja sebuah insiden kecil.

Langit sudah mulai gelap, Theo membawa istri dan anaknya pulang ke rumah.

Kedua anak ini makan sepanjang hari, bermain hingga kelelahan tanpa makan malam mereka mandi dan langsung tidur.

“Jika setiap harinya patuh seperti ini pasti menyenangkan.”

Ibu Jin sambil membantu menyelimuti anak-anak ini sambil tersenyum.

Scarlett juga tersenyum, “Kedua anak ini sangat bersemangat, bahkan mereka tidak mengatakan lelah hari ini bahkan aku yang merasa lelah.”

Setelah mendengar ini, ibu Theo dengan segera berkata: “Kalau begitu kamu segera makan malam lalu istirahatlah lebih awal.”

Melihat wajah ibu Jin yang kelihatan cemas, Scarlett menenangkannya: “Ma, tubuh tidak selemah seperti yang kamu pikirkan, kamu jangan cemas.”

“Tidak lemah, bahkan kemarin kamu pingsan.” Ibu Jin memandangnya dengan penuh kecemasan.

“Itu hanya sebuah kecelakaan saja.” Scarlett memegang erat tangannya, “Ma, aku dan Theo mungkin harus pergi ke Kyoto lagi, Ace dan Nesya akan merepotkanmu lagi.”

“Kita ini satu keluarga, tidak perlu merasa repot segala.” Ibu Jin menepuk tangannya, “Titip salam buat kakek dan sekeluarga kemudian katakan ke mamamu untuk menjaga kesehatan, kami semuanya menunggu dia pulang.”

Scarlett mengusap hidungnya sambil menarik nafas dan menahan tangisnya lalu tersenyum: “Anda tenang saja, aku akan memberitahu mamaku.”

Ibu Jin tersenyum dan menganti topik, “Ayo, kita ke bawah untuk makan.”

Setelah makan, Scarlett beristirahat sejenak diatas dan Theo menemani ayah Jin berada di ruangan buku.

“Theo, ada masalah apa di Italia sana?” Ayah Jin langsungbertanya.

“Tidak ada apa-apa, hanya bekerja sama dengan keluarga Fang untuk mengerjakan sebuah proyek.”

Theo tidak ingin ayah Jin mengetahui terlalu banyak, karena ini tidak terlihat baik untuk keluarga Jin.

“Kerjasama proyek apa?” Ayah Jin bertanya dengan penasaran.

“Farmasi.”

Ayah Jin menganggukkan kepalanya dan tidak bertanya lagi, “Aku mendengarnya dari Oscar dan hanya ingin mengonfirmasi hal ini.”

“Pa jika tidak ada hal lain lagi, aku keluar dulu.”

“Pergilah.”

Theo kembali ke kamarnya dan melihat Scarlett masih bersandar di tempat tidur sambil melihat buku lalu mengerutkan dahinya, “Kenapa kamu belum tidur?”

“Menunggu kamu.” Scarlett menutup buku dan meletakkan di sebelahnya.

Theo berjalan masuk dan berkata dengan lembut : “Jika lelah beristrihatlah terlebih dahulu, tidak perlu menungguku.”

“Aku tidak lelah.” Scarlett berpikir lalu bertanya: “Papa membicarakan apa denganmu?”

“Urusan perusahaan.”

Scarlett menganggukkan kepalanya, “Aku kira dia memanggilmu dan ingin memberikan kamu sedikit nasihat.”

“Kenapa?”

“Akhir-akhir ini gara-gara kamu mengurus masalahku dan keluarga Fang, lalu tidak mengurus masalah perushaaan dengan baik.”

Setelah mengatakan ini Scarlett merasa sedikit bersalah.

Meskipun sekarang Theo menjabat sebagai direktur utama, selain membuat beberapa keputusan penting, dan sisanya akan diserahkan kepada Oscar tetapi dirinya merasa dia telah menunda pekerjaannya.

“Ada Oscar, kamu tidak perlu cemas.” Theo berkata, “Pekerjaan yang paling penting sekarang adalah menemanimu.”

Scarlett sedikit mengerutkan dahinya, “Kenapa aku merasa kamu seperti menyembunyikan sesuatu dari diriku? Ada apa dengan bakteri di tubuhku?”

Hari ini mengajak sekeluarga untuk bermain diluar dan sekarang dia mengatakan yang paling penting adalah meluangkan waktu untuk menemani dirinya.

Dirinya merasaa ada sesuatu yang tidak beres.

“Tidak ada, kamu jangan terlalu banyak berpikir, istirahatlah lebih awal, besok harus ke Kyoto.”

Dengan lembutnya Theo mengelus kepalanya kemudian memalingkan badannya dan pergi ke kamar mandi.

Scarlett berbaring dan berpikir apakah dirinya sendiri terlalu banyak berpikir, tetapi hatinya selalu merasa gelisah.

Dia menghelakan nafasnya, selama bakteri itu masih ada, tidak ada seorangpun yang akan merasa tenang.

Theo yang tiba-tiba menjadi seperti ini, pasti ini berkaitan dengan bakteri yang ada di tubuhnya.

Scarlett berpikir lalu tertidur.

Theo keluar dan melihat dia telah tertidur, lalu mengambil selimut dan menyelimuti tubuhnya kemudian memberikan sebuah kecupan di keningnya.

“Kamu pasti akan sehat-sehat saja.” Dia berbisik kepadanya.

...

Keesokan harinya, Theo dan Scarlett menuju ke Kyoto.

Pada saat yang bersama, Fang’s Corp.

“Kenapa ini bisa terjadi?” George membanting dokumen itu ke meja rapat.

Tidak mudah bagi dia untuk merunding kesepakatan proyek kerja sama tetapi pihak lain malah mengingkarinya.

“George, bukannya paman ingin mengatai kamu tetapi bolehkah kamu menandatangai kontraknya terlebih dulu baru memberitahu kesepakatan kerjasama kita, bukankah pembatalan kerja sama ini membuat semua orang merasa tidak senang?”

Simon tidak punya pilihan dan walaupun merasa tidak bisa apa-apa hatinya tetap merasa sangat senang.

Proyek ini merupakan kerjasama pertama yang dipegang oleh George.

Awalnya dia merasa cemas jika negosisasi ini berhasil jika seperti itu maka dia akan sulit untuk melawan George.

George terdiam dan tanpa berkata apapun.

Dia hanya tidak mengerti kenapa lawan membatalkan perjanjiannya padahal sudah jelas perjanjian ini sudah dinegosiasikan dengan baik dan tinggal menandatangai kontrak saja.

“George, kamu masih terlalu muda, tidak memiliki pengalaman, orang-orang tidak akan menyalahkanmu.” Perkataan Mario terlihat seperti sedang membantunya berkata-kata tetapi sebenarnya dia sedang menyindir bahwa dia masih muda dan belum bisa menanggung tanggung jawab yang begitu besar.

“Kerjasama kali ini akan sangat penting buat Fang’s Corp, dan dengan kesepakatan yang tidak berhasil ini, Fang’s Corp akan kehilangan berapa banyak uang.”

“Benar George, kamu tidak bisa seperti apalagi kakekmu telah memberikan perusahaannya kepadamu dengan artian untuk mempercayai kamu tetapi kamu yang sekarang bagaimana membuat kami bisa mempercayai kamu?”

...

Direktur lain juga mulai berpendapat, semuanya dengan arti tidak puas dengan kerjaannya George.

George mengangkat tangannya dan menggosok alisnya lalu berkata: “Kalian tenang saja, aku akan memberikan kalian penjelasan.”

“Penjelasan apa yang akan kamu berikan kepada kami, sekarang kerjasamanya belum sepakat, apakah kamu punya cara untuk menyelamatkannya?” Simon dengan sengaja berkata supaya membuatnya tidak tenang.

George mengangkat bibirnya, “Paman, aku yang bertanggungjawab atas perusahaaan ini sekarang, tidak peduli apapun hasilnya, aku akan selalu bertanggung jawab."

Simon tersenyum, “Baiklah, aku akan melihat bagaimana kamu bertanggungjawab.”

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu