Innocent Kid - Bab 325 Dia Akan Mengakui Kesalahannya

Clarissa Su menolak untuk mengakui kesalahan.

"Masalah sudah mencapai tahap ini, tapi kenapa dia masih tidak mau mengakui kesalahannya?"

Scarlett Jiang tidak bisa mengerti bagaimana sebenarnya pemikiran dari Clarissa Su.

Sekarang Jack Li sudah mengakui semuanya, pihak polisi pun sudah menyimpulkan bahwa memang dialah dalangnya setelah hasil penyelidikan, tapi dia tetap saja keras kepala tidak mengakuinya.

"Kamu harus menanyakannya pada kakakku kalau begitu." Oscar Jin sambil memasukkan anggur ke dalam mulutnya sambil memandang ke arah Theo Jin yang berdiri di samping jendela.

"Apa maksudnya?" Scarlett Jiang tidak mengerti.

Oscar Jin menelan anggur yang ada di mulutnya, baru mulai berkata dengan perlahan: "Asalkan Su's Corp. masih belum kembali ke keadaan normal, Clarissa Su tidak akan mengakui kesalahannya."

Ternyata begitu.

Scalett Jiang merenung sejenak, lalu bertanya: "Theo, jadi kamu berencana bagaimana?"

Mendengar pertanyaannya, Theo Jin memalingkan kepalanya, wajah tampannya sangat tenang tanpa ada riak ekspresi apapun, menjawab dengan datar: "Dia pasti akan mengakui kesalahannya."

Dia pasti akan?

Sang pria merasa begitu yakin?

Ataupun ini maksudnya dia berniat untuk melepaskan Su's Corp.?

Scarlett Jiang penuh dengan tanda tanya, ingin bertanya lebih jelas, tapi sebelum dia sempat membuka mulut, sang pria lanjut bertanya: "Kamu ingin keluar dari rumah sakit tidak?"

Topik pembicaraan ini dialihkan dengan terlalu mendadak, Scarlett Jiang melongo beberapa detik, lalu kembali sadar, bertanya dengan sedikit bersemangat: "Apakah aku sudah boleh keluar dari rumah sakit?"

"Hmm."

"Bagus sekali! Aku akan keluar dari rumah sakit. Kalau terus menetap di sini, aku akan menjadi jamuran."

Mengetahui dirinya akan segera keluar dari rumah sakit, Scarlett Jiang langsung tersenyum begitu bahagia hingga matanya hampir menyipit membentuk sebuah garis.

"Kakak ipar sudah boleh keluar dari rumah sakit, jadi bagaimana denganku?" Oscar Jin berkata dengan nada bicara sedih, dia tidak ingin menetap di rumah sakit sendirian, begitu membosankan.

"Kamu tinggallah untuk beberapa hari lagi."

"Tidak mau!" Oscar Jin berteriak merengek, "Aku juga ingin keluar dari rumah sakit, tidak ingin menetap di sini lagi."

"Benarkah?" Scarlett Jiang merasa curiga melihatnya, "Apakah kamu rela meninggalkan para suster di sini? Bukankah kamu selalu berbincang-bincang bersama mereka dengan begitu riang setiap hari?"

Oscar Jin melekukkan sudut bibir bawahnya, berkata dengan sedikit malu: "Itu hanya sekedar untuk menghabiskan waktu."

"Menghabiskan waktu? Aku rasa tidak terlihat seperti itu, mungkin saja nanti saat keluar dari rumah sakit, kamu langsung bisa membawa pulang seorang istri kepada tante." Scarlett Jiang tersenyum sambil mengusiknya.

Istri?

Ada sesuatu yang melintas dengan pesat di balik matanya, dia bergumam dengan suara kecil: "Yang kusukai, sekarang telah menjadi istrinya orang lain, aku sama sekali tidak tertarik dengan satupun wanita yang di sini."

"Kamu bilang apa?" Scarlett Jiang tidak mendengarnya dengan jelas.

"Tidak ada."

Theo Jin membalikkan kepalanya melihat ke arah kakaknya, "Kak, bawalah kakak ipar dan membantunya membereskan barang. Aku bisa seorang diri di sini."

"Kamu yakin kamu bisa?" Theo Jin melihatnya dengan sedikit curiga.

"Aku bisa memanggil suster untuk datang membantu."

"Kalau begitu, hubungilah aku jika ada masalah."

Theo Jin membawa Scarlett jiang pergi, di dalam kamar pasien hanya tersisa Oscar Jin seorang, suasana dalam sekejab menjadi sangat sunyi.

Dia melihat ke sekitar sejenak, wajahnya menunjukkan ekspresi kemurungan, sudut mulutnya melekuk membentuk senyuman menertawakan diri sendiri.

"Tuan Jin."

Tiba-tiba, sebuah suara yang jelas terdengar dari arah pintu.

Oscar Jin memalingkan kepala, dia adalah seorang suster yang masih belum lancar dalam menyuntik hari itu.

Bernama... siapa namanya hari itu?

Sang pria berusaha mengingat kembali namanya, ketika sang suster telah berjalan hingga ke samping ranjang, kebetulan dia telah mengingatnya kembali, "Kamu adalah Devina Song."

Melihat sang pria masih mengingat dirinya, Devina Song seketika langsung tersenyum dengan mata yang ikut melekuk, berkata dengan merasa senang: "Ternyata kamu masih mengingatku."

"Ingatanku sangatlah bagus." Oscar Jin memuji dirinya sejenak, lalu bertanya: "Apakah kamu lagi yang akan menyuntikku?"

Selanjutnya, dia berlagak seperti sangat ketakutan, "Aku boleh meminta untuk ganti orang tidak?"

"Tuan Jin!" Devina Song merasa malu dan wajahnya memerah, "Boleh tidak jangan mengungkit hal itu lagi?"

Sang wanita memiliki wajah yang terlihat seperti wajah bayi, kulitnya sangat putih, kelihatannya sangatlah imut, sekarang wajahnya telah memerah, terlihat bagaikan buah apel yang matang.

Seakan-akan merasa ada sesuatu yang bergejolak di hatinya.

Tapi Oscar Jin tidak mempedulikannya, dia tertawa lepas sejenak, berkata: "Baik, aku tidak akan mengungkitnya lagi. Jadi kamu datang untuk apa?"

"Datang untuk menjengukmu." Devina Song melihat ke arah kakinya, lalu bertanya dengan perhatian: "Apakah kabarmu masih baik-baik saja?"

"Hmm...... selain merasa gatal sedikit, tidak ada lagi masalah lain."

"Kalaupun gatal, tetap harus menahannya."

Theo Jin tersenyum, "Kamu sedang beromong kosong ya?"

Devina Song mengedipkan mata besarnya sejenak, dengan mata yang jernih menatapnya, "Yang kukatakan memang benar kok, memang harus menahannya."

Oscar Jin menarik nafas yang dalam sejenak, lalu melekukkan sudut mulutnya, "Terima kasih kamu telah datang menjengukku, aku sangat senang."

"Bagus jika kamu senang, mulai sekarang, aku akan sering datang menjengukmu."

Theo Jin: "......"

Kenapa terasa bagaikan ayam berbicara dengan bebek saat aku berbicara dengannya?

......

Scarlett Jiang mengira akan pulang ke rumahnya Theo Jin sendiri setelah keluar dari rumah sakit, tapi sama sekali tidak menyangka, sang pria akan mengantarnya pulang ke rumah kediaman Keluarga Jin.

"Kenapa mengantarku ke sini?" Scarlett Jiang melihat villa yang ada di luar, keningnya mulai berkerut.

"Kamu harus dijaga oleh seseorang." Theo Jin memalingkan kepala, menatapnya dengan mendalam.

"Di rumahmu yang sana juga ada orang yang menjagaku, tidak perlu merepotkan tante."

Maksud di balik ucapannya, dia tidak ingin datang ke sini.

Berharap semoga sang pria bisa mengerti terhadap maksudnya.

Theo Jin terdiam sejenak, kemudian kembali berkata: "Lett"

"Hmm."

"Papa dan mamaku bukanlah monster, kamu tidak perlu merasa takut terhadap mereka."

Aku tahu, tapi......"

Dia merasa sangat tidak terbiasa, merasa tidak bebas.

Sang pria mengerti perasaannya, sudut bibirnya melekuk sedikit, "Kita akan menikah, dan kedepannya pasti akan sering datang ke sini dan menginap, jadi kamu harus terbiasa."

Jika kembali mengatakan sesuatu, itu akan membuat dia terkesan arogan.

Makanya, sang wanita menganggukkan kepala, berkata: "Aku mengerti teori ini, aku akan berusaha beradaptasi."

Theo Jin mengangkat sebelah alisnya, "Tidak merasa terpaksa?"

"Tidak." Dia merenggangkan bahunya sejenak, "Siapa suruh aku telah memilihmu?"

Theo Jin spontan tersenyum, "Kenapa rasanya kamu terlihat begitu menyedihkan?"

"Memang ada sedikit, jadi kamu harus memperlakukanku dengan baik, mengerti?" Scarlett Jiang melototinya dengan galak.

"Kalau aku tidak memperlakukanmu dengan baik, aku akan memperlakukan siapa dengan baik?" Theo Jin bersikap memanjakan sambil mengelus kepalanya.

Scarlett Jiang dengan arogan meninggikan dagunya, "Ini baru benar."

......

Sekali lagi kembali ke kediaman Keluarga Jin, Scarlett Jiang tidak lagi merasa tidak bebas seperti sebelumnya, pengurus rumah dan para pembantu sudah kenal dengannya, ketika melihatnya, semuanya menyapanya dengan ramah.

Ibu Jin juga sangat ramah, ketika melihat dia, langsung menarik tangannya berjalan menuju ruang tamu, lalu berpesan pada pengurus rumah untuk mengantarkan kopernya ke kamarnya Theo Jin.

Mendengar hal ini, Scarlett Jiang merasa sangat terkejut dan melototkan matanya lebar-lebar, dia langsung bergegas memanggil untuk menghentikannya dan mengangkat koper hendak ke atas, kemudian berkata terhadap Ibu Jin: "Tante, aku tinggal di kamar sebelumnya saja."

"Mana boleh seperti itu?" Ibu Jin memandangnya dengan galak, "Kamu dan Theo akan menikah cepat atau lambat, tidur dalam satu kamar yang sama bukanlah masalah besar."

Meskipun dia dan Theo Jin sudah melakukannya, tapi jika tidur dalam kamar yang sama secara terang-terangan seperti ini, sepertinya...... tidak begitu bagus.

Tidak ingin membuat Ibu Jin merasa dirinya begitu sembarangan, makanya dia menolaknya dengan sedih, "Tante, aku sekarang harus tidur lebih awal, dan Theo Jin pulang lebih larut, jadi sebaiknya tidur berpisah saja."

"Benar juga, kesehatanmu saat ini masih belum membaik, perlu istirahat yang cukup." Ibu Jin merenungkannya sejenak, dan memutuskan untuk menyuruh pengurus rumah membawa koper ke kamar yang sebelumnya.

Scarlett Jiang diam-diam menghela nafas lega.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu