Innocent Kid - Bab 569 Dia pasti Anak Harammu

Setelah mendengarkan semuanya, ternyata seperti itu.

Tetapi kembali ada sedikit kecurigaan, Theo Jin berhati dingin, bukan orang yang bersifat mengurusi urusan orang lain.

Meskipun bertemu dengan orang yang dari negara sama di luar negeri, maksimal hanya mengantarkan dia sampai ke pos polisi.

Khusus menerimanya di dalam rumah, bagaimanapun tidak cocok dengan dia.

Ayah Jin memandang putra tertuanya sambil berpikir.

Mendengar jawaban menyangkal, Ibu Jin merasa sedikit kecewa.

Melihat wajah cantik gadis kecil itu, dia menghela nafas dalam diam.

Gadis kecil yang begitu cantik, jika benar adalah putri Theo, dia juga akan menerimanya.

Oscar Jin di sampingnya berkata dengan berlebihan : “Wow, kalian sangat kebetulan sekali, di luar negeri bertemu, di dalam negeri pun bertemu, dunia begitu besar, kalian benar-benar berjodoh.”

Theo Jin memelototinya, berkata dengan pelan : “Kamu masih berani berkata seperti itu, kamu dan Ace tidak ada yang harus dilakukan, begitu keluar lalu “memungut”anak?”

Akhirnya setelah berputar-putar, kembali ke tangannya.

Ternyata di dunia ini ada berbagai macam hal aneh.

Theo Jin dan Ace saling memandang lalu tertawa dua, tindakannya sama persis.

“Itu tidak benar, sebenarnya anak itu anehnya cukup dekat denganmu.” Oscar Jin bergumam.

Hasilnya Theo Jin kembali memutar matanya pada Oscar Jin, Oscar Jin kembali menutup mulutnya.

Tapi masalah yang dihadapi sekarang adalah harus bagaimana dengan anak ini, tidak mungkin ikut pulang bersama dengan mereka.

Pertama, mereka tidak tahu dimana orangtuanya, mereka juga tidak mungkin menunggu terlalu lama disini.

Kedua, mereka ini keluarga besar, semuanya menunggu disini juga tidak realistis

“Kak, apa mau lapor polisi?” Oscar Jin menyarankan.

Tentu saja di dalam hati Theo Jin dia tidak ingin melakukannya, karena bagi Nesya, orang-orang itu adalah orang asing, tidak tega menyerahkannya kepada mereka.

Gadis kecil itu berkedip menatap Theo Jin, Theo Jin merasa hatinya melumer.

Saat sedang bingung, Ace memberikan ide, ”Daddy, bukankah kamu memiliki nomor telepon Daddy nya adik? Kita ajak adik untuk makan dulu, kemudian meminta daddynya untuk menjemput.”

Theo Jin merasa ide ini juga lumayan bagus, menganggukkan kepalanya dan berkata : ”Oke.”

Setelah berdiskusi, Theo Jin menanyakan pendapat gadis kecil itu, “Apakah mau ikut makan bersama kami, atau minta Daddy untuk menjemput?”

Gadis kecil itu memeluk leher Theo Jin dengan lebih erat, dengan lugas berkata: “Ingin makan dengan Daddy dan kakak.”

Selesai berkata, Theo Jin tersenyum.

“Daddy, turunkan saja adik, aku ingin berjalan bersamanya.”

Saat Theo Jin ingin berjalan sambil menggendong gadis kecil itu, Ace menarik sudut baju Theo Jin.

Theo Jin menganggukkan kepala dan menurunkan gadis kecil itu.

Melihat interaksi beberapa orang, Oscar Jin berkata dengan emosi : “Kak, kamu bilang bahwa ini bukan anak harammu, aku tidak percaya.”

“Oscar Jin, tutup mulutmu, tidak ada yang menganggapmu sebagai orang bisu jika kamu tidak bicara.” Theo Jin melotot padanya dan berjalan keluar duluan.

Gadis kecil itu bergandengan tangan dengan Ace, berbisik-bisik dengan gembira.

Sekeluarga berramai-ramai duduk di mobil pergi ke restoran.

Di tengah perjalanan, Theo Jin mencari nomor Leon Fu dan mengirimnya pesan, memberitahu bahwa anaknya ada dengannya.

Kemudian menaruh ponsel di sebelahnya, lalu berkonsentrasi menyetir.

Di kursi belakang mobil, kedua anak duduk berdampingan, tangan dan kaki berdampingan.

Ace dengan antusias menceritakan kepada Nesya tentang hal-hal yang menyenangkan di sekolah, membuat gadis itu tertawa terpingkal-pingkal.

“Kakak, kamu hebat sekali.” Gadis kecil itu menyangga dagunya dengan satu tangan, dan menatap Ace dengan tatapan penuh kekaguman.

Ace dipuji oleh adik yang cantik menjadi merasa malu.

Tetapi dia menepuk dadanya dan berkata : ”Tunggu kamu masuk sekolah, beritahu kakak jika ada orang yang mengganggumu, kakak akan melindungimu.”

Seorang kakak tentu saja harus melindungi adiknya, kata Ace dalam hati.

Ada rasa ingin melindungi Nesya saat Ace melihatnya.

Nesya mengganggukan kepala dengan keras dan berkata dengan berani : ”Kalau begitu aku juga mau melindungi kakak, jangan sampai ada orang yang mengganggumu.”

Ace merasa tidak enak mendengarnya, biar bagaimanapun adik adalah perempuan, bagaimana bisa dirinya dilindungi olehnya.

Tetapi Ace tidak ingin menghilangkan kebahagiaan adiknya, dan memutuskan untuk mematuhi perkataan adiknya.

Turuti saja apa yang dia mau, setidaknya membuat dirinya menjadi lebih hebat, tidak akan membiarkan adiknya terluka.

Theo Jin yang ada di kursi pengemudi tidak bisa menahan tawanya, benar-benar anak kecil, baru bertemu dua kali tapi sudah bicara sejauh itu.

Di tempat lain, Leon Fu sangat cemas setelah mendapat kabar.

Nesya dan Scarlett Jiang pergi keluar bersama, sekarang Nesya hilang, kemana Scarlett?

Leon Fu tahu, Scarlett selalu menjaga Nesya seperti menjaga biji matanya.

Biasanya dia tidak akan membiarkannya lolos dari pengawasannya, yang terakhir kali adalah kecelakaan, kali ini…..

Leon Fu membalas pesan menyatakan permintaan maafnya, meminta bantuan pada Theo Jin agar membantu menjaganya sebentar, lalu segera menelpon Scarlett Jiang.

Leon Fu kaget saat telepon dijawab oleh suara seorang wanita yang tidak dikenalnya.

Dia melihat layar ponsel dan menyadari dia tidak salah nomor, beberapa saat dia bertanya : “Ini adalah ponsel istri saya, maaf anda siapa?

Orang tersebut menjawab : “Aku adalah perawat di Rumah Sakit Pusat Kota Bei, istri anda pingsan dan diantar oleh beberapa orang yang lewat ke rumah sakit, anda cepat datang kemari.”

Setelah mendengar berita ini, Leon Fu segera melaju menuju rumah sakit.

Scarlett Jiang masih belum siuman, dia masih diam tertidur di atas ranjang rumah sakit.

Di tangan nya terpasang selang infus, keningnya sedikit mengernyit.

Bahkan saat tidur pun jelas terlihat bahwa bahkan di dalam mimpinya pun dia tidak tenang.

Jari-jari panjang Leon Fu mengusap lembut keningnya, membereskan ujung selimutnya, lalu keluar mencari dokter

Hatinya bingung, Scarlett Jiang baik-baik saja sebelum keluar, bahkan masih mengirimkan pesan padanya, bagaimana dia bisa tiba-tiba pingsan?

Leon Fu takut jika dia menderita penyakit yang dia sendiri tidak tahu.

Sampai di ruang konsultasi dokter

“Pasien menerima sesuatu yang mengejutkan, dia tiba-tiba pingsan dikarenakan rasa sakit yang parah di otak besar, tunggu saja sampai dia sadar, pasti tidak ada masalah.”

Kata dokter yang bertanggung jawab atas Scarlett Jiang berkata sambil membolak balikkan catatan medis.

Leon Fu menghela nafas dengan ringan, baguslah kalau tidak masalah, pingsan karena menerima sesuatu yang mengejutkan u hanyalah penyakit lama.

Dulu sudah beberapa kali terjadi hal yang sama, kemudian akhirnya sadar dan tidak apa-apa.

Leon Fu sendiri juga adalah seorang dokter, dia tahu keadaan Scarlett Jiang seperti ini tidak mungkin ada masalah serius, hanya saja dia merasa kasihan pada Scarlett Jiang yang terjatuh.

Dia menatap wajah pucat Scarlett Jiang sambil berpikir, hatinya samar-samar memiliki beberapa tebakan.

Di kamar rumah sakit sangat sunyi, beberapa saat kemudian, Scarlett Jiang terbangun.

Dia merasa sekujur tubuhnya tidak bertenaga, membuka matanya pun seperti menghabiskan semua kekuatannya.

Scarlett Jiang menatap langit-langit berwarna putih seperti salju di atasnya, dia merasa kepalanya seperti sebuah adonan yang campur aduk, sangat berantakan.

“Kamu sudah bangun.” Terdengar suara di sebelah telinganya.

Scarlett Jiang menoleh, mengenali Leon Fu, dia setengah duduk dan mengernyitkan dahi, bertanya : “Apa yang terjadi padaku?”

Dia ingat sepertinya dirinya sedang berjalan di jalan, lalu dia melihat sebuah toko baju pengantin, selanjutnya dia tak ingat apapun.

Apakah dia pingsan kembali?

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu