Innocent Kid - Bab 804 Tidak Perlu Berpura-pura

Leon yang melihat dia tidak memperdulikannya ini hatinya dengan perasaan sakit ia berkata : “Scarlett, apakah kamu tidak bisa mempercayai aku? Aku hanya ingin membawa kamu ke Itali untuk diobati.”

Dengan segera sikapnya yang terlihhat mengkhawatirkan seseorang tetapi Scarlett telah kecewa kepadanya,

“Aku tidak akan percaya dengan perkataanmu itu, setelah tibanya di Itali aku akan segera kembali.”

Leon dengan kokohnya berkata : “Aku tidak akan membiarkan kamu pergi, aku ingin mengobatimu.”

“Theo bisa mengobati aku, kamu tidak perlu bersusah payah.”

Perkataannya itu membuat hati Leon terasa sakit.

“Scarlett, apakah dihatimu hanya ada dia saja?”

Scarlett yang mendengar ini berkata dengan dinginnya, “Jika tidak? Setidaknya dia tidak pernah menyakitiku dan pasti akan menghormati keputusanku.”

Perkataannya membuat Leon tidak bisa berkata apa-apa, dengan mulutnya yang terbuka dirinya ingin menjelaskan tetapi pada akhirnya dirinya hanya memilih untuk menutup bibirnya saja.

Scarlett tidak memperdulikan Leon, dia menganti tempat duduknya dengan orang di sebelah, sambil memejamkan kedua matanya.

Leon tahu perbuatan dia ini telah sangat menyakiti Scarlett, tetapi hatinya tidak menyesal karena setidaknya dia adalah milik dirinya.

Catherina yang dari belakang ini mendengar pembicaraannya mereka dan mengerutkan dahinya.

Dirinya berharap Scarlett bisa lebih mendengarkan lagi.

Setelah beberapa lama, Scarlett kembali tidak sadarkan diri.

Tidak tahu apakah semua ini karena obat atau karena dirinya seperti tidak beristirahat dengan cukup.

Setelah tidak tahu sudah berapa lama ini, Scarlett terbangun karena ada sebuah suara yang berisik, ketika dirinya terbangun hatinya cukup bingung.

Scarlett segera berdiri, dan kapan karena ini jaketnya pun terjatuh ke lantai.

Leon yang mendengar suara ini, kembali membuka matanya.

“Sudah bangun, kita telah berada di Itali.”

Mendengar ini Scarlett tidak berpikir lagi langsung segera berjalan kembali kedalam.

Leon yang mendengar ini dengan segera mengejarnya.

Udara di Itali ini terasa dingin hal ini membuat Scarlett mengelus tangannya.

Leon yang berada dibelakang segera mengejarnya sambil mengenakan jaket di bahunya lalu menarik tangannya.

“Scarlett, akan ada mobil yang akan menjemput kita, tunggulah sebentar.”

Scarlett segera menghempaskan tangannya Leon dan berkata dengan dinginnya : “Tidak perlu berpura-pura lagi, aku akan membeli tiket pulang sekarang, aku tidak ingin terlalu lama disini.”

Setelah berkata, dia berjalan ke sisi lain, Leon pun segera membujuknya : “Scarlett, kamu tidak bisa kembali sekarang, kedatangan kita untuk mengobati kamu, aku pasti bisa mengobati kamu.”

“Cukup!”

Scarlett terdiam disana, melihat ke arah Leon dengan ketidak ada sabaran lagi, “Pulang atau tidak itu adalah keputsanku, sebaiknya kamu tidak perlu...”

Belum sempat Scarlett berkata, Catherina telah memukul punggungnya Scarlett.

Seketika Scarlett kembali tidak sadarkan diri lagi.

Catherina segera mendorong Scarlett ke Leon dan berkata : “Untuk apa berkata terlalu banyak kepada dia, buat dia tidak sadarkan diri saja.”

Sekali lagi Scarlett kembali tidak sadarkan diri, hal ini membuat Leon merasa marah sambil memegang Scarlett : “Catherina! Siapa yang mengizinkan kamu melakukan semua ini? !”

Berhadapan dengan Leon yang seperti ini Catherina terlihat tidak senang, sambil menaikkan bahunya : “Yang aku lakukan ini demi kebaikan kita semua, jadi apakah kamu akan membiarkan dia seperti ini?”

“Ini adalah kali terakhirnya kamu melakukan ini, jika kamu berani menyentuhnya lagi maka kamu akan tahu akibatnya.”

Setelah perkataan ini terucap Leon membawa Scarlett yang tidak sadarkan diri ini.

Merasakan perubahan dari Leon yang berubah itu, Catherina melihat Leon dengan tidak senang.

Jika bukan karena dirinya yang diancam ini, maka dia pasti tidak akan memikirkan dia.

Setelah itu beberapa orang ini keluar dari bandara, sebuah mobil abu-abu telah menunggu disana.

Catherina melambaikan tangannya kepada Leon, sambil mengeluarkan sebuah kartu sambil menuliskan sesuatu lalu diberikan kepada Leon.

“Aku harus melaporkan hal ini kepada atasan, kabarkan aku di mana tempat kamu bersembunyi, ini adalah nomor teleponku di Itali. Dan juga segera ganti nomor teleponmu apalagi jika Theo mengetahui hal ini, semua ini akan menjadi malapetaka untuk kita.”

Catherina melambaikan tangannya kepada Leon dan masuk kedalam mobil.

Melihat mobil yang pergi jauh itu, tatapan mata Leon terlihat sangat kejam.

Jika bukan karena mereka telah menyakiti Scarlett, mungkin dirinya tidak akan berhubungan dengan orang-orang ini.

Pada saat ini, telepon genggamnya berbunyi, seseorang teman Itali nya menelepon, Leon pun menarik nafasnya dengan dalam lalu mengangkatnya.

“Leon, alamat apartemen telah aku kirimkan kepadamu, jika kamu ada waktu hubungi kembali aku, biar kita bisa berkumpul.”

“Baik pasti itu.”

Setelah berkata kepada orang tersebut, Leon mematikan teleponnya.

Sebelum dia datang ke Itali, dirinya telah menghubungi seorang teman untuk mencari sebuah tempat.

Setelah dia membuka teleponnya untuk melihat lokasi tempatnya, Leon membawa Scarlett pergi.

Setelah semua selesai, Scarlett tetap tidak sadarkan dirinya, ketika mengingat pukulan Catherina yang keras itu.

Membuat Leon memegang wajah yang tidak asing ini, matanya memperlihatkan tatapan berperasaan.

Hanya pada saat seperti ini, dia sangatlah patuh.

Setelah melewati waktu yang panjang, Leon merasa sedikit lelah, lalu menurunkan dasinya sambil duduk disampingg kasur Scarlett dan tertidur.

Keesokkan harinya, telepon genggamnya berbunyi dan membuat Leon terbangun.

Setelah melihat nomor teleponnya ternyata Catherina yang menghubunginya.

Karena Leon takut membangunkan Scarlett, dengan segera mematikan suaranya dan berjalan keluar.

“Mari bertemu sebentar, ada hal yang perlu aku katakan.”

“Baik, tempatnya di cafe bawah saja, aku takut membangunkan Scarlett.”

Leon berkata dengan tidak tenang.

...

Setelah 10 menit berlalu, kedua orang ini bertemu di cafe bawah.

Kepala Leon menggunakan sesuatu.

Catherina menyendokkan sebuah kue kedalam mulutnya.

Dia seperti memberikan bibir yang terlihat menggoda, “Tuan Fu jangan terburu-buru seperti ini, kedatanganku adalah ingin memberitahukan rencana selanjutnya...”

“Theo mungkin akan dengan segera datang, maka dari itu kita perlu mempercepat langkah ini, jejak sebelumnya telah aku mintai seseorang untuk menutupnya tetapi bagi Theo semua itu pasti bukan masalah. Aku akan dengan segera memperkenalkan kamu dengan bosku tetapi ada satu hal yang perlu aku ingatkan, bosku itu suka mencurigai orang lain, dirinya tidak begitu mudah untuk percaya kepada orang lain, mungkin pada awalnya dia akan tidak percaya padamu, aku berharap kamu bisa mempersiapkan semua ini.”

“Tidak perlu kamu mengingatkan semua ini, jika hanya urusan ini saja kamu tidak perlu menghabiskan waktuku.”

Leon berkata dengan dinginnya lalu pergi begitu saja.

Melihat bayangan Leon itu, membuat Catherina merasa tertarik dan menaikan sudut bibirnya.

Hehe, sepertinya dia sangat peduli kepada Scarlett.

Kelemahan seseorang jika di pegang maka akan mudah melakukan sesuatu, apalagi terhadap pria buta cinta seperti ini!

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu