Innocent Kid - Bab 819 Tempat Ini Tidak Aman

“Kamu dimana?”

“Aku di Seine Hotel, kamar nomor 1808.” Ucap Scarlett Jiang memberitahu nama dan nomor hotel yang ditempatinya.

“Dengarkan aku, Scarlett, mulai dari sekarang, jangan biarkan telepon ini terputus dan kunci pintumu sekarang juga, siapapun itu yang mengetuk pintumu, jangan bukakan! Tunggu aku sampai.”

Theo Jin memberikan aba-aba kepada Alex Gu yang langsung berlari mengikutinya itu, Alex Gu mengerti dan langsung mengirim orang untuk pergi bersama Theo Jin.

Mendengar suara yang sangat dikenalnya dari balik telepon itu, rasa gelisah dalam hati Scarlett Jiang yang sedang duduk bersandar di tepian tempat tidur itu akhirnya perlahan menghilang.

Dia pasti akan datang untuk menyelamatkan dirinya.

Telepon itu lalu mengeluarkan bunyi deru mobil, merasa bahwa pria itu sudah semakin dekat dengannya, Scarlett Jiang mulai merasa lega dan dirinya mulai terisak.

Theo Jin mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh di sepanjang jalan itu, dia takut kalau seandainya dirinya terlambat bahkan untuk satu detik saja, sesuatu yang buruk akan terjadi.

Lima belas menit kemudian, Theo Jin sampai di hotel itu.

Melihat lift yang sudah bergerak naik itu, Theo Jin mulai mengutuk dalam hatinya, dia juga tidak memiliki waktu untuk menunggu lift yang lainnya karena itu dirinya langsung berlari naik dari tangga.

Scarlett Jiang yang tidak dapat menahan rasa gembira ketika mendengar langkah kaki yang tidak beraturan serta napas Theo Jin yang semakin terengah-engah itu langsung berjalan ke balik pintu dan melihat keluar dari lubang intip pintu itu.

“Scarlett, aku sudah sampai.”

Detik ketika dirinya melihat sosok tinggi Theo Jin dari balik lubang intip itu, suara Theo Jin juga tiba-tiba terdengar.

Scarlett Jiang langsung membuka pintu itu dengan perasaan tidak sabar, dirinya sangat gembira sampai-sampai tangannya sedikit bergetar.

Pintu terbuka, hati Theo Jin langsung bergetar ketika melihat wanita yang berdiri setengah tertutup di balik pintu itu.

Dirinya lalu langsung masuk dan memeluk wanita itu dengan erat, “Aku akhirnya menemukanmu.”

Memeluk Scarlett Jiang dengan kedua lengannya, Theo Jin hanya merasa bahwa wanita itu jauh lebih rapuh dari dulu, seolah-olah dirinya akan langsung meremukkan tubuh wanita itu ketika dia menggunakan tenaganya.

Hati Scarlett Jiang yang sudah lama dipenuhi dengan kegelisahan itu seperti langsung tenang ketika berada di dalam pelukkan pria itu saat ini.

Setelah lama berpelukkan, Scarlett Jiang barulah mengangkat kepalanya dan melepaskan dirinya dari pelukkan pria itu dengan pelan, lalu, dengan suara yang sedikit bindeng berkata, “Ayo masuk ke dalam.”

Theo Jin masih tidak rela untuk melepaskan wanita itu, hatinya perih ketika melihat mata Scarlett Jiang yang merah dan bengkak itu.

Dirinya lalu perlahan-lahan menghapus air mata di wajah wanita itu dengan ujung jarinya yang sedikit dingin itu, tetapi semakin dia menghapusnya, air mata itu justru mengalir semakin deras lagi.

Theo Jin tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya ketika dirinya melihat wajah dan tubuh Scarlett Jiang yang jelas menjadi lebih kurus itu.

Dia lalu langsung menggendong wanita itu kembali ke dalam kamar.

Scarlett Jiang menggenggam tangan Theo Jin dengan erat sambil duduk di sisi tempat tidur itu, hanya dengan cara itulah dia baru bisa yakin bahwa dirinya benar-benar berada disebelah pria itu.

Lama menatap mata wanita itu, Theo Jin kemudian menundukkan kepalanya dan mencium bibir wanita itu.

Ciuman itu terus berlanjut sampai napas Scarlett Jiang mulai terengah-engah, saat itulah Theo Jin baru melepaskan wanita itu.

Meski pipi Scarlett Jiang menjadi merah karena ciuman itu, tetapi hal itu masih tidak bisa menutupi wajahnya yang pucat.

Setelah menyelipkan anak rambut Scarlett Jiang ke belakang telingannya, Theo Jin bertanya dengan pelan: “Apa yang terjadi kepadamu beberapa hari ini?”

Mendengar pertanyaan itu, wajah Scarlett Jiang langsung berubah.

Baginya, apa yang dialaminya beberapa hari ini itu adalah sebuah mimpi buruk dan perubahan Leon Fu itu semakin membuatnya tidak ingin mengingatnya kembali.

Melihat perasaan di balik mata Scarlett Jiang itu, Theo Jin menaruh tangannya di punggung wanita itu dan membawanya masuk ke dalam pelukkannya, dia lalu mengelu-elus punggung wanita itu untuk menenangkannya.

“Leon Fu berkata bahwa dia ingin menyembuhkanku dan membawaku datang ke Milan, dia lalu mengunciku di sebuah kamar dan menyuruh orang untuk mengawasiku, lalu…… kami pindah ke vila lainnya.”

Pada masa isolasi itu, dia hanya seorang diri di dalam kamar yang besar itu dan seluruh pembantu yang sewaktu-waktu datang ke sana menatapnya dengan tatapan dingin, takut dirinya akan melarikan diri atau bunuh diri.

Penantian yang tiada akhir dan perasaan takut karena dipenjara itu membuatnya takut untuk tidur dengan mematikan lampu, bahkan suara angin di luar jendela pun bisa langsung membangunkannya dari tidurnya.

Setelah menelan ludahnya dan menenangkan dirinya, suara Scarlett Jiang akhirnya tidak bergetar lagi, “Akhirnya, aku mencari kesempatan dan melarikan diri, setelah itu aku bertemu dengan orang baik di jalan, dia kemudian membawaku ke dalam hotel ini.”

Perasaan takut mulai muncul dari balik mata Scarlett Jiang, matanya yang berkaca-kaca bagaikan seekor kancil kecil itu membuat hati orang yang melihatnya seperti tercabik-cabik.

Theo Jin seperti bisa membayangkan seberapa menakutkan hari-hari yang dilewati Scarlett Jiang belakangan waktu ini hanya untuk lari dari pengawasan Leon Fu.

Seketika, alisnya langsung berkerut, meskipun begitu, batinya juga merasa senang karena untungnya dirinya bisa menemukan Scarlett Jiang lebih dulu.

Karena kalau seandainya Leon Fu atau Buckland menemukan Scarlett Jiang lebih dulu darinya, dirinya tidak tahu berapa banyak kepahitan yang masih akan dialami wanita itu.

Scarlett Jiang mulai merinding sewaktu mengingat kembali pengalamannya beberapa hari yang lalu itu, untungnya dada pria itu sangat hangat, kehangatan itu perlahan-lahan melenyapkan seluruh perasaan takut dalam dirinya.

“Kalau begitu, apa Leon Fu ada berhubungan dengan seseorang beberapa hari ini?” Tanya Theo Jin sambil menepuk-nepuk punggung Scarlett Jiang dengan lemah lembut.

Setelah ragu untuk sesaat, Scarlett Jiang berpikir dengan keras dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Suasana hati Scarlett Jiang juga sudah kembali seperti biasa pada saat itu, dia lalu menarik dirinya dari pelukkan pria itu dan melihat Theo Jin sedang mengerutkan alisnya, dirinya kemudian bertanya dengan perhatian: “Kenapa? Apa sesuatu yang terjadi?”

Selesai berbicara, dia mengangkat tangannya dan meluruskan alis pria itu dengan perlahan.

Melihat kelembutan di balik mata Scarlett Jiang yang memandanginya itu, Theo Jin tersadar dan kembali mengelus rambut lembut wanita itu.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya sedang memikirkan sebuah hal kecil, tidak penting.”

Selesai berbicara, pandangan matanya tidak sengaja terarah pada luka di betis Scarlett Jiang, Theo Jin tiba-tiba langsung berjongkok dan menyentuh kulit betis wanita itu dengan pelan, “Kenapa kamu bisa terluka? Sakit tidak?”

Mata yang biasanya dingin dan datar itu sekarang dipenuhi dengan perasaan cemas.

“Tidak sakit, hanya sebuah luka kecil akibat tergores, sekarang sudah tidak apa-apa.“

Tidak ingin Theo Jin khawatir, dia langsung menarik kakinya ke belakang seusai berbicara.

Tetapi, lukanya itu seperti tertarik ketika dia bergerak, dan membuatnya mendesah sakit dengan pelan.

“Ini yang kamu bilang tidak sakit?”

Theo Jin ingin memegang pergelangan kaki Scarlett Jiang dan memeriksa apakah ada luka lain atau tidak.

Melihat kondisi itu, wajah Scarlett Jiang langsung memerah, dia lalu menundukkan pandangannya karena merasa sedikit malu, tangan putih dan lembutnya kemudian menangkap pergelangan tangan Theo Jin.

“Aku hanya menggores sedikit kulitku ketika terjatuh, tidak apa-apa.”

Kalimat pendek itu justru membuat Theo Jin yang mendengarnya merasa sangat sakit.

Dia kemudian mengelus-elus kepala Scarlett Jiang sambil berkata: “Scarlett, tempat ini tidak aman, kita harus secepatnya pergi dari sini.”

“Baiklah, aku akan pergi denganmu.”

Theo Jin langsung melepaskan jasnnya dan menyelimuti pundak Scarlett Jiang, lalu sambil merangkul tubuh wanita itu, dia membantunya untuk berdiri dan keluar dari kamar itu.

Setelah melewati pintu kaca besar yang berputar itu, Theo Jin berjalan menuju mobil yang terparkir di depan pintu hotel itu sambil memegangi tangan Scarlett Jiang.

Setelah membuka pintu di bagian depan mobil itu, Theo Jin menaruh tangannya di atas kepala Scarlett Jiang sambil mengamati wanita itu masuk ke dalam mobil, dia kemudian merapikan pakaian wanita itu dengan penuh perhatian, setelah itu, barulah dia mengitari mobilnya dan duduk di kursi pengemudi, lalu menghidupkan mesin mobilnya.

Mobil itu kemudian perlahan-lahan bergerak meninggalkan tempat parkir itu dan bergabung dengan mobil lainnya di jalan.

Dalam sebuah mobil yang berada tidak jauh dari sana, Leon Fu melihat seluruhnya.

Kemesraan dua orang itu benar-benar membunuh dirinya.

Scarlett Jiang akhirnya masih memilih untuk pergi dengan Theo Jin.

Leon Fu lalu tertawa dengan pahit, tenggorokannya seperti tercekat.

Dirinya bekerja dengan keras dan berlari kesana-kemari hanya untuk menyembuhkan penyakit Scarlett Jiang, dia bahkan mempertaruhkan tali terakhir yang menyambung hubungan mereka untuk mengurung wanita itu, dan yang di dapatkanya justru sebuah akhir yang menyakitkan seperti ini.

Langit malam yang mendung itu bagaikan perasaan Leon Fu disaat itu.

Baku-baku jari tangan Leon Fu yang memegangi setir kemudi itu memutih dan matanya terus menatap ke arah perginya dua orang itu.

Tiba-tiba, kakinya langsung menginjak gas dan berkendara ke arah jalan raya, membuat daun-daun kuning di atas tanah di belakang mobil nya itu langsung terangkat ke atas.

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu